Keberanian juga diperlukan untuk menghadapi konflik atau situasi sulit, termasuk mengambil sikap tegas terhadap individu atau kelompok yang mencoba mengganggu harmoni desa, layaknya keberanian Gerantang melawan raksasa.
Di sisi lain, legenda Cupak-Gerantang juga menyoroti pentingnya keadilan dalam kepemimpinan. Raja dalam cerita menunjukkan teladan sebagai pemimpin yang bijaksana dengan mendengarkan semua pihak sebelum mengambil keputusan.
Hal ini sejalan dengan prinsip partisipasi dalam pembangunan desa, di mana setiap suara dalam masyarakat harus didengar dan dipertimbangkan. Bagi pendamping desa, membangun ruang dialog dan memastikan bahwa semua kelompok memiliki akses yang setara untuk menyuarakan aspirasi mereka, adalah langkah esensial dalam menciptakan lingkungan yang inklusif.
Dengan begitu, potensi konflik dapat diminimalkan, dan kebijakan desa lebih mencerminkan kebutuhan seluruh warganya, menciptakan keadilan sosial, memperkuat rasa kebersamaan, serta mendorong partisipasi aktif dalam pembangunan desa.
Cerita ini juga menekankan pentingnya keteguhan pada nilai-nilai moral di tengah godaan dan rintangan. Dalam praktiknya, pendamping desa sering kali dihadapkan pada godaan untuk berpihak pada kelompok tertentu demi keuntungan pribadi atau menjaga hubungan baik.
Namun, seperti Gerantang yang tidak tergoyahkan oleh tipu daya Cupak, sebagai seorang pendamping harus tetap memegang prinsip keadilan dan bertindak demi kepentingan masyarakat luas.
Keteguhan ini tidak hanya menunjukkan integritas, tetapi juga memberikan teladan bagi masyarakat agar tetap meneladani sikap yang benar, menginspirasi mereka bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral yang luhur dan keadilan.
Di luar pesan moralnya, legenda Cupak-Gerantang juga menawarkan perspektif simbolis yang relevan untuk analisis pembangunan desa. Cupak dan Gerantang dapat dilihat sebagai metafora bagi dua sisi dalam dinamika desa: konflik dan harmoni.
Desa, sebagaimana dalam cerita, adalah ruang yang penuh dengan potensi konflik akibat perbedaan kepentingan, namun juga memiliki peluang untuk menciptakan harmoni jika dikelola dengan baik. Pendamping desa harus mampu membaca situasi ini, memahami akar konflik, dan mendorong penyelesaian yang adil serta berkelanjutan.
Dalam konteks ini, keberadaan pendamping bukan hanya sebagai fasilitator teknis, tetapi juga sebagai mediator sosial yang menghubungkan berbagai kepentingan dalam masyarakat.
Selain itu, perjalanan Cupak dan Gerantang menyelamatkan putri raja mencerminkan pentingnya kolaborasi dalam mencapai tujuan besar. Meskipun pada akhirnya Cupak berkhianat, keberhasilan Gerantang tidak terlepas dari awal kerja sama mereka.