Mohon tunggu...
Ina04021993 Ikhnawaty
Ina04021993 Ikhnawaty Mohon Tunggu... -

hidup berawal dari mimpi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

ANAK DAN MAINAN

27 April 2014   22:25 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:08 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Ina Ikhnawaty

Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa yang memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus memerlukan pembinaan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, sosial secara utuh, serasi, selaras dan seimbang.setiap laki-laki dan perempuan yang membangun rumah tangga anak adalah salah satu hal yang sangat mereka inginkan. Tidak lengkap rasanya membangun rumah tangga apabila tidak memiliki anak.

Anak adalah hal segalanya dalam hidup dan sebuah titipan yang harus dijaga dari dalam dan luar dengan baik, dilindungi, dirawat dengan kasih sayang dan dididik dengan benar sehingga menjadi anak yang membanggakan untuk agama, bangsa dan keluarganya. Seorang wanita akan merasa sedih jika tidak mempunyai anak, tidak sedikit suami yang meninggalkan istrinya karena tidak dapat memberikan anak untuk suaminya.

Begitu berharganya kehadiran anak dalam sebuah rumah tangga dan anak dititipkan oleh Allah kepada orang tua tidak semata-mata dititipkan dan dibesarkan begitu saja, melainkan harus diperhatikan dengan benar cara merawat dan mendidiknya. Orang tua berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan seprang anak. Orang tuahendaknya mengetahui betapa besarnya tanggung-jawab mereka di hadapan Allah ‘azza wa jalla terhadap pendidikan putra-putrinya, tentang perkara ini Allah berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. (At-Tahrim: 6)

Orang tua harus tahu hal apa saja yang anak sukai dan tidak disukai anak, sebagai orang tua seharusnya tidak memaksakan sesuatu yang anak tidak suka terutama dalam hal bakat dan cita-cita anak. Tugas orang tua hanya mendukung dan memberikan arahan-arahan yang benar, serta memberikan motivasi kepada anaknya. Tetapi orang tua juga harus mengontrol anak agar tidak salah arah dan salah pergaulan, begitu juga dengan jenis mainan yang sering dimainkan oleh anak. Karena anak kecil tidak terlepas dari mainan dan ada anak pasti ada mainan.

Mainan adalah sesuatu yang digunakan dalam permainan oleh anak-anak, orang dewasa ataupun binatang. Namun mainan lebih sering digunakan oleh anak-anak, berbagai jenis benda dihasilkan untuk digunakan sebagai mainan. Berbagai mainan telah diciptakan oleh manusia dari tahun ke tahun, bahkan setiap generasi memiliki jenis / type mainan masing-masing. Sebagai orang tua harus memperhatikan jenis mainan yang dimainkan oleh anak, jangan sampai mainan yang diberikan orang tua menimbulkan sifat negatif terhadap anak.

Orang tua seharusnya tidak memberikan mainan-mainan yang belum pantas dimainkan oleh seorang anak kecil. Begitu banyak orang tua yang memberikan mainan kepada anak-anaknya dengan harga yang mahal, bukan tidak boleh memberikan mainan yang mahal untuk anak, tetapi pikirkanlah apakah mainan yang mahal pantas dan tidak membahayakan tumbuh kembang anak. Haruskah anak kecil diberikan mainan yang sebenarnya belum pantas mereka mainkan, misalnya memberikan mobil-mobilan remot, robot-robotan yang canggih, HP, laptop, ipad dan yang banyak dimiliki anak-anak kecil saat ini adalah playstation (PS). Bukan tidak boleh anak diberikan mainan seperti itu hanya belum pantas rasanya anak kecil diberikan mainan yang canggih dan modern.

Memang pada dasarnya hidup di zaman modern seperti sekarang ini banyak orang tua yang tidak ingin anak-anaknya ketinggalan zaman. Berapapun biaya yang dikeluarkan untuk mainan yang mahal akan mereka lakukan asal anaknya bahagia dan dengan alasan sayang kepada anak. Kalau menurut saya itu bukan sayang tetapi memanjakan anak dengan hidup bermewah-mewahan. Sebagai orang tua yang baik seharusnya mengajarkan anak dengan hidup sederhana.

Kalaupun harus memberikan mainan, berikanlah mainan yang pantas dan tidak berbahaya untuk tumbuh kembang anak. Misalkan memberikan mainan setelah anak melakukan sesuatu yang positif dan bermanfaat untuk hidupnya, contohnya: setelah anak dapat menghapal surat-surat pendek dari Al-qur’an, menghapal do’a sehari-hari, dan mnenghapal bacaan sholat. Jadi anak bisa mengerti apabila ingin mendapatkan mainan harus ada usaha yang dilakukan terlebih dahulu. Jangan sampai mainan yang diberikan menjadikan anak yang pemalas dan lebih senang meminta tanpa adanya usaha. Untuk itu sebagai orang tua mari didik anak dengan baik dan benar, jangan menyiksa anak dengan hukuman yang berlebihan dan jangan biarkan anka terjerumus kedalam jurang kehancuran.

Mudah-mudahan anak-anak yang orang tua didik saat ini menjadi anak yang soleh dan solehah, berguna untuk keluarga dan lingkungannya dan menjadi anak yang dapat membawa orang tuanya kedalam surga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun