Mohon tunggu...
Inayatun Najikah
Inayatun Najikah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Lepas, Pecinta Buku

Belajar menulis dan Membaca berbagai hal

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Memilikimu Anugerah

22 November 2023   07:40 Diperbarui: 22 November 2023   07:55 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sebuah proses kehidupan, selalu ada yang namanya pasang dan surut. Begitu juga dengan perjalanan asmara saya dengan kekasih. Setiap hari mengalami pasang dan surut. Kadang begitu sangat mesra saat berdua, kadang bisa marahan karena hal sederhana. Tetapi itulah indahnya kisah cinta ini. Bahagia dan sedihnya hanya kita sendiri yang merasakannya. 

Saya masih sangat ingat dulu dia pernah meminta untuk saya belajar dengan Dr. Aisyah Dahlan tentang bagaimana memahami sosok laki-laki. Karena memang tak memungkiri menjalani hubungan dengannya adalah sesuatu yang baru bagi saya. Sebelumnya saya memang pernah pacaran, tetapi tak pernah selama dan seawet bersamanya kini. Dulu saya dengan pacar, sering berselisih hanya karena masalah sederhana. Maka dari itu, saya pacaran dulu tak pernah lebih dari tiga bulan. 

Berbeda dengan kekasih saya yang sekarang. Kita menjalani hubungan ini sudah hampir dua tahun. Dengan pasang surut oleh datangnya masalah dari internal ego kita sampai eksternal komentar orang lain. Semuanya telah bisa terlewati dan semoga kedepan juga akan tetap bisa kita lewati. Saya sangat sadar bahwa dia lah yang begitu sabar dengan segala sikap dan sifat saya. Saya yang sangat keras kepala, cemburuan, dan sebagainya. Namun segala sikap itu saya pastikan akan tersalurkan lewat tangisan. Bukan dengan perbuatan. 

Dan karena keras kepalanya saya itu, saya selalu dimintanya untuk belajar dengan melihat kontennya Dr. Aisyah Dahlan tentang bagaimana memahami otak laki-laki dan perempuan. Benar, setelah pelan-pelan saya belajar hal tersebut, kini saya begitu merasakan perubahan pada sikap dan perilaku saya. Saya kini lebih bisa lentur dan sedang mengupayakan belajar menahan segala apa saja. Saya merubah strategi bagaimana mencintai dirinya. Seperti yang disampaikan Dr. Aisyah. 

Dulu saya pikir cara mencintai seorang kekasih ya dengan begitu. Tetapi nyatanya saya salah. Banyak riset dan penelitian yang disampaikan Dr. Aisyah. Ternyata mencintai membutuhkan ilmu. Agar tak merasa sakit hati, jengkel, dan kecewa saat pasangan kita hanya diam ketika kita sedang bercerita kesana kemari. 

Sayang, terimakasih ya untuk segala bentuk perhatian dan kasih sayangmu. Terimakasih telah berkenan berkesalingan, selalu menjadi pengingat untuk saya. Terimakasih telah menunjukkan bagaimana cara mencintai dengan cara berbeda dan teramat sederhana. Bahagia dan sedihnya kita, hanya kita sendiri yang merasakannya. Orang lain tak perlu ikut campur didalamnya. 

Selamat bertugas kembali sayang. Dua hari kedepan kita harus berpuasa melakukan kegiatan yang biasanya kita kerjakan bersama. Tak ada kerjasama bahagia. Tetapi kita masih bisa bercerita kapan saja. Ya meski hanya melalui percakapan atau sekadar melakukan panggilan telepon dan video call seperti pada umumnya. 

Saya berharap kau mau merubah mindsetmu. Meyakinkan dirimu bahwa kau tak sendiri. Kau memiliki saya sebagai teman, sahabat, kekasih untuk saling mengingatkan apa saja. Terkadang saya merasa sedih jika hanya menunggu kau bercerita ketika kau sudah lega. Karena setiap kali kau bercerita, pasti masih saja ada hal-hal yang kau tutupi. Dan ketika saya memberi sebuah masukan, kau pasti akan menjawab bahwa hal itu sudah pernah kau lakukan. 

Saya tahu kamu selalu ingin tampil sebagai hero dalam keluarga. Selalu ingin menjadi pahlawan dan orang yang akan diketergantungi. Sangat wajar karena hal itu memang naluri seorang laki-laki seperti yang disampaikan Dr. Aisyah. Tetapi yang saya sayangkan mengapa ketika kau bercerita masih saja ada hal yang kau sembunyikan? Apakah kau tak mempercayai saya sayang? Apakah karena status kita? 

Kesalingan yang saya pelajari kini bukan hanya menyamakan persepsi. Tetapi bagaimana untuk memahami otak dan keinginan laki-laki. Tentunya untuk tetap melanggengkan hubungan saya dengan kekasih. Sayang, inilah bentuk dan karakter kekasihmu yang barangkali jauh berbeda dari perempuan-perempuan yang pernah dan masih dekat denganmu. Kamu dan saya pun tak jauh berbeda sayang. Sedari kecil saya telah dididik untuk mandiri oleh bapak dan ibu. Jadi saya minta maaf jika keinginan saya untuk memintamu berbagi cerita malah membuatmu tersinggung. Karena saya pernah merasakan bagaimana rasanya berjuang seorang diri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun