Selain itu, pelatihan seperti branding produk dan pemasaran digital juga penting untuk mendukung perkembangan desa. Pendamping juga harus membekali perangkat desa dengan kemampuan untuk mengelola tema tersebut secara berkelanjutan, agar desa dapat terus berkembang dan mengoptimalkan potensi lokalnya.
5. Monitoring dan Evaluasi yang Kontekstual
Pendampingan di era desa tematik memerlukan monitoring dan evaluasi (M&E) yang spesifik dan berbasis hasil. TPP harus merancang indikator keberhasilan yang relevan dengan tema desa. Misalnya, untuk desa tematik wisata, indikator keberhasilan tidak hanya terukur dari jumlah kunjungan wisatawan.
Namun, dampak ekonomi bagi masyarakat lokal juga menjadi aspek penting yang harus diperhatikan. Proses M&E harus melibatkan masyarakat secara aktif untuk memastikan bahwa keberhasilan tema desa dapat memberikan manfaat yang nyata dan berkelanjutan bagi mereka.
Mendorong Desa Tematik sebagai Motor Pembangunan Berkelanjutan
Era desa tematik menawarkan peluang besar bagi pembangunan desa yang berkelanjutan. Namun, keberhasilan ini sangat bergantung pada kemampuan TPP untuk beradaptasi dan mengarahkan desa menuju tema yang tepat. Dengan memahami lima pokok perubahan pendampingan ini, TPP diharapkan dapat menjadi motor penggerak desa tematik yang inovatif, inklusif, dan berdaya saing.
Desa tematik bukan hanya tentang membangun identitas baru bagi desa, tetapi juga tentang memberdayakan masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam pembangunan. Mari kita pastikan setiap desa di Indonesia menemukan potensinya yang unik dan berkembang sesuai dengan temanya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H