Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kekuasaan, Kezaliman, dan Hukum Dzarrah

19 Januari 2025   18:52 Diperbarui: 19 Januari 2025   18:52 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: Gambar oleh Mohamed Hassan dari Pixabay)

Akibatnya, orang-orang yang memiliki kedekatan personal dengan penguasa sering kali mendapatkan perlakuan istimewa, sementara yang dianggap sebagai "musuh" dihukum tanpa alasan yang objektif.

Fenomena ini tidak hanya menciptakan ketidakadilan tetapi juga merusak kohesi sosial. Ketika orang merasa bahwa sistem tidak berpihak pada keadilan, mereka kehilangan kepercayaan terhadap institusi. 

Sejalan dengan pandangan Emile Durkheim yang menekankan bahwa keadilan merupakan perekat sosial yang menjaga harmoni dalam masyarakat. Jika keadilan dirusak, masyarakat akan berada dalam kondisi "anomi," yaitu kekacauan sosial akibat hilangnya norma yang mengatur perilaku individu.

Penyalahgunaan kekuasaan juga sering kali berakar pada rasa superioritas yang keliru. Mereka yang berada di posisi kekuasaan merasa bahwa status mereka memberi hak untuk mengendalikan kehidupan orang lain. 

Padahal, dalam Islam, kekuasaan adalah amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Rasulullah SAW bersabda, "Pemimpin adalah pelayan bagi rakyatnya" (HR Ahmad). 

Konsep ini bertentangan dengan praktik kepemimpinan yang menindas, di mana atasan menggunakan kekuasaan untuk menghukum bawahan yang tidak disukai.

Salah satu contoh nyata dalam masyarakat adalah fenomena pemberhentian kerja secara sepihak, yang sering kali dilakukan tanpa alasan yang jelas. Dalam kasus seperti ini, kekuasaan digunakan sebagai alat untuk melampiaskan dendam pribadi. 

Misalnya, seorang atasan yang merasa terganggu oleh kritik atau masukan bawahan, memilih untuk memecat bawahan tersebut daripada berdialog secara konstruktif. Tindakan seperti ini menunjukkan rendahnya kemampuan emosional dan moral pemimpin dalam menghadapi perbedaan pendapat.

Dari perspektif hukum Islam, tindakan semena-mena semacam ini adalah bentuk kezaliman. Kezaliman adalah salah satu dosa besar yang disebutkan dalam banyak ayat Al-Qur'an dan hadis. 

Dalam sebuah hadis Qudsi, Allah SWT berfirman, "Wahai hamba-Ku, Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku, dan Aku menjadikannya haram di antara kalian. Maka janganlah kalian saling menzalimi" (HR Muslim).

Selain itu, kezaliman juga memiliki dampak buruk terhadap pelaku. Secara sosiologis, mereka yang menyalahgunakan kekuasaan sering kali kehilangan dukungan dari orang-orang di sekitarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun