Mohon tunggu...
Nur Inayati Fauziyah
Nur Inayati Fauziyah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Passionate in environmental, early childhood education and globalization issues. Loves to write everything.

Selanjutnya

Tutup

Financial

QR Cross Border, Sistem Pembayaran Futuristis Bikin Hidup Masyarakat ASEAN Lebih Praktis

14 Juni 2023   22:03 Diperbarui: 14 Juni 2023   22:18 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mas, bisa bayar pake QRIS nggak?" tanyaku pada petugas kasir restoran di bilangan Surabaya. "Maaf mba, tidak bisa kami hanya menerima cash saja" jawab petugas kasir tersebut sambil tersenyum. Terpaksa saya harus pergi dulu untuk mencari ATM dan melakukan tarik tunai lalu balik lagi ke restoran tersebut untuk membayar. 

Rasanya zaman sekarang tidak bawa dompet tidak masalah toh semua bisa dibayar lewat handphone. Kalau ketinggalan handphone itu baru deh berabe. Asal ada kuota internet semua jadi beres. Setuju tidak? Pengalaman itu membuat saya tersadar bahwa di era digitalisasi seperti sekarang ini sistem pembayaran terasa lebih mudah dan praktis. Tinggal scan barcode, sejumlah uang kita akan berkurang dan berpindah ke tempat rekening tujuan. Tidak sampai 10 detik semua sudah selesai. 

Konsumen merasa praktis sedangkan penjual (merchant) pun juga ikut merasa terbantu karena semua transaksi akan secara otomatis tercatat jadi tidak perlu repot lagi melakukan pencatatan secara manual. Ya, begitulah proses transaksi digital menggunakan scan Quick Response (QR) barcode yang sering disebut juga sebagai end-to-end process.

Bayangkan saja jika kita bisa menggunakan sistem pembayaran QR ini ke semua negara, kita tidak perlu lagi harus menukar uang Rupiah ke mata uang negara tujuan. Tinggal ambil handphone, scan barcode dan transaksi pun beres. Sesimpel itu. Eits, tapi kalian tahu tidak kalau sejak akhir Agustus 2022 lalu, Bank Indonesia (BI) dan Bank of Thailand (BoT) telah meresmikan implementasi kerjasama pembayaran berbasis QR Code lintas negara (cross-border QR Payment linkage) antara Indonesia dan Thailand. 

Artinya, jika kita berpergian ke Thailand sekarang tidak perlu lagi repot menukar Rupiah ke Baht karena sudah bisa menggunakan QR code. Itu baru dengan negara Thailand, terus negara yang lain bagaimana? Tenang saja, saat ini BI tengah menggarap sistem Regional Payment Connectivity (RPC) bersama bank sentral negara-negara ASEAN lainnya. Dorongan untuk melakukan integritas sistem pembayaran digital ini merupakan salah satu bentuk usaha pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi ASEAN 2023 dengan memiliki misi untuk meningkatkan kerjasama ekonomi negara-negara ASEAN.

Satu QRIS Untuk Semua 

Di Indonesia sendiri, sistem pembayaran digital menggunakan scan QR barcode sudah dimulai sejak 2019 saat BI mengeluarkan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). QRIS merupakan upaya standarisasi oleh BI untuk semua perusahaan yang memanfaatkan teknologi finansial (fintech) seperti GoPay, OVO, DANA, LinkAja, dan lainnya untuk menyatukan berbagai macam QR code dari beragam Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP). Menurut data dari Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), volume transaksi QRIS terus mengalami peningkatan signifikan terlebih sejak pandemi.

Pada Januari 2020 volume transaksi QRIS secara nasional baru mencapai 5 juta kali dengan nilai total transaksi Rp365 miliar. Kemudian di bulan-bulan berikutnya tren penggunaan QRIS terus meningkat, hingga pada Agustus 2022 terdapat 91,7 juta kali dengan nilai total transaksi Rp9,66 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa QRIS menjadi sistem pembayaran non tunai yang paling banyak digemari oleh masyarakat Indonesia khususnya para generasi milenial dan Gen Z dibandingkan melalui transfer ataupun menggesek kartu.

Selain itu, adanya inovasi sistem pembayaran QRIS dari BI juga merupakan salah satu bentuk implementasi dari Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2025 dengan mengusung visi akselerasi pembentukan ekosistem ekonomi dan sistem keuangan digital yang inklusif dan efisien serta mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional. Penerapan QRIS mengusung tema UNGGUL (UNiversal, GampanG, Untung dan Langsung). QRIS UNGGUL mengandung makna, pertama UNiversal, yakni penggunaan QRIS bersifat inklusif untuk seluruh lapisan masyarakat dan dapat digunakan untuk transaksi pembayaran di domestik dan luar negeri. 

Kedua, GampanG, masyarakat dapat bertransaksi dengan mudah dan aman menggunakan gadget. Ketiga, Untung, transaksi dengan QRIS menguntungkan pembeli dan penjual karena transaksi berlangsung efisien melalui satu kode QR yang dapat digunakan untuk semua aplikasi pembayaran pada gadget. Keempat, Langsung, transaksi dengan QRIS langsung terjadi, karena prosesnya cepat dan seketika.

QR Cross Border Solusi Transaksi Antar Negara (Sumber: Bank Indonesia)
QR Cross Border Solusi Transaksi Antar Negara (Sumber: Bank Indonesia)

Ekspansi QRIS ke Negara ASEAN 

Setelah sukses diterapkan di Indonesia, BI bersama ASPI melakukan ekspansi sistem pembayaran digital dengan QRIS ini ke negara lainnya di kawasan ASEAN. Harapannya, dengan adanya konektivitas sistem pembayaran di ASEAN ini dapat membuat ekonomi kawasan lebih integratif dan tumbuh pesat. Adanya ekspansi ini didasari pada kerjasama Regional Payment Connectivity (RPC) oleh lima bank sentral negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina) pada tahun 2022 lalu. 

Kerjasama RPC timbul karena adanya tuntutan ekonomi global yang lebih mudah dan tanpa batas, membuat pembayaran lintas negara untuk lebih cepat, lebih murah, lebih transparan dan dapat diakses oleh siapa saja. Oleh karena itulah, konsep QR Cross Border ini menjadi solusi yang tepat untuk menjawab tantangan tersebut.

Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendara menyampaikan ada 3 hal penting seputar pembayaran lintas negara. Pertama, ekonomi digital dan ekosistem keuangan Indonesia maupun negara ASEAN menunjukkan tren positif dengan prospek ekonomi yang optimis, hal ini disambut baik melalui inisiatif RPC. Kedua, pembangunan konektivitas lintas negara di masa depan memiliki tantangan dan risiko, antara lain persepsi tarif mahal dan proses yang lama, tidak inklusif, dan kurang transparan. 

Sementara itu, pembayaran lintas negara menghadapi variasi regulasi, mode bisnis, proses, spesifikasi pembayaran di setiap negara. Ketiga, untuk mengatasi tantangan dan risiko pada poin kedua tersebut, Pemerintah, otoritas terkait, dan pelaku industri pembayaran harus bersinergi. Otoritas harus berkomitmen mendukung strategi dan inisiatif keterkaitan ekonomi lintas negara. Di samping itu, pelaku industri harus siap menangkap peluang dan menciptakan inovasi baik pada produk dan layanan Cross-Border maupun arsitektur sistem pembayaran.

Pada dasarnya, konsep ekspansi QR Cross-Border yang tengah digarap oleh BI ke negara ASEAN merupakan wujud keseriusan pemerintah Indonesia yang ingin menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia. Sejalan dengan tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth pada KTT ASEAN 2023 lalu, terdapat pembahasan penting terkait peningkatan ekonomi kawasan melalui penyusunan 3 pilar Priorities Economic Deliverables, yaitu:

a. Recover-Rebuilding

ASEAN bertujuan untuk mengeksplorasi Policy Mix yang terkalibrasi, direncanakan dan dikomunikasikan dengan baik untuk memastikan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi, serta memitigasi risiko seperti inflasi dan volatilitas aliran modal.

b. Digital Economy

Untuk memperkuat inklusi keuangan dan literasi digital, negara anggota ASEAN perlu meningkatkan kapasitas masing-masing dalam memformulasikan strategi edukasi finansial secara nasional dan meningkatkan interkonektivitas sistem pembayaran regional.

c. Sustainability

Sebagai kawasan yang paling terdampak oleh bencana alam dan risiko terkait iklim, ASEAN perlu merapatkan barisan guna mempersiapkan dan mengarah ke tujuan yang sama dalam kaitan transisi menuju ekonomi hijau, diantaranya melalui penyusunan ASEAN Taxonomy on Sustainable Finance dan Study on the Role of Central Banks in Managing Climate and Environment-Related Risk.

Dari ketiga pilar tersebut, perluasan penggunaan QR Cross Border ke negara ASEAN merupakan perwujudan pilar kedua yaitu tentang digitalisasi ekonomi melalui interkonektivitas sistem pembayaran regional. Dengan adanya konektivitas sistem pembayaran ini tentu dapat memajukan ekonomi kawasan serta meningkatkan nilai UMKM dan sektor pariwisata. Selain Thailand, pada bulan Mei 2023 lalu, Malaysia juga sudah resmi menjadi mitra Indonesia dalam penggunaan QR cross border. 

Kini, para turis dari Indonesia, Malaysia ataupun Thailand dapat menggunakan QR code dari bank nasional mereka untuk bertransaksi di negeri tujuan. Tinggal memindai kode QR yang ada di papan merchant (pedagang) menggunakan smartphone masing-masing, transaksi pun selesai tanpa harus menukar uang ke mata uang lokal. Selain dengan negara ASEAN, BI juga berencana menjajaki kerjasama transaksi QR Cross Border dengan negara ekonomi  besar seperti India, Jepang, China hingga Arab Saudi.

Inovasi terkait konektivitas sistem pembayaran ASEAN melalui QR cross border ini merupakan langkah baik yang perlu didukung oleh semua pihak baik dari pemerintah, pelaku bisnis maupun konsumen sebagai unit terbesar penyumbang pemasukan negara melalui transaksi yang dilakukan. Edukasi tentang sistem pembayaran cashless dengan memindai kode QR juga perlu dilakukan lebih gencar agar masyarakat luas tahu dan familiar dengan sistem pembayaran tersebut. Diharapkan, pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN akan meningkat signifikan karena kepraktisan dan efisiensi penggunaan QR Cross Border yang semakin memudahkan masyarakat untuk bertransaksi secara non-tunai. 

Terobosan sistem pembayaran digital yang terus dilakukan oleh BI membuat saya pribadi tidak sabar untuk menggunakan QRIS ke negara ASEAN atau bahkan ke negara-negara lain yang menjadi destinasi favorit wisatawan Indonesia seperti Singapore dan Jepang. Sungguh, QR Cross Border ini merupakan sistem pembayaran futuristis yang bisa bikin  hidup masyarakat  ASEAN lebih praktis.

Cara Penggunaan QRIS di Thailand (Sumber: Bank Indonesia) 
Cara Penggunaan QRIS di Thailand (Sumber: Bank Indonesia) 

Referensi :

https://keuangan.kontan.co.id/news/transaksi-qris-perbankan-melesat-ratusan-persen-di-tahun-2022

https://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian/Documents/Blueprint-Sistem-Pembayaran-Indonesia-2025.pdf 

https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_2512123.aspx

https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/cerita-bi/Pages/KTT-ASEAN-2023.aspx

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun