Setiap perjalanan pasti akan menemui rintangan. Rintangan tersebut ada kalanya datang dari dalam maupun luar diri kita. Faktor internal yang menyebabkan adanya rintangan tersebut adalah sikap kita menghadapi kenyataan. Apakah kita akan berlarut dalam kesedihan? Sedangkan faktor eksternalnya datang dari berbagai sisi yang tak kita duga. Masalah ekonomi berupa banyaknya kebutuhan dan menyempitnya pemasukan, masalah pandangan orang lain, dan permasalahan yang lain.
Setelah lebaran hingga saat ini banyak sekali laki-laki yang diperkenalkan kepada saya untuk menjalin sebuah ikatan. Namun setelah ditelusuri latar belakangnya, kesemuanya mempunyai track record yang kurang baik. Saya tahu memang tak ada manusia yang sempurna. Dan saya juga demikian. Namun dengan berbekal logika yang diberikan oleh Tuhan, saya berhak untuk menentukan pilihan. Saya hanya ingin yang terbaik untuk proses perjalanan saya kedepan.
Disaat hati dilanda kegalauan dan kebimbangan tersebut, kamu selalu mendampingi saya baik secara dekat maupun jauh. Kamu mengingatkan saya ini dan itu perihal hidup dan kehidupan. Cintamu menguatkan saya untuk menjalani hidup yang berbeda dari pilihan manusia pada umumnya.
Tak hanya dari segi asmara. Masalah kembali datang dari sisi ekonomi. Saya sebagai anak pertama yang masih mempunyai seorang adik usia sekolah, merasa harus turut membantu ekonomi keluarga. Pekerjaan bapak sedang dalam masa cukup sulit. Karena bagi bapak bekerja tak hanya sebagai jalan mencari dana, akan tetapi menambah jalinan silaturahmi dengan sesama.
Perjalanan saya kembali diuji dan kamu lagi-lagi menguatkan saya. Pelukanmu yang hangat dan menenangkan membuat saya mendapat energi positif untuk kembali tegar menjalani kehidupan. Saya bisa kembali bangkit tersenyum dan percaya bahwa saya mampu melewatinya. Cintamu kembali menguatkan saya sayang.
Bahagia saya itu amat sederhana. Hanya dengan melihatmu bahagia saya juga turut bahagia. Dan kebahagiaan yang terus ingin saya rasakan adalah selalu berdekatan denganmu. Karena setiap didekatmu saya merasa aman dan nyaman. Saya tahu kebahagiaan itu diciptakan dari dalam hati dan seharusnya saya bisa menciptakan bahagia meski tanpa berada disampingmu. Tapi kebahagiaan saya lebih lengkap saat kamu didekat saya. Karena saya bisa memelukmu, menggodamu, dan berceloteh banyak hal.
Terimakasih sayang untuk cintanya. Baru kali ini saya merasakan cinta dan kebahagiaan yang teramat menyenangkan. Saya menantikan janji yang kita buat untuk menghabiskan waktu bersama. I love you kekasih.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H