Di lokasi seperti Jalan Pejanggik, pembangunan jembatan penyeberangan dari Mall Mataram ke SDN 2 Cakranegara bisa menjadi solusi jangka panjang yang tidak hanya mengatasi masalah parkir, tetapi juga meningkatkan keselamatan pejalan kaki.
Namun, aturan dan kebijakan saja tidak cukup. Dibutuhkan perubahan pola pikir di kalangan masyarakat, terutama di kelas menengah. Memiliki kendaraan pribadi adalah hak, tetapi hak ini datang dengan tanggung jawab. Empati terhadap sesama pengguna jalan harus menjadi bagian dari budaya berkendara.
Pemilik kendaraan harus menyadari bahwa tindakan mereka memiliki konsekuensi bagi orang lain, dan kesadaran ini hanya bisa dibangun melalui pendidikan dan kampanye publik yang berkelanjutan.
Pada akhirnya, masalah parkir sembarangan bukan sekadar soal tata ruang atau kebijakan transportasi. Ini adalah cerminan dari bagaimana kita, sebagai masyarakat, memahami hak dan tanggung jawab kita dalam ruang publik.
Jika ketidakpedulian terus dibiarkan, jalan raya akan menjadi medan konflik yang tidak hanya mengancam keselamatan, tetapi juga mencerminkan kegagalan kita dalam menciptakan ruang hidup yang adil dan harmonis.
Di tengah semua ini, ketakberdayaan warga biasa menjadi pengingat pahit bahwa dalam banyak hal, mereka yang memiliki kekuatan ekonomi sering kali menentukan aturan, bahkan di ruang yang seharusnya menjadi milik bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H