Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menulis Sejarah Pendamping Desa, 100 Tahun Lagi Ia Pahlawan

9 November 2024   13:49 Diperbarui: 9 November 2024   16:58 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para siswa pun semakin kagum saat mengetahui bahwa profesi ini berkembang pesat menjadi profesi yang dihormati, bukan hanya oleh masyarakat desa tetapi juga oleh pemerintah, akademisi, dan masyarakat luas.

Namun, saat melanjutkan pencarian informasi mereka, beberapa siswa merasa ada sesuatu yang ganjil. Mereka menemukan dokumen yang menyebutkan bahwa salah seorang pendamping desa yang didaulat sebagai pahlawan nasional ternyata memiliki latar belakang yang cukup kontroversial. 

Ternyata, meskipun seorang pendamping desa ini dikenal luas karena kontribusinya dalam pemberdayaan masyarakat desa, ada fakta yang menarik yang tidak banyak orang ketahui. Bahwa, nama besar yang dihormati sebagai pahlawan ternyata memperoleh pelbagai macam "sokongan" dari partai politik yang memiliki pengaruh kuat di masa lalu. 

Informasi ini ditemukan dalam arsip yang dilihat oleh siswa dari Yogyakarta, yang memperlihatkan bahwa ide-ide yang dilaksanakan oleh seorang pendamping desa tersebut sebenarnya bukanlah ide orisinalnya.

Menurut sumber tersebut, banyak kebijakan, ide, dan pemikiran pemberdayaan yang dilaksanakannya sebenarnya merupakan hasil pemikiran para bawahan "sang pahlawan," namun ide-ide itu kemudian diambil alih tanpa izin dan dipresentasikan sebagai pemikirannya sendiri. 

Saat para siswa itu membahas temuan ini dalam diskusi kelas, suasana menjadi riuh dan tegang. Ada yang merasa kecewa dengan kenyataan tersebut, sementara yang lain mencoba melihatnya dari sudut pandang yang lebih luas. 

Beberapa siswa berpendapat bahwa meskipun pahlawan dari pendamping desa tersebut awalnya mungkin diangkat, disokong, dan didaulat oleh dan dari kepentingan-kepentingan politik, tapi hasil dari pekerjaannya tetap memberikan dampak positif yang tidak dapat dipungkiri. 

Desa-desa yang dahulu tertinggal kini berkembang pesat berkat kebijakan dan kegiatan pendampingan yang telah dilakukannya. Secara umum, rekan-rekannya sesama pendaming desa telah mengubah wajah pedesaan Indonesia, memberikan harapan baru bagi masyarakat yang sebelumnya terpinggirkan.

Namun, ada juga siswa yang menilai bahwa seharusnya sosok pendamping desa ini diingat sebagai pahlawan yang bukan diangkat karena kedekatannya dengan orang-orang politik, melainkan karena skill, kemampuan dan pengalamannya dalam dunia pemberdayaan dan kontribusinya nyatanya terhadap kemajuan masyarakat desa. 

Mereka merasa kecewa bahwa sejarah bisa diselewengkan dengan mudah demi kepentingan politik. Mengambil ide dari bawahannya dan mengklaimnya sebagai ide pribadi adalah sebuah pengkhianatan terhadap integritas perjuangan pendamping desa itu sendiri.

Diskusi semakin intensif ketika seorang siswa dari Jakarta bertanya, “Apakah ini berarti bahwa kita tidak bisa mempercayai segala hal yang dianggap sebagai sejarah pahlawan? Apakah kita harus selalu mencari sisi gelap dari setiap pahlawan yang kita anggap hebat?” Pertanyaan itu mengundang perdebatan panjang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun