Mohon tunggu...
Ina Farida Arif
Ina Farida Arif Mohon Tunggu... Guru - More than what you see

Freelance writer, pecinta sejarah, pop culture dan K-Wave, yang kini menjajakkan peruntungannya di dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

3 Versi Terbaik Muda Mendunia ala Sunshine Voice UMY

15 Maret 2022   15:00 Diperbarui: 15 Maret 2022   17:10 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menggaungkan spirit Muda Mendunia lewat paduan suara

Apa sih ekspektasi kamu ketika pertama kali beralih status menjadi seorang mahasiswa? Berharap bisa menjalani masa 4 tahun fokus meraih deretan huruf A diakhir semester? Maybe just let it flow, nikmati masa-masa remaja akhir di perantauan? Atau alih-alih disebut mahasiswa kupu-kupu, kamu justru senang menyibukkan diri berbonus upgrade skill dan pengalaman? Well, itu semua bisa jadi merupakan dilema paling klasik yang pernah dirasakan oleh hampir semua anak OSIS, ketika kehidupannya tiba-tiba berubah total sejak berlabelkan mahasiswa baru.

Berkaca dari beberapa pertanyaan di atas. Alhasil, ketika mengikuti Masa Ta'aruf (MATAF) yang menjadi salah satu tradisi rangkain acara  hajat penyambutan para maba di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, tahun 2014 silam. Saya pun mantap melabuhkan harapan 4 tahun kegiatan di luar perkuliahan, pada Unit Kegiatan Mahasiswa Paduan Suara Mahasiswa Sunshine Voice UMY atau yang akrab disebut UKM PSM SSV UMY.


Dari sinilah torehan pengalaman, pelajaran hidup hingga kesempatan luar biasa yang sebelumnya tak pernah terbayangkan pun tercipta. Keajaiban itu pun terangkum dalam 3 babak paling bersejarah, dimana momen-momen tersebutlah yang mengantarkan saya menjadi versi terbaik dari "Muda Mendunia".

1st stage : 8th International Choir Festival Grand Prix Pattaya, Thailand (2015)

11356989-113223289022675-1632887065-n-6230134d80a65a7488174672.jpg
11356989-113223289022675-1632887065-n-6230134d80a65a7488174672.jpg
Sumber : https://www.instagram.com/sunshinevoiceumy/

Sebagai anak bawang kala itu, tak pernah terlintas di benak siapapun bahwa kami angkatan 17 akan dilibatkan dalam agenda besar Sunshine Voice UMY (SSV UMY). Agenda besar itu merupakan keikutsertaan SSV dalam ajang Festival Paduan Suara Internasional sekelas Grand Prixx, yang diadakan di negeri gajah putih, tepatnya di Pattaya, Thailand.  Pada tahun 2015 lalu, kompetisi tersebut memasuki tahun ke 8. Tentu saja kami seolah mendapatkan double happiness secara bersamaan. Dimana ini merupakan momentum pertama kalinya keikutsertaan, baik bagi kami sebagai anggota baru maupun SSV itu sendiri.

Dalam kurun waktu kurang lebih 6 bulan, 33 singers yang lolos seleksi pun digembleng dengan porsi latihan yang intens. 6 hari dalam seminggu dengan durasi 6 jam latihan perharinya. Pulang larut hingga lewat tengah malam pun sudah jadi hal lumrah kala itu. Resikonya harus siap tebal muka ketika terlalu seringnya tiap malam mengetuk pintu depan kos, hanya untuk mengusik mimpi indah bapak dan ibu pemilik kos di pulau kapuknya.

Akan tetapi, pepatah yang mengatakan 'tiada kerja keras yang mengkhianati hasil' nyatanya bukanlah isapan jempol belaka. Dihadapkan dengan beberapa kompetitor dari negara-negara di Asia Pasifik seperti Filipina, Thailand dan Macau, bahkan rekan senegara Indonesia. SSV UMY berhasil membawa pulang gold medal untuk kategori Folklore Acapella dan silver medal untuk kategori Adult Mix Choir. The first victory we achieved. July, 26th 2015. 

2nd stage :  KINA "A Bitter Sweet Symphony" Concert (2016)


Euphoria tahun pertama berlanjut di tahun kedua. Usai #MudaMendunia lewat kompetisi internasional, kami pun mencoba unjuk kualitas SSV di tingkat regional lewat sebuah konser bertajuk KINA "A Bitter Sweet Symphony" Concert di pertengahan tahun 2016. Hal ini menjadi comeback SSV setelah terakhir kali mengadakan konser "The Beauty of Indonesian Folksong" (2009) dan konser pamit "Survival" (2015). Selain itu, konser tersebut juga menjadi ajang penyambutan bagi kehadiran keluarga baru angkatan 18. Meski demikian, anggota senior tetap dilibatkan sebagai singers.


Digelar di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY) yang berkapasitas 300 kursi penonton, konser ini pun dikemas secara unik dan berbeda dari choral concert kebanyakan. Adanya tambahan unsur drama musikal yang berfokus pada tema besar konser. Dikolaborasikan dengan iringan instrumen dari Yogyakarta Symphony Orchestra sebagai pengiring utama, berhasil menambah semarak konser akbar malam itu. Pada penghujung acara, lagu Tokitifa aransemen Christian Izaac Tamaela, menjadi penutup malam penuh sukacita kami di hadapan para penonton, keluarga serta sahabat tercinta. Another dreams come true on May, 8th 2016.

3rd stage : Taipei International Choral Competition (2018)


"Nikmat mana lagi yang engkau dustakan?" Kutipan ayat al-qur'an tersebut menjadi cerminan rezeki yang tak hentinya didapatkan dari Sang Kuasa, hingga titik dimana diri ini telah resmi menjadi pensiunan mahasiswa. Menginjak tahun terakhir sekaligus momentum  farewell dengan teman-teman anggota lainnya. Sebuah amanah besar kembali diberikan, kala dipercaya menjadi bagian dari tim SSV dalam keikutsertaannya di ajang Taipei International Choral Competition yang diselenggarakan di Taipei City, Taiwan. 

Tantangan yang dihadapi tentunya berbeda, terlebih tambahan lagu berbahasa Mandarin yang disyaratkan panitia pada tiap kategori. Menjadi another level tersendiri terutama dari segi pelafalan. Kemudian ketika dihadapkan dengan kompetitor yang lebih kompetitif, 6 bulan persiapan pun terasa singkat kala kompetisi tengah berjalan. Plus ditambah drama pra kompetisi yang mau tak mau menguras energi, baik secara fisik maupun mental. Sehingga kondisi kami saat itu, bak besi yang terus-terusan ditempa tanpa henti selama seminggu menjalani rangkaian kompetisi.

Namun, sekali lagi Sang Pencipta kembali menggariskan takdirnya yang manis diakhir sebuah perjuangan. SSV kembali pulang dengan membawa kebanggaan berupa raihan silver medal untuk kategori Mixed Choir dan gold medal pada kategori Ethnic Choir. Seolah kian mengukuhkan SSV yang begitu bersahabat erat dengan lagu-lagu berjenis Folklore. Air mata kebahagiaan para singers menjadi saksi rasa syukur, karena masih diberi kepercayaan dan kesempatan untuk tetap menggaungkan spirit menjadi versi terbaik dari generasi #MudaMendunia di level internasional. Ini juga menjadi bentuk konstribusi nyata terhadap almamater kami, rumah kedua Yogyakarta dan tanah air tercinta, Indonesia. Until the end, UMY, we made it! August, 31st 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun