Menghidupkan Warisan Filsafati
Meskipun banyak karya TGH. Musthofa Umar yang hilang, pemikiran beliau tidak sepenuhnya lenyap. Para santri dan pengikut serta muhibbin beliau menghidupkan ajaran-ajaran lisan yang pernah disampaikan, menjadikan ilmu beliau sebagai "karya hidup" yang terus berlanjut. Dalam pandangan filsafat Islam, ilmu yang disampaikan secara lisan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah bentuk hikmah praktis yang tak kalah pentingnya dengan karya-karya tertulis. Para ulama terdahulu sering kali menekankan pentingnya "menulis" dalam perilaku sehari-hari, sebuah gagasan yang juga ada dalam tradisi Sufi: bahwa kehidupan seseorang adalah buku yang terus-menerus ditulis di hadapan Tuhan.
Namun, tetap ada harapan bahwa suatu hari nanti, karya-karya tertulis TGH. Musthofa Umar yang hilang akan ditemukan kembali. Dengan itu, generasi mendatang dapat lebih memahami dan meresapi kedalaman pemikiran beliau dalam konteks yang lebih utuh. Filsafat Islam sendiri mengajarkan bahwa ilmu adalah anugerah yang tak terbatas; dan meskipun sebagian dari ilmu TGH. Musthofa Umar tampak hilang, nilai-nilai yang beliau ajarkan terus hidup dalam sanubari umat.
Melalui refleksi ini, kita diingatkan bahwa warisan terbesar seorang ulama bukan hanya terletak pada karyanya yang terdokumentasi, tetapi juga pada kehidupan dan ajaran yang terus menginspirasi. Sebagaimana dalam filsafat Islam, kebenaran dan kebijaksanaan tidak pernah hilang, melainkan bertransformasi melalui generasi demi generasi. Semoga jejak-jejak pemikiran TGH. Musthofa Umar yang "nyaris" terluakan ini, pada akhirnya, dapat ditemukan kembali dan memberikan pencerahan bagi umat di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H