Mohon tunggu...
Yantul
Yantul Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa Pendidikan Agama Islam

Pecinta Diksi Manis, yang melariskan garis-garis makna yang kian merana. UMM'18 Karya: https://www.wattpad.com/story/231921991-aku-dan-sepucuk-kisahmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berantakan

15 Juni 2020   10:31 Diperbarui: 16 Juni 2020   22:27 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam geming malam yang mendalam aku tersuntuk dalam wejangan waktu yang semakin naif. Bulir-bulir pikiran melayang tak tentu, menciptakan simfoni sentimen yang beralun runyam.

Sprei, Bantal, Guling hingga ranjang mematung dalam keberantakannya bilik yang menampung resah atas pasarah, rona dinding jua membisu, menatap ujung-ujung kenestapaan yang riang memeluk diriku

Cemas menyeruak dalam nalar yang berkaru. Keping-keping asa tak lagi memperkasa

Sebab sangkakala harapan berhenti mengalunkan rasa

Yang sempat menyeruak dalam daksa

Aku masih termangut dalam lekuk-lekuk sedih yang mendidih Dalam cumbu dimensi jenaka yang tak beretika.

Sejenaka itukah kau meninggalkanku?

Dalam derasnya rinai renjana untukmu

Sedang kau kaku membalas senyumku

Kau buat seolah aku adalah peri hibatmu yang kau dambakan. Nyatanya aku adalah neraka untuk kau elakkan.

Terimakasih....

Atas engkau yang berhasil membuatku berantakan

Hingga terlentang mimpi-mimpi yang kusematkan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun