Mohon tunggu...
Inayatun Najikah
Inayatun Najikah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Lepas, Pecinta Buku

Belajar menulis dan Membaca berbagai hal

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tak Pantas di Sisimu

17 Mei 2023   15:33 Diperbarui: 17 Mei 2023   15:46 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan terjadi lagi. Cerita lama yang terulang kembali. Siklus polanya selalu sama. Saya bersedih, kemudian mempertanyakan itu dan ini yang akhirnya kembali memutuskan, "ya sudahlah" dijalani saja. Karena tak dipungkiri cinta dihati ini telah menancap begitu dalam. Sehingga untuk menggoyahkan sepertinya butuh usaha yang sangat begitu keras dan sungguh-sungguh.

Saya memang selalu merasa bahwa tak seharusnya berada disisi seorang laki-laki yang telah menjadi kekasih hati saat ini. Saya sadar posisi. Karena baik saya ataupun dia secara sadar meyakini bahwa salah telah menjalani hubungan ini. Berbagai usaha entah dari dia atau saya telah kami lakukan namun pada akhirnya kami selalu kembali. Cinta kami bersemai lagi.

Ada beberapa faktor yang membuat saya merasakan perasaan tak nyaman yang pada akhirnya saya selalu menanyakan kepadanya banyak hal. Pada tulisan yang lalu pun saya juga sudah menjabarkannya. Hanya saja tak begitu lengkap. Saya sebisa mungkin berusaha menepis pikiran yang negatif itu, tapi terkadang masih saja gagal.

Dia tak memberikan kabar padahal sedang online menjadi salah satu dari beberapa faktor lainnya. Salah duanya adalah ketika dia berbicara dengan orang lain, diksi yang dia gunakan menunjukkan kesombongan, menurut saya. Saya pun tahu bahwa hal itu pada akhirnya kembali pada dia sendiri. Benarkah niatnya begitu atau sebenarnya memang begitu karakternya.

Dan meski saya jelaskan satu per satu sebab musabab saya merasa bad mood, pada waktu tertentu saya kembali akan mengintrospeksi bahwa segala faktor itu datangnya dari dalam diri saya sendiri. Dan dia dengan sabarnya menjelaskan pelan-pelan juga malah meminta maaf untuk semuanya. Dia tak menginginkan saya sedih berlarut-larut. Baginya keberadaan saya membawa kebahagiaan lebih dalam hidupnya.

Dia tak bisa melihat saya menangis atau bersusah hati. Karena sangat kentara sekali saat saya merasa begitu, dia juga akan terlihat tak baik-baik saja. Entah mengapa bisa seperti itu. Saya pikir dengan saya sering menunjukkan sikap yg seperti itu dia dengan sendirinya akan merasa ilfeel. Tapi ternyata saya salah. Justru dia semakin dalam mencintai saya. Atau ini hanya perasaan saya yang terlalu percaya diri?

Sampai nanti pun saya akan selalu beranggapan tak pantas dan tak seharusnya berada didekatnya. Saya sadar diri. Tetapi bagaimana, disatu sisi saya mencintainya. Sayang, tolong maafkan saya karena telah lancang mencintaimu. Jika kau ingin pergi, silakan. Saya tak punya hak menahanmu. Tapi satu hal yang ingin saya minta. Izinkanlah saya tetap mencintaimu sampai kapanpun, walau meski dalam diam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun