Mohon tunggu...
Ina Assitalia
Ina Assitalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Konten paporit bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Generasi Millenial dalam Menjaga Keberadaan Bahasa Indonesia pada Media Online

30 Juni 2023   14:45 Diperbarui: 30 Juni 2023   14:50 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

VINA AZHARIKA

02 sake 13

PRODI AKUNTANSI S1

UNIVERSITAS PAMULANG

Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan negara Indonesia, dalam penerapannya tentunya banyak tantangan dan gangguan dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan sesuai dengan Ejaan Yang Disesuaikan (EYD). Penggunaan Bahasa Indonesia di media sosial perlu mendapat perhatian khusus, mengingat generasi millennial yang makin banyak menggunakan media sosial. Tantangan dalam cara penyampaian dan kosakata yang berdampak pada bagaimana penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari.

Eksistensi Bahasa Indonesia saat ini merupakan bahasa yang sudah dicampur dengan adanya bahasa gaul. Generasi millenial cenderung lebih menggunakan bahasa gaul dalam kegiatan sehari - hari bahkan saat acara formal. Kini keberadaan bahasa Indonesia yang murni jika tidak dijaga keberadaannya akan semakin luntur seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi. Hal tersebut seharusnya membuat generasi millenial agar melestarikan kembali dan mempupuk bahasa persatuan Bahasa Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, penggunaan bahasa selain bahasa Indonesia, termasuk bahasa asing dan bahasa gaul lainnya, semakin menggantikan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Jika mereka tidak dapat berkomunikasi dalam bahasa mereka sendiri, orang berpikir bahwa masyarakat sudah ketinggalan zaman. Penggunaan bahasa Indonesia sudah tidak sesuai lagi karena meningkatnya dominasi bahasa-bahasa lain tersebut di masyarakat dan seringnya penggunaan bahasa-bahasa tersebut oleh kalangan terpelajar dalam komunikasi lisan dan tulisan maupun dalam suasana formal dan informal.

Penggunaan bahasa gaul berdampak buruk pada penggunaan bahasa Indonesia, yang mengancam hilangnya penggunaan bahasa Indonesia. Jelas bahwa penggunaan istilah ini di masyarakat tidak dapat dipisahkan darinya. terutama karena bahasa ini banyak digunakan oleh semua orang, termasuk balita dan orang dewasa. Dalam situasi seperti ini, pembinaan dan pendampingan sangat diperlukan agar generasi penerus bangsa merasa bangga memanfaatkan dan melestarikan budaya Indonesia. Di era globalisasi, tampaknya kita bisa memanfaatkan pendidikan Indonesia berbasis TIK. TIK adalah singkatan dari informasi, komunikasi, dan teknologi. Kami juga memastikan untuk mengajarkan kepada pemuda negara nilai berbicara bahasa Indonesia yang baik, akurat dan menghargai bahasa kita sendiri, yang merupakan bagian penting dari rasa identitas nasional kita. Namun yang paling signifikan, sikap ini harus dimulai dari setiap individu.

Padahal, baik media cetak maupun internet sama-sama memiliki andil dalam perkembangan teknologi modern. Pengaruh teknologi akan berdampak negatif bagi masyarakat dan generasi milenial jika tidak disikapi dengan bijak. Orang dapat menyaring informasi karena arus informasi yang cepat untuk menghindari persetujuan dengan ide-ide berbahaya. Agar generasi milenial senantiasa melestarikan dan menggunakan bahasa Indonesia, diharapkan memiliki karakter yang mencerminkan budaya Indonesia. Jika generasi milenial memiliki karakter moral dan sikap yang baik terhadap budaya baru yang dianut oleh media internet, kesulitan eksternal dapat diminimalisir. Landasan komunikasi langsung antar masyarakat baik melalui internet maupun media lainnya adalah bahasa Indonesia yang mempersatukan masyarakat.

Penggunaan bahasa pengguna (pembaca), khususnya generasi milenial, dipengaruhi oleh terminologi yang digunakan dalam media sosial. Akibatnya penggunaan bahasa Indonesia di masyarakat akan menurun, terutama di kalangan anak muda, karena kurangnya penghargaan terhadap bahasa sendiri. Salah satu tindakan yang harus dilakukan oleh banyak pihak yang terlibat dalam masalah ini adalah pendidikan. Pemerintah harus fokus untuk memastikan bahwa pengguna media sosial memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk membedakan antara bahasa formal dan informal. Pemahaman membaca dan kemampuan berpikir kreatif dapat dijadikan sebagai barometer penilaian mutu pendidikan yang pada akhirnya akan menentukan kualitas sumber daya manusia seseorang. Dari segi struktur, makna artistik, dan etika, kita harus terus berupaya agar gaya bahasa generasi muda di Indonesia tidak berlebihan.

Referensi

Resviya. (2023). Perspektif Generasi Millenial Terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia Di Media Sosial. Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang, Vol. 14 No. 1.

Yenni Febiola Febrianti dan Rosmilan Pulungan. (2021). Penggunaan Bahasa Gaul Terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia Pada Masyarakat. Jurnal Ilmu Pendidikan, Volume 2 No. 1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun