Euphoria tahun pertama berlanjut di tahun kedua. Usai #MudaMendunia lewat kompetisi internasional, kami pun mencoba unjuk kualitas SSV di tingkat regional lewat sebuah konser bertajuk KINA "A Bitter Sweet Symphony" Concert di pertengahan tahun 2016. Hal ini menjadi comeback SSV setelah terakhir kali mengadakan konser "The Beauty of Indonesian Folksong" (2009) dan konser pamit "Survival" (2015). Selain itu, konser tersebut juga menjadi ajang penyambutan bagi kehadiran keluarga baru angkatan 18. Meski demikian, anggota senior tetap dilibatkan sebagai singers.
Digelar di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY) yang berkapasitas 300 kursi penonton, konser ini pun dikemas secara unik dan berbeda dari choral concert kebanyakan. Adanya tambahan unsur drama musikal yang berfokus pada tema besar konser. Dikolaborasikan dengan iringan instrumen dari Yogyakarta Symphony Orchestra sebagai pengiring utama, berhasil menambah semarak konser akbar malam itu. Pada penghujung acara, lagu Tokitifa aransemen Christian Izaac Tamaela, menjadi penutup malam penuh sukacita kami di hadapan para penonton, keluarga serta sahabat tercinta. Another dreams come true on May, 8th 2016.
3rd stage : Taipei International Choral Competition (2018)
"Nikmat mana lagi yang engkau dustakan?" Kutipan ayat al-qur'an tersebut menjadi cerminan rezeki yang tak hentinya didapatkan dari Sang Kuasa, hingga titik dimana diri ini telah resmi menjadi pensiunan mahasiswa. Menginjak tahun terakhir sekaligus momentum  farewell dengan teman-teman anggota lainnya. Sebuah amanah besar kembali diberikan, kala dipercaya menjadi bagian dari tim SSV dalam keikutsertaannya di ajang Taipei International Choral Competition yang diselenggarakan di Taipei City, Taiwan.Â
Tantangan yang dihadapi tentunya berbeda, terlebih tambahan lagu berbahasa Mandarin yang disyaratkan panitia pada tiap kategori. Menjadi another level tersendiri terutama dari segi pelafalan. Kemudian ketika dihadapkan dengan kompetitor yang lebih kompetitif, 6 bulan persiapan pun terasa singkat kala kompetisi tengah berjalan. Plus ditambah drama pra kompetisi yang mau tak mau menguras energi, baik secara fisik maupun mental. Sehingga kondisi kami saat itu, bak besi yang terus-terusan ditempa tanpa henti selama seminggu menjalani rangkaian kompetisi.
Namun, sekali lagi Sang Pencipta kembali menggariskan takdirnya yang manis diakhir sebuah perjuangan. SSV kembali pulang dengan membawa kebanggaan berupa raihan silver medal untuk kategori Mixed Choir dan gold medal pada kategori Ethnic Choir. Seolah kian mengukuhkan SSV yang begitu bersahabat erat dengan lagu-lagu berjenis Folklore. Air mata kebahagiaan para singers menjadi saksi rasa syukur, karena masih diberi kepercayaan dan kesempatan untuk tetap menggaungkan spirit menjadi versi terbaik dari generasi #MudaMendunia di level internasional. Ini juga menjadi bentuk konstribusi nyata terhadap almamater kami, rumah kedua Yogyakarta dan tanah air tercinta, Indonesia. Until the end, UMY, we made it! August, 31st 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H