Dalam konteks partai politik, penghapusan ambang batas ini juga akan memengaruhi strategi koalisi. Selama ini, partai kecil sering kali harus bernegosiasi dengan partai besar agar dapat turut serta dalam pencalonan. Keputusan ini memungkinkan mereka maju sendiri tanpa harus bergantung pada kekuatan besar.Â
Konsekuensinya, persaingan antarkandidat dari partai kecil mungkin menjadi lebih ketat. Dalam kondisi seperti ini, kredibilitas dan visi misi kandidat akan menjadi faktor penentu.
Di sisi lain, keputusan MK juga memberikan tantangan baru bagi pemilih. Dengan lebih banyak pilihan kandidat, masyarakat dituntut lebih cerdas dalam memilih pilihannya.Â
Edukasi politik menjadi sangat penting guna memastikan bahwa pemilih memahami visi dan program kandidat yang mereka dukung. Dalam hal ini, media massa dan organisasi masyarakat sipil memiliki peran besar memberikan informasi yang objektif dan mendidik.
Keputusan ini juga tidak lepas dari potensi implikasi hukum. Pengaturan lebih lanjut oleh pembentuk undang-undang, sebagaimana diamanatkan MK, harus dilakukan dengan partisipasi masyarakat secara bermakna. Tanpa itu, penghapusan threshold berisiko menghadapi hambatan dalam implementasinya.Â
Oleh karena itu, pemerintah dan parlemen harus bekerja sama untuk memastikan bahwa regulasi yang dihasilkan benar-benar mencerminkan semangat keputusan MK.
Pada tataran lokal, efek keputusan ini akan sangat terasa. Partai politik kemungkinan besar akan meningkatkan intensitas kampanye di daerah pedesaan. Desa-desa yang sebelumnya dianggap kurang strategis dalam perhitungan politik mungkin kini menjadi fokus perhatian.Â
Pada konteks ini, TPP berada di persimpangan. Mereka menjadi agen perubahan yang membantu masyarakat memahami dinamika politik baru ini atau justru terjebak dalam tarik-menarik kepentingan.
Dalam jangka panjang, penghapusan presidential threshold mendorong munculnya kandidat independen yang lebih kompetitif. Ini adalah peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat sistem demokrasi yang berbasis pada kompetensi dan integritas, bukan sekadar dominasi partai besar. Peluang ini hanya bisa terwujud jika semua pihak berkomitmen menjaga proses demokrasi tetap berjalan dengan baik.
Pada akhirnya, keputusan MK ini adalah langkah maju bagi demokrasi Indonesia. Namun, langkah ini harus diiringi dengan kesiapan semua pihak menghadapi dinamika yang baru. Partai politik, masyarakat, dan pelaku pembangunan harus bekerja sama memastikan bahwa perubahan ini benar-benar membawa manfaat bagi bangsa. Tanpa itu, penghapusan presidential threshold hanya akan menjadi catatan sejarah tanpa dampak nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H