Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kolaborasi Lintas Generasi untuk Masa Depan Tanpa Stunting

3 Januari 2025   17:25 Diperbarui: 3 Januari 2025   17:25 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemberian makanan tambahan (PMT) sebagai tambahan asupan gizi bagi bayi di desa (sumber: Generator AI Meta)

Pelatihan lintas generasi menjadi salah satu solusi guna mengatasi masalah ini. Pemerintah dan lembaga pendamping desa perlu merancang program pelatihan yang mengajarkan keterampilan komunikasi antar-generasi. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang karakteristik satu sama lain, kerja sama lintas generasi menjadi lebih harmonis. Program ini juga harus mendorong setiap generasi agar saling menghargai peran dan kontribusi masing-masing.

Distribusi peran yang adil menjadi kunci keberhasilan lainnya. Generasi Z, misalnya, tidak boleh dibebani tugas berat tanpa bimbingan. Sebaliknya, Generasi X perlu didorong agar lebih terbuka terhadap inovasi dan teknologi baru. Generasi Y, dengan fleksibilitasnya, menjadi jembatan yang efektif antara keduanya. Pendekatan ini memastikan bahwa potensi setiap generasi dimaksimalkan untuk mencapai tujuan bersama.

Dukungan dari pemerintah daerah dan desa juga sangat penting. Kepala desa, sebagai pemimpin lokal, perlu memberikan ruang bagi semua generasi ikut berkontribusi. Pengakuan terhadap kontribusi mereka, baik melalui insentif maupun penghargaan, akan mendorong semangat kolaborasi. Selain itu, pelatihan berkelanjutan harus menjadi bagian dari strategi memperkuat kapasitas tim lintas generasi.

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang stunting juga menjadi tantangan yang perlu diatasi. Masalah ini sering kali dianggap semata-mata sebagai isu kesehatan. Padahal, penyebabnya sangat kompleks, meliputi pola makan, kebersihan lingkungan, dan akses layanan kesehatan. Kolaborasi lintas generasi menjadi alat yang efektif menyampaikan pesan ini secara lebih komprehensif. Pendekatan visual dan digital dari Generasi Z, misalnya, melengkapi kampanye tatap muka yang dipimpin oleh Generasi X.

Guna memperkuat dampak kolaborasi ini, dukungan kebijakan nasional sangat diperlukan. Kebijakan yang mendorong sinergi lintas generasi dalam program-program prioritas nasional, seperti pemberdayaan masyarakat desa, akan menciptakan lingkungan yang kondusif dalam rangka kerja sama. Selain itu, kebijakan ini juga harus mendorong integrasi teknologi dalam setiap aspek program pembangunan desa.

Kolaborasi lintas generasi ini juga relevan diadaptasi dalam Program Pemberdayaan Pembangunan Masyarakat Desa (P3MD) yang dikelola oleh Kementerian Desa. Program ini memanfaatkan potensi generasi X, Y, dan Z dalam mendampingi masyarakat desa dalam mengembangkan solusi berbasis teknologi dan kearifan lokal. Generasi X berperan sebagai mentor yang memberikan bimbingan teknis dan strategis kepada para Pendamping Desa. 

Generasi Y, dengan kemampuan adaptasi teknologi, mendesain platform digital untuk pelaporan dan monitoring kegiatan pembangunan desa. Sementara Generasi Z, melalui kreativitas mereka, menghasilkan konten edukasi yang menarik guna meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program pembangunan desa.

Inovasi ini juga digunakan dalam pemetaan potensi Pendamping Desa, memastikan bahwa keterampilan dan keahlian masing-masing generasi termanfaatkan secara maksimal. Misalnya, generasi Y menjadi fasilitator pelatihan berbasis teknologi, sementara generasi X berfokus pada pembinaan komunitas dan perencanaan jangka panjang. Dengan sinergi ini, P3MD menjadi lebih efektif mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di desa-desa.

Dengan pendekatan yang terstruktur, melibatkan Generasi X, Y, dan Z dalam upaya mengatasi stunting bukan hanya soal mencapai target angka. Lebih dari itu, kolaborasi ini membangun budaya kerja lintas generasi yang menjadi modal sosial penting bagi pembangunan desa berkelanjutan. Budaya ini menciptakan rasa saling percaya dan solidaritas yang menjadi dasar dari gotong royong modern.

Indonesia memiliki peluang besar menjadi contoh dunia dalam memanfaatkan potensi lintas generasi bagi pembangunan desa. Dengan semangat gotong royong yang telah menjadi identitas bangsa, harapan akan masa depan tanpa stunting semakin nyata. Tantangan ini bukan hanya beban, tetapi juga peluang menciptakan perubahan yang lebih baik bagi semua. Dengan sinergi, inovasi, dan kerja keras, generasi masa kini menjadi pilar utama untuk masa depan yang lebih cerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun