Mohon tunggu...
Inamul Wafi
Inamul Wafi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Teknologi pendidikan

Hobi bermain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbandingan Generasi dan Implikasinya terhadap Desain Instruksional

19 Desember 2023   01:10 Diperbarui: 19 Desember 2023   01:22 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Seiring berjalannya waktu, manusia telah menyaksikan transformasi yang luar biasa dalam segala aspek kehidupan. Salah satu cara untuk memahami evolusi tersebut adalah melalui lensa konsep "generasi." Generasi tidak hanya mencerminkan perbedaan usia, tetapi juga mencerminkan perubahan budaya, teknologi, dan pandangan hidup yang membentuk kelompok manusia pada suatu periode waktu tertentu.

Generasi manusia memiliki peran sentral dalam membentuk sejarah dan mengarahkan arus perubahan di berbagai lapisan masyarakat. Dari generasi ke generasi, kita dapat mengidentifikasi pola-pola unik yang mencerminkan tantangan, pencapaian, dan perubahan nilai-nilai yang diwariskan dari satu kelompok ke kelompok berikutnya.

Pentingnya pemahaman terhadap generasi tidak hanya terletak pada pengenalan perbedaan karakteristik antara setiap kelompok usia, tetapi juga pada pengenalan dampaknya terhadap perkembangan Pendidikan, sosial, ekonomi, dan politik. Apakah kita berbicara tentang "Baby Boomers" yang tumbuh dalam era pasca-Perang Dunia II, "Generasi X" yang menyaksikan kemajuan teknologi komputer, atau "Milennials" yang terbiasa dengan dunia yang terus terhubung secara digital, setiap generasi menunjukkan ciri khasnya sendiri.

1. Generational Analysis

Generasi Baby Boomers

Generasi ini lahir sekitar tahun 1946 sampai 1960an. bisa dibilang generasi ini lahir setelah perang dunia kedua. Setelah perang dunia kedua angka kelahiran di dunia melonjak pesat yang disebut ledakan bayi atau Baby Boom yang mengawali penamaan generasi ini menjadi baby boomers. tentunya generasi baby boomers ini memiliki karakteristik  yang berbeda dengan generasi sebelumnya. generasi baby boomers ini memiliki sikap yang kompetitif serta dapat melihat peluang dengan mudah di setiap kesempatan. generasi baby boomers ini bisa dibilang adaptif terhadap kemajuan teknologi walaupun pada era generasi ini teknologi belum berkembang sehingga memiliki literasi digital yang kurang baik. menurut penelitian CNN, generasi baby boomers lebih banyak mencari informasi mengenai kesehatan di Internet. hal ini juga disebabkan oleh faktor media social yang belum terlalu banyak kemunculan nya.

Generasi X

Generasi X ini lahir pada 1960-1980. Generasi X penerus atau bisa dibilang keturunan dari generasi sebelumnya yaitu generasi baby boomers. Karena Generasi X dibesarkan oleh generasi baby boomers generasi X diberi julukan generasi yang sering merasa kesepian karena orang tua yang bekerja sehingga dari sinilah membentuk karakter mereka yang mandiri.

Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang pada saat itu banyak terjadi krisis ekonomi sehingga mereka dituntut untuk memiliki sikap yang disiplin, pekerja keras, serta pintar mencari peluang sehingga membentuk pola pikir yang kreatif. Pada era generasi X adalah awalan dari penggunaan teknologi yang muncul seperti PC, Tv Kabel, Internet generasi x ini juga mengembangkan teknologi yang akan digunakan pada anak cucu mereka yakni generasi Y dan Z.

Generasi Y

Generasi Y adalah anak-anak dari generasi sebelumnya yaitu generasi X. Generasi Y lahir pada tahun 1980-1995. Generasi ini dikenal sebagai millenial atau milenium. millenial adalah generasi yang mengalami banyak nya perubahan, mulai dari ekonomi hingga kemajuan teknologi yang sangat pesat ditambah munculnya internet sehingga membentuk karakteristik yang canggih, kreatif, bebas, berani mengambil resiko.

Terbentuknya karakter pada generasi y ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, diantaranya adalah faktor lingkungan dan ekonomi. generasi x ini termasuk generasi yang reaktif terhadap kemajuan teknologi yang sangat berkembang pada era mereka. para millenial memiliki karakter yang lebih ekspresif serta open minded terhadap perubahan yang terjadi.  Masyarakat di generasi ini cenderung lebih berani dalam hal menyampaikan pendapat, kepercayaan diri yang tinggi dan out of the box.

Generasi Z

Generasi Z atau generasi yang biasa diberi julukam sebagai Gen-Z ini lahir pada tahun 1995 - 2010. Menurut Noordiono (2016), generasi Z adalah generasi yang sedini mungkin telah mengenal teknologi dan internet, generasi yang haus akan teknologi. Teknologi yang baru merupakan air segar yang harus segera diteguk agar bisa merasakan manfaatnya.

Sudah terbiasa dengan adanya teknologi yang diterapkan pada kehidupan sehari-hari, membuat generasi z ini cenderung lebih mudah berbaur dan bersosialisasi karena tidak ada batasan dalam bersosialisasi khususnya lewat media social. Hidup pada era teknologi yang sudah sangat berkembang, membuat Gen-Z ini lebih melek teknologi sehingga dapat lebih mudah untuk mempelajari hal baru.

2. Digital immigrant vs Digital Native

Konsep digital imigrantimmigrant dan digital native Pertama kali disebutkan oleh Marc Prensky pada tahun 2001 dalam esainya yang berjudul "Digital Natives, Digital Immigrants". Konsep ini digunakan untuk menggambarkan perbedaan dalam cara individu menghadapi teknologi digital berdasarkan generasi dan pengalaman mereka dengan teknologi tersebut.

Digital Immigrant

Sebutan digital immigrant mengacu pada generasi yang mengalami adaptasi terhadap teknologi digital ditengah perjalanan hidup mereka. Mereka mengalami masa remaja atau dewasa sebelum teknologi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Kelompok generasi yang termasuk digital immigrant adalah generasi baby boomers yang lahir pada tahun 1946-1960 dan generasi X yang lahir pada tahun 1960-1980. Bagi digital immigrant, belajar menggunakan komputer, internet, dan perangkat digital lebih sulit dibandingkan dengan digital native. Digital immigrant mungkin memerlukan waktu yang lebih lama dan usaha yang lebih keras untuk memahami dan menguasai teknologi baru ini.

Digital Native

Sebutan digital Native merujuk pada generasi yang mengalami perkembangan teknologi digital sepanjang hidup mereka. mereka lahir pada era digitalisasi dimana komputer dan internet sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Kelompok generasi yang termasuk digital native adalah generasi Y dan generasi Z. sejak kecil, mereka telah terbiasa dengan perangkat digital dan kemampuan mengoperasikan perangkat teknologi. mereka juga melakukan kegiatan komunikasi melalui media sosial, berbagi informasi secara daring, dan menggunakan perangkat digital untuk tujuan pendidikan dan pekerjaan. Digital native cenderung untuk merasa nyaman dalam bermain dengan teknologi. mereka tumbuh dengan kemungkinan tak terbatas dalam hal akses informasi dan memiliki pengalaman digital yang mendalam sejak kecil.

Keterkaitan konsep digital immigrant dan digital native dengan pendidikan saat ini

Siswa saat ini mulai generasi pertama yang tumbuh dengan teknologi baru ini. Mereka menghabiskan seluruh hidup mereka dikelilingi oleh dan menggunakan komputer, videogame, pemutar musik digital, kamera video, telepon seluler, dan semua mainan serta alat lainnya di era digital. sebagai akibat dari lingkungan tersebut, siswa saat ini berpikir dan memproses informasi secara fundamentaal. siswa saat ini yang meruapakanmerupakan digital native cenderung belajar secara mandiri menggunakan vidiovideo interaktif. dengan kata lain siswa digital native mebutuhkanmembutuhkan cara belajar baru yang lebih digital dariapadadari pada cara belajar yang dikemas oleh guru yang digital immigrant secara tradisional. siswa digital native juga mengunakanmenggunakan bahasa-bahasa yang berbeda daridapadaripada guru digital immigrant sehingga guru sulit mengerti apa yang diucapkan siswa nya.

3. Implications for Instructional Design

Karakteristik dan preferensi generasi yang berbeda dapat memengaruhi desain pembelajaran. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam hal ini adalah gaya komunikasi, modalitas pembelajaran, dan integrasi teknologi. Generasi yang berbeda memiliki gaya komunikasi yang berbeda-beda. Generasi Baby Boomer, misalnya, lebih suka komunikasi tatap muka, sementara Generasi X lebih suka komunikasi melalui telepon atau email. Generasi Y dan Z lebih suka komunikasi melalui media sosial dan pesan instan.

Modalitas pembelajaran juga dapat dipengaruhi oleh generasi yang berbeda. Generasi Baby Boomer cenderung lebih suka pembelajaran yang berbasis teks, sementara Generasi X lebih suka pembelajaran yang berbasis multimedia. Generasi Y dan Z lebih suka pembelajaran yang interaktif dan berbasis teknologi.

Integrasi teknologi juga menjadi faktor penting dalam desain pembelajaran. Generasi Y dan Z tumbuh dengan teknologi dan lebih terbiasa dengan penggunaannya. Oleh karena itu, mereka cenderung lebih suka pembelajaran yang menggunakan teknologi, seperti video, game, dan simulasi.

Generasi yang berbeda memiliki beberapa karakteristik dan preferensi yang berbeda dalam pembelajaran sebagai berikut :

Gaya Komunikasi

  • Baby boomers lebih suka berkomunikasi secara langsung atau lewat tulisan
  • Generasi X lebih suka komunikasi yang langsung to the point
  • Generasi Y Aktif di media sosial dan komunikasi daring
  • Generasi Z lebih banyak aktif di media sosial

Modalitas Pembelajaran

  • Baby Boomers lebih suka pembelajaran secara tatap muka dan buku cetak serta menghargai pembelajaran berbasis pengajar
  • Generasi X menyukai waktu belajar yang fleksibel dan individual serta gaya belajar secara cepat dan efisien
  • Generasi Y lebih suka pembelajaran berbasis teknologi dan suka belajar berkelompok
  • Generasi Z Menyukai metode belajar learning by doing

Integrasi Teknologi

  • Baby Boomers membutuhkan dukungan ekstra untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran
  • Generasi X sudah terbiasa dengan teknologi tapi masih memerlukan bantuan untuk mengadopsi alat-alat baru
  • Generasi Y cenderung menggunakan teknologi dalam pembelajaran
  • Generasi Z sudah terintegrasi dengan teknologi sejak kecil

Keragaman generasi di dalam kelas dapat memberikan tantangan dan peluang unik dalam merancang metode pengajaran dan memilih model pembelajaran. Tantangan utama melibatkan perbedaan preferensi dan gaya belajar antar generasi, Kesulitan dalam menyesuaikan model pembelajaran dengan preferensi yang berbeda dapat menyebabkan ketidakpuasan dan keengganan belajar. Kurva pembelajaran yang berbeda antar generasi juga dapat menjadi tantangan, sementara peluangnya termasuk pengenalan berbagai pendekatan pembelajaran yang dapat merangsang keterlibatan dan pemahaman di antara peserta didik, memahami dan menghargai keragaman dapat menciptakan lingkungan kelas yang inklusif. Pendidik dapat memanfaatkan kekuatan dan keahlian khas dari setiap generasi untuk memperkaya pengalaman pembelajaran.

4. Proposed Instructional Strategies

Berdasarkan analisis diatas, strategi pembelajaran atau modifikasi pada desain pembelajaran yang memenuhi kebutuhan dan preferensi beragam generasi di lingkungan kelas adalah Blended Learning dan pembelajaran kolaboratif antar generasi.

Blended learning

Blended learning mencakup kombinasi antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online. Ini dapat meningkatkan inklusivitas dengan memberikan opsi kepada siswa dengan preferensi pembelajaran yang berbeda. Generasi yang lebih muda mungkin lebih nyaman dengan pembelajaran online, sementara generasi yang lebih tua dapat lebih memilih interaksi langsung.

Contohnya Penyelenggaraan kuliah tatap muka untuk pemaparan materi inti, diikuti dengan modul online yang memungkinkan siswa untuk memperdalam pemahaman mereka.

Pembelajaran kolaboratif antar-generasi

Pembelajaran kolaboratif antar-generasi memungkinkan pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara generasi yang berbeda. Hal ini dapat memperkaya pemahaman dan perspektif siswa serta menciptakan lingkungan belajar yang dinamis.

Contohnya Tugas proyek kelompok campuran yang melibatkan siswa dari berbagai kelompok umur, memungkinkan mereka belajar satu sama lain dan membuka dialog lintas generasi.

5. Conclusion

Dalam menyelenggarakan pembelajaran di lingkungan kelas yang melibatkan beragam generasi, penting untuk memahami perbedaan preferensi, gaya belajar, dan pengalaman masing-masing generasi. Kesimpulan dari analisis terhadap keragaman generasi ini menyoroti pentingnya penggunaan strategi pembelajaran yang responsif dan inklusif. Pendekatan blended learning terpilih karena kemampuannya untuk menyatukan keunggulan pembelajaran tatap muka dan daring. Dengan menyediakan fleksibilitas waktu dan ruang, blended learning dapat memenuhi kebutuhan generasi yang berbeda, dari yang lebih muda yang akrab dengan teknologi hingga yang lebih tua yang lebih memilih interaksi langsung.Selain itu, pendekatan pembelajaran kolaboratif antar-generasi dianggap sebagai langkah penting untuk menciptakan lingkungan kelas yang inklusif. Melalui kolaborasi, siswa memiliki kesempatan untuk bertukar pengetahuan, memahami perspektif satu sama lain, dan mengembangkan keterampilan kolaboratif yang esensial untuk bekerja dalam masyarakat yang multigenerasional. Dalam mengimplementasikan strategi-strategi ini, penting bagi pendidik untuk mempertimbangkan keberagaman individu di dalam kelas dan mengadaptasi desain pembelajaran agar mencakup preferensi dan kebutuhan setiap generasi. Dengan demikian, pendidikan dapat menjadi lebih responsif, memotivasi, dan memberdayakan siswa untuk menghadapi tantangan dan peluang di dunia yang terus berubah

Referensi

Hastini, L. Y., Fahmi, R., & Lukito, H. (2020). Apakah Pembelajaran Menggunakan Teknologi dapat Meningkatkan Literasi Manusia pada Generasi Z di Indonesia?. Jurnal Manajemen Informatika (JAMIKA), 10(1), 12-28.

Lase, D., & Daeli, D. O. (2020). Pembelajaran Antargenerasi Untuk Masyarakat Berkelanjutan: Sebuah Kajian Literatur Dan Implikasi. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 6(2), 89-103.

Izah, A. N. (2023). FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMENGARUHI MINAT MASYARAKAT DALAM MENGGUNAKAN QRIS (Studi Empiris Masyarakat Generasi X, Y, Z, dan Baby Boomers) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Indonesia).

Fitri, R. N., & Prasetyawan, Y. Y. (2019). LITERASI INFORMASI OLEH GENERASI X, Y, DAN Z DALAM PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH DI UNIVERSITAS DIPONEGORO (Doctoral dissertation, FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO).

https://epale.ec.europa.eu/en/blog/oer-role-intergenerational-learning-adult-education

Puspitarini, D. (2022). Blended learning sebagai model pembelajaran abad 21. Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru, 7(1), 1-6.

Prensky, M. (2001). Digital natives, digital immigrants part 2: Do they really think differently?. On the horizon, 9(6), 1-6.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun