Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pemanfaatan Desa Tematik dalam Pembangunan Infrastruktur Kelistrikan

6 Januari 2025   10:19 Diperbarui: 9 Januari 2025   07:18 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yandri Susanto, Menteri Desa (https://www.instagram.com/p/DEPZZuEpC9n/?img_index=2)

Pemerintah baru saja mengumumkan program potongan tarif listrik 50% bagi pelanggan daya 2.200 VA ke bawah, yang berlaku hingga Februari 2025. Program ini tentu memberi angin segar bagi masyarakat, terutama di perkotaan. Namun, bagi warga desa, tantangan besar tetap menghantui.

Masalah listrik di desa tidak hanya soal biaya, tetapi juga infrastruktur yang terbatas. Keberadaan listrik yang terbatas menghambat banyak sektor kehidupan, termasuk produktivitas dan kualitas hidup masyarakat desa.

Bagi masyarakat desa, tarif listrik yang murah menjadi kebutuhan mendesak. Meskipun program stimulus tarif listrik bermanfaat, distribusinya belum merata, terutama untuk desa-desa terpencil yang masih terhambat oleh infrastruktur listrik yang minim.

Seringkali, masyarakat desa harus mengalirkan listrik dari jarak jauh karena tiang listrik yang belum terpasang. Hal ini menambah beban biaya instalasi dan tegangan yang tidak stabil, melebihi kemampuan pendapatan terbatas mereka.

Keterbatasan infrastruktur di banyak daerah menjadi masalah besar. Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, sekitar 2.500 desa di Indonesia belum terjangkau jaringan listrik (Kementerian ESDM, 2023).

Selain itu, kondisi geografis yang berbukit atau terletak jauh di pedalaman semakin memperburuk keadaan. Daerah seperti ini, meski sudah memiliki potensi energi terbarukan, seperti tenaga surya atau mikrohidro, kesulitan dalam memanfaatkan teknologi tersebut karena tidak ada jaringan yang menghubungkannya ke sistem listrik yang lebih luas.

Biaya pemasangan listrik yang mahal juga menjadi kendala utama. Tarif dasar listrik yang tinggi ditambah dengan biaya pemasangan yang tidak terjangkau oleh sebagian besar masyarakat desa membuat mereka enggan memasang jaringan listrik ke rumah mereka.

Yandri Susanto, Menteri Desa (https://www.instagram.com/p/DEPZZuEpC9n/?img_index=2)
Yandri Susanto, Menteri Desa (https://www.instagram.com/p/DEPZZuEpC9n/?img_index=2)

Proses penyambungan ini sering kali memakan biaya yang tidak sedikit, padahal mereka hanya mengandalkan penghasilan dari sektor pertanian atau sektor informal yang rentan terhadap gejolak ekonomi.

Selain itu, kapasitas pembangkit listrik yang terbatas sering kali tidak dapat mengakomodasi kebutuhan listrik di desa-desa. Sebagian besar desa, meskipun sudah terhubung ke jaringan listrik, hanya mendapatkan pasokan listrik dalam jumlah terbatas.

Bahkan, di beberapa daerah, pemadaman listrik sering terjadi, yang mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat desa. Hal ini tidak hanya menghambat aktivitas ekonomi, tetapi juga mengganggu pendidikan dan kehidupan sosial masyarakat.

Namun, dalam menghadapi tantangan ini, muncul ide baru yang cukup menarik: desa tematik. Desa tematik adalah desa yang dibangun dengan fokus pada satu sektor atau bidang tertentu, di mana pembangunan infrastruktur dan pengelolaan sumber daya disesuaikan dengan karakteristik wilayah tersebut. 

Menurut Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, desa tematik bisa menjadi solusi yang efektif dalam mengatasi pelbagai masalah desa yang tidak merata di seluruh Indonesia. (Monitor.co.id, 13/11/2024)

Penerapan konsep desa tematik ini bisa menjadi terobosan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur kelistrikan. Misalnya, desa yang terletak di daerah yang kaya akan sumber daya alam seperti air atau matahari dapat dikembangkan dengan menggunakan pembangkit listrik mikrohidro atau panel surya.

Pendekatan ini memungkinkan desa untuk tidak hanya memiliki listrik yang murah, tetapi juga berkelanjutan dan ramah lingkungan. Selain itu, pembangkit listrik ini bisa dikembangkan dengan partisipasi masyarakat desa, yang akan membuka lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Contoh konkret penerapan inisiatif ini dapat dilihat di Dusun Tangsi Jaya yang terletak di Kecamatan Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat. Sebelum adanya akses listrik, warga Dusun Tangsi Jaya bergantung pada lampu minyak untuk menerangi rumah mereka.

Dengan jumlah penduduk yang terbatas, serta kendala akses dan jarak, jaringan listrik utama saat itu tidak dapat menjangkau dusun yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani tersebut. Menyadari betapa pentingnya listrik bagi kehidupan sehari-hari, masyarakat Dusun Tangsi Jaya berinisiatif membuat kincir air yang memanfaatkan arus Sungai Ciputri untuk menghasilkan energi listrik.

Dengan memasang beberapa kincir air, mereka berhasil menerangi rumah-rumah warga dengan aliran listrik bertegangan 110 volt. Pemanfaatan mikrohidro ini menjadi salah satu solusi cerdas untuk mengatasi ketidaktersediaan listrik di daerah terpencil. (ANTARA, 28/01/2024).

Desa tematik yang berfokus pada pemanfaatan energi terbarukan, seperti mikrohidro atau panel surya, dapat menjadi model yang efektif bagi desa-desa di Indonesia yang masih kesulitan mendapatkan pasokan listrik.

Dengan memanfaatkan sumber daya lokal, seperti aliran sungai, angin, atau sinar matahari, desa-desa ini tidak hanya dapat memiliki listrik yang murah, tetapi juga berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada pembangkit listrik berbahan bakar fosil, dan membuka peluang untuk pengembangan ekonomi berbasis energi hijau.

Desa tematik juga bisa menciptakan peluang untuk membangun sumber daya manusia yang terampil dalam bidang kelistrikan. Dengan pelatihan khusus dalam instalasi listrik atau pemeliharaan pembangkit listrik kecil, masyarakat desa dapat lebih mandiri dalam mengelola dan merawat sistem kelistrikan mereka sendiri.

Program pelatihan ini dapat bekerjasama dengan lembaga pendidikan, sehingga masyarakat dapat memperoleh keterampilan yang berguna untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup mereka.

Tantangan terbesar dalam implementasi desa tematik adalah pembiayaan dan koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Desa-desa yang akan dipilih untuk menjadi desa tematik harus mendapatkan dukungan yang cukup baik dalam hal pembiayaan.

Selain itu, koordinasi antar instansi pemerintah juga sangat penting agar pembangunan infrastruktur kelistrikan dapat berjalan lancar dan tepat sasaran. Diperlukan juga regulasi yang mendukung agar desa tematik dapat berjalan dengan baik dan memperoleh manfaat maksimal.

Inisiatif seperti desa tematik ini menjadi bagian dari upaya untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antara desa dan kota. Dengan meningkatkan akses ke infrastruktur dasar seperti listrik, desa dapat berkembang lebih cepat dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Seiring dengan itu, masyarakat desa juga akan mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, membuka usaha baru, dan berpartisipasi dalam ekonomi digital yang kini semakin berkembang.

Program pemerintah dalam memberikan potongan tarif listrik memang patut diapresiasi, namun tantangan yang lebih besar adalah memastikan listrik yang murah dan terjangkau sampai ke desa-desa terpencil. 

Desa tematik bisa menjadi salah satu kunci solusi dalam mengatasi masalah ini, sekaligus memberikan dampak positif bagi pembangunan ekonomi dan sosial desa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun