Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cara Gampang Menulis Artikel Bagi Pendamping Desa

11 Januari 2025   08:25 Diperbarui: 11 Januari 2025   08:35 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis memang sangat sulit jika hanya dibayangkan. Tetapi setelah dicoba, ternyata menulis semudah berbicara. Jika persoalannya susah mengetik tulisan, bisa diawali dulu dengan merekam ide-ide yang ingin ditulis sekaligus dengan poin-poin pentingnya, menentukan masalah, dan solusi yang akan menjadi isinya.

Teknologi seperti voice-to-text di aplikasi WhatsApp bisa membantu proses ini. Setelahnya, sesuaikan redaksi dengan gaya penulisan yang mudah dibaca. Sesimpel itu? Iya, memang sesimpel itu. Cobalah! O ya, ada AI Meta di WhatsApp yang juga bisa membantu menulis dan diskusi.

Mengapa Pendamping Desa Perlu Menulis?

Menulis merupakan cara efektif mendokumentasikan pengalaman, ide, dan solusi. Bagi Pendamping Desa, menulis juga menjadi alat menyuarakan persoalan, masalah, maupun tantangan, serta keberhasilan di desa dampingan. Selain itu, menulis artikel memperkuat pemahaman mengenai isu-isu desa, seperti SDGs Desa.

Menulis bukan hanya media berbagi informasi, tetapi juga media untuk memotivasi orang lain. Misalnya, ketika dashboard SDGs Desa tidak berfungsi, banyak desa kecewa. Tetapi dari tantangan itu, Pendamping Desa dapat menggali cerita keberhasilan desa yang tetap bergerak maju tanpa mengandalkan dashboard tersebut.

Menurut Kepmen Desa PDTT Nomor 40 Tahun 2021, Pendamping Desa di semua jenjang harus melakukan sosialisasi mengenai SDGs Desa. Menulis adalah cara efektif memastikan komitmen sosialisasi ini tersampaikan dan dipahami oleh berbagai pihak.

1. Memulai Menulis Artikel

Langkah pertama adalah memilih topik yang menarik dan relevan. Topik bisa berasal dari kegiatan sehari-hari. Misalnya, bagaimana perjalanan menuju desa dampingan bisa mengungkapkan cerita unik dan inspiratif, yang nantinya dapat dikaitkan dengan salah satu tujuan SDGs Desa.

Rumus sederhana memulai menulis adalah menjawab pertanyaan dasar: apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana. Jawaban dari pertanyaan ini akan menjadi kerangka artikel Anda.

Misalnya, Anda ingin menulis tentang perjalanan menuju desa dampingan. Tanyakan:

  • Apa itu desa dampingan?
  • Bagaimana perjalanan menuju desa dampingan, pertanyaan ini bisa dijawab dengan menggambarkan tantangan atau masalah saat perjalanan ke desa dampingan, misalnya kehabisan bensin, ban pecah, atau melewati jalan yang terjal, sementara kondisi akhir bulan, dan seterusnya.
  • Siapa saja atau apa saja yang ditemui dalam perjalanan tersebut? Misalnya, dalam perjalanan melihat para petani memanggul hasil panen dengan wajah lesu dan kusut, dan lain-lain.
  • Apa rencana kegiatan pendampingan hari itu (sesuai rencana atau tidak), dan kenapa desa tersebut perlu didampingi?
  • Mengapa langkah-langkah tertentu perlu diambil sebelum melakukan perjalanan? misalnya menyiapkan regulasi, bekal, menemui seseorang, dan lain-lain
  • Hasil apa yang ditemui selama dan setelah perjalanan? Misalnya, selama perjalanan senyum ramah warga desa, perjalanan macet karena ada dumtruck yang terperosok di jalan desa yang belum diperkeras, dan lain-lain. Kemudian, apa saja hasil setelah perjalanan? misalnya, disambut hangat perangkat desa, ditawari kopi, dan lain-lain. Bisa juga ditulis sebaliknya.

2. Mencari dan Mengolah Data Desa

Data adalah inti dari tulisan yang kuat. Sebagai Pendamping Desa, Anda memiliki akses langsung ke berbagai sumber data.

Sumber Resmi. Gunakan data dari dashboard SDGs Desa, misalnya panjang jalan, jumlah warga di sepanjnag jalan yang dilalui, jumlah warga yang bekerja pada sektor pertanian, dan lain-lain

Wawancara. Ngobrol-ngobrol dengan kepala desa, perangkat desa, kelompok masyarakat, para petani atau penerima manfaat BLT-DD., mengenai apa yang ditemui saat perjalanan. Jika memungkinkan, rekam percakapan menggunakan aplikasi perekam suara.

Pengamatan Lapangan. Catat detail-detail kecil dari kegiatan di lapangan. Misalnya, saat musyawarah ada peserta yang ngotot sekalipun kegiatan tidak ada di Rencana Kegiatan Pemerintah Desa (RKPDes), atau yang tertidur, atau mungkin menggambarkan kondisi tempat rapat yang bocor, dan lain-lain.

Jangan lupa, catat sumber data dengan jelas. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan pembaca--saya sendiri sering lupa pada bagian ini...hehe.

3. Menyusun Artikel

Setelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah menyusun artikel. Struktur yang disarankan:

Pembukaan. Buat pembaca tertarik dengan pembukaan yang kuat. Misalnya, "Matahari siang itu terasa menyengat, memantulkan sinarnya pada butiran padi yang tergantung di bahu para petani. Dalam perjalanan menuju lokasi tugas, saya melihat beberapa petani sedang memanggul gabah, wajah mereka kelihatan lesu dan kusut, seperti menyimpan rasa kecewa yang dalam. Beban di pundak mereka bukan hanya padi yang baru dipanen, tetapi juga harapan yang terus-menerus dipertaruhkan pada nasib yang tak selalu berpihak.."

Isi. Bagi isi artikel menjadi beberapa subjudul. Setiap subjudul fokus pada satu aspek. Contohnya:

  • Mengapa memilih naik motor, bersepeda, atau jalan kaki ke lokasi dampingan
  • Langkah-Langkah Konkret yang Diambil (saat pendampingan)
  • Hasil dan Dampak yang Dirasakan Warga

Penutup. Akhiri dengan kesimpulan (atau bisa juga ajakan). Contoh: "Dengan keputusan musyawarah tadi, solusi perlahan ditemukan. Bantuan teknologi pertanian dan akses pasar yang lebih luas yang telah dianggarkan dalam APBDes membuat petani mulai tersenyum lega. Beban berat yang mereka pikul terasa lebih ringan, sama seperti jalan yang saya tempuh kini terasa lebih landai—seolah mencerminkan harapan baru yang tumbuh di desa ini."

Tips Menulis dengan Gaya yang Mudah

Gunakan Kalimat Pendek dan Padat. Hindari kalimat panjang yang sulit dipahami. Misalnya, "Dengan segala upaya yang melibatkan kerja keras, inovasi, dan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah desa, warga, serta kelompok tani, desa ini pada akhirnya mampu mengolah beragam hasil tani lokal yang melimpah ruah menjadi makanan berkualitas tinggi yang bergizi, sehat, dan khusus diformulasikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi balita secara optimal." Alih-alih berpanjang lebar, sebaiknya menggunakan redaksi, "Desa ini berhasil mengolah hasil tani lokal menjadi makanan bergizi tinggi untuk balita."

Hindari Bahasa Jargon. Jika harus menggunakan istilah teknis, jelaskan artinya. Misalnya, "SDGs Desa adalah tujuan pembangunan berkelanjutan yang dirancang untuk desa-desa di Indonesia."

Gunakan Data dan Kutipan, misalnya "Menurut laporan BPS tahun 2022, desa ini berhasil mengurangi angka kemiskinan sebesar 10%."

4. Gunakan Referensi yang Valid

Gunakan referensi yang valid, misalnya: 

Regulasi-regulasi yang terkait dengan desa dan pendamping desa. Misalnya Undang Undang Desa, Kepmen Desa PDTT Nomor 40 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis Pendampingan Masyarakat Desa, dan lain-lain

Buku "SDGs Desa Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Nasional Berkelanjutan" oleh A. Halim Iskandar (2020).

Artikel, di Kompas, "Desa Berinovasi Atasi Pandemi" (03/08/2021).

Menulis adalah Proses

Tidak ada tulisan yang langsung sempurna, (dalam hal ini, saya juga masih dalam proses belajar). Setelah menulis, baca ulang dan perbaiki. Mintalah teman atau kolega memberikan masukan. Dengan latihan dan kesabaran, Pendamping Desa dapat menjadi penulis yang inspiratif.

Jadi, tunggu apa lagi? Mulailah menulis hari ini dan jadikan pengalaman Anda sebagai Pendamping Desa menjadi cerita yang menginspirasi! Dan jangan lupa sebar di Media sosial dan grup-grup yang Anda ikuti. Selamat mencoba...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun