Keberadaan operator komputer seharusnya dipandang sebagai elemen penting dalam sekretariat pendampingan desa, bukan sebagai beban anggaran. Di era modern yang semakin mengedepankan data dan teknologi, validitas serta kecepatan data menjadi aspek yang sangat menentukan dalam efektivitas implementasi kebijakan dan evaluasi program.Â
Sebagai pengepul data yang telah divalidasi di lapangan, operator komputer memungkinkan proses administrasi berjalan lebih lancar dan akurat, menjaga konsistensi data yang diinput dan meminimalkan risiko kesalahan.Â
Bagi PLD, PD, dan TA, dukungan teknis dari operator komputer sangat berarti karena memungkinkan mereka lebih fokus pada pemberdayaan masyarakat daripada sibuk mengurus data yang sebenarnya bisa ditangani oleh orang yang memang memiliki kompetensi teknis.
Di lapangan, banyak pendamping desa yang terpaksa harus melakukan tugas ganda, tidak hanya melakukan fasilitasi tetapi juga harus memastikan bahwa data yang mereka dapatkan dari desa terinput dengan benar. Banyak dari mereka harus mempelajari teknis penginputan data yang tidak mudah dan memerlukan keterampilan tersendiri. Situasi ini mengakibatkan berkurangnya konsentrasi mereka pada tanggung jawab utama yang lebih berdampak langsung pada masyarakat.Â
Ketika pengelolaan data dikerjakan oleh pendamping yang seharusnya fokus pada pembinaan dan pemberdayaan, akan muncul potensi data yang tidak akurat, data yang tidak lengkap, hingga risiko keterlambatan dalam penyampaian pelaporan.Â
Ini adalah hal-hal yang dapat dihindari apabila posisi operator komputer tetap dipertahankan dan difungsikan dengan semestinya. Selain itu, penghapusan posisi operator komputer juga berpotensi menciptakan dampak finansial yang merugikan di sisi lain. Banyak pendamping desa yang akhirnya harus menanggung biaya tambahan, entah itu melalui pengeluaran pribadi untuk biaya operasional data atau pengaturan teknis yang mungkin memerlukan perangkat tambahan.Â
Situasi ini, dalam jangka panjang, justru menciptakan ketidaknyamanan dan ketidakstabilan dalam operasional program. Beban ini sebenarnya bisa dikurangi jika operator komputer tetap dipertahankan, karena mereka adalah tenaga yang profesional dalam menangani penginputan data, menjadikan seluruh proses lebih efisien dan terstruktur.
Pada dasarnya, keberadaan operator komputer juga memiliki manfaat dalam hal efisiensi alokasi waktu dan sumber daya. Tanpa posisi ini, dana atau waktu yang seharusnya digunakan pemberdayaan atau pelatihan perangkat desa justru habis untuk menangani aspek teknis. Anggaran yang terbuang akibat ketidakefisienan ini justru lebih besar dibandingkan jika struktur pendampingan desa menyertakan posisi operator komputer.Â
Dengan memiliki operator komputer yang bertugas khusus menangani penginputan data, keseluruhan proses kerja dalam sekretariat dapat berjalan lebih baik, dan anggaran juga lebih efisien karena tidak ada biaya yang terbuang untuk memperbaiki kesalahan atau ketidaktepatan data. Di sisi lain, keberadaan opkom yang profesional dan andal dapat menjadi solusi jangka panjang dalam mengatasi keterbatasan teknis yang sering dihadapi para pendamping di lapangan.
Jika melihat urgensi dan manfaat keberadaan operator komputer, sudah saatnya struktur sekretariat pendampingan desa ke depan mempertimbangkan kembali posisi ini. Di tengah tuntutan terhadap akurasi data yang semakin tinggi, operator komputer seharusnya menjadi pilar utama dalam memastikan bahwa seluruh informasi yang disampaikan akurat, valid, dan real-time.Â
Selain mereka tenaga teknis, mereka juga berfungsi sebagai penentu keberhasilan program melalui data yang terkelola dengan baik. Dengan meniadakan posisi ini, kita justru melemahkan fungsi pendampingan yang sebenarnya sudah memiliki beban yang kompleks.