Melihat perjalanan Fauzan dari kampus PTIQ Jakarta hingga kursi wakil bupati, saya tidak bisa tidak merasa bangga. Ia adalah bukti nyata bahwa seorang pemimpin yang baik bukan hanya lahir dari jabatan, tetapi juga dari proses panjang pembelajaran, pengorbanan, dan kesetiaan pada nilai-nilai yang ia yakini. Keberhasilannya mengajarkan saya bahwa persahabatan, meskipun terkadang dihiasi dengan perbedaan pandangan, adalah salah satu fondasi terpenting dalam membangun diri.
Sebagai pendamping desa yang kini tinggal jauh di Lombok, saya sering kali merenungkan perjalanan hidup Fauzan. Ia adalah inspirasi, bukan hanya sebagai sahabat, tetapi juga sebagai sosok pemimpin yang mampu membawa perubahan. Ketika saya melihat bagaimana ia menghadapi tekanan, baik di masa kuliah maupun di dunia politik, saya belajar bahwa kekuatan seorang pemimpin tidak hanya terletak pada kemampuannya memimpin, tetapi juga pada kemampuannya untuk tetap manusiawi, tetap peduli, dan tetap setia pada prinsip-prinsip hidupnya.
Fauzan Nasution adalah sahabat yang selalu saya ingat. Perjalanan hidupnya, dari diskusi panjang hingga subuh di ruang kecil komisariat hingga podium kemenangan Pilkada, adalah cerita yang menginspirasi. Saya yakin, ia akan terus membawa semangat perubahan di Padang Lawas, seperti halnya ia telah membawa dampak besar dalam lingkup kecil pertemanan kami di masa lalu. Keberhasilannya bukanlah akhir dari perjalanan, tetapi awal dari tantangan baru yang menanti untuk ia taklukkan. Dan saya, sebagai seorang sahabat, hanya bisa mendoakan yang terbaik untuknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H