Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jejak Spiritual TGH. Musthofa Umar dalam Risalah Mufidah fil Hajj wal 'Umrah

20 September 2024   12:00 Diperbarui: 21 September 2024   09:01 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TGH. Musthofa Umar menggunakan pendekatan yang sangat ketat terhadap dalil-dalil al-Qur’an dan hadits dalam setiap persoalan yang dibahas dalam kitabnya. Setiap masalah yang dibahas selalu diawali dengan dalil yang relevan, dilanjutkan dengan ijma’ dan qiyas, menunjukkan kedalaman pemahaman beliau terhadap metodologi hukum Islam. Ini sangat penting dalam konteks filsafat Islam, di mana rasionalitas dan empirisme selalu beriringan dalam proses pencarian kebenaran.

Pendekatan ini serupa dengan gagasan filsafat Islam klasik yang banyak dikembangkan oleh filsuf seperti Ibn Rushd (Averroes), yang selalu menekankan keseimbangan antara nalar (aqal) dan wahyu (syariah). Dalam tradisi ini, pemahaman terhadap hukum-hukum syariah harus selalu melibatkan nalar kritis, tetapi tetap tunduk pada wahyu sebagai sumber kebenaran mutlak. Dalam Risalah Mufidah, TGH. Musthofa Umar menerapkan pendekatan ini dengan sangat hati-hati, memastikan bahwa setiap kesimpulan yang diambil selalu didasarkan pada teks-teks agama yang otoritatif.

Jejak Spiritual yang Abadi

Kitab Risalah Mufidah fi al-Hajj wa al-‘Umrah adalah salah satu warisan penting yang ditinggalkan oleh TGH. Musthofa Umar Abdul Aziz, yang meskipun kurang dikenal, tetap menjadi panduan berharga dalam memahami ibadah haji dan umrah. Karya ini mencerminkan sikap tawadhu’, kedalaman spiritual, dan pemahaman mendalam terhadap sumber-sumber hukum Islam, serta memberikan kontribusi penting bagi khazanah keilmuan Islam.

Dalam perspektif filsafat Islam, kitab ini tidak hanya relevan sebagai panduan praktis, tetapi juga sebagai cerminan dari perjalanan spiritual yang lebih dalam, di mana haji dilihat sebagai simbol dari perjuangan manusia menuju kesempurnaan. Seperti yang diuraikan oleh Ali Syari'ati, haji bukan sekadar ritual, tetapi sebuah perjalanan menuju kesadaran eksistensial dan penyerahan total kepada Allah. Risalah Mufidah menghadirkan panduan untuk menyatukan aspek-aspek ritual dengan makna spiritual yang lebih mendalam, menjadikannya sebuah karya yang kaya akan hikmah dan relevansi abadi bagi umat Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun