Ketersediaan buku yang ada di perpustakaan merupakan faktor penting dalam menarik minat para pembaca. Koleksi buku bacaan yang tersedia seperti buku pelajaran, ensiklopedia, kamus, buku fiksi, dan non fiksi merupakan buku yang memiliki banyak edisi terbitan dan cetakannya. Buku-buku tersebut termasuk bahan bacaan yang paling sering dicari oleh pengunjung perpustakaan. Salah satu jenis koleksi buku yang paling banyak dicari adalah koleksi buku fiksi.Â
Buku fiksi adalah buku yang diciptakan menggunakan khayalan penulis dan tidak membutuhkan penelitian atau fakta untuk membuatnya. Buku ini sangat digandrungi oleh kaula muda karena memiliki jalan cerita yang menarik, alur cerita mudah dipahami, dan sebagai sarana untuk menghibur diri. Jika jenis buku tersebut tidak ada atau bahkan kurang lengkap maka pengunjung menjadi tidak memiliki minat untuk membaca atau untuk meminjam buku yang ada di perpustakaan karena mereka menginginkan membaca buku edisi terbaru tanpa mengeluarkan uang untuk menikmati bahan bacaan tersebut.
Terkait dengan fungsi perpustakaan sebagai lembaga penelitian, pelestarian, penyimpanan, dan sarana pembelajaran tersebut; perpustakaan harus selalu mengadakan pembaharuan koleksi buku yang ada. Ada beberapa alasan penting bagi perpustakaan untuk mengadakan pembaharuan koleksi buku.Â
Di antaranya adalah karena perpustakaan harus senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan terkini yang relevan, mendapatkan akses wawasan baru, dan memenuhi berbagai kebutuhan pengguna perpustakaan yang membutuhkan banyak pilihan buku bacaan sesuai dengan kegunaannya. Namun, perpustakaan tidak dapat memenuhi semua keinginan pengguna dalam penyediaan jenis buku tersebut karena perpustakaan memiliki keterbatasan dana untuk pembelian buku.
Pada hakikatnya perpustakaan sudah menerima bantuan untuk koleksi bahan pustaka yang berasal dari pemerintah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan setempat. Namun, bantuan buku tersebut bersifat terbatas. Oleh karena itu, pustakawan harus mencari alternatif lain untuk mendapatkan koleksi buku lainnya. Langkah yang umumnya dilakukan perpustakaan adalah dengan membeli menggunakan anggaran dana seperti APBN, APBD, BOS, hasil sumbangan, hadiah, wakaf, tukar menukar, dan hasil titipan dari perpustakaan lain.
Jika perpustakaan ingin melakukan penambahan buku koleksi dengan cara pembelian maka perpustakaan harus menyediakan anggaran serta melakukan perincian harga buku untuk minimal 1 tahun penyediaan koleksi buku tersebut. Hal ini sering kali menjadi masalah yang tidak dapat diselesaikan karena perpustakaan tidak selalu menerima anggaran yang besar dari dana pemerintah. Selain itu, harga buku juga kerap mengalami peningkatan seiring berjalannya waktu karena adanya dampak inflasi tiap tahun. Apabila perpustakaan tidak merencanakan perincian harga buku dengan tepat maka perpustakaan mungkin akan kesulitan untuk membeli koleksi buku yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak.
Permasalahan mengenai sumber pendanaan perpustakaan yang utama adalah sering kali perpustakaan bergantung pada sumber dana tertentu, seperti dana anggaran pemerintah dan sumbangan yang mengakibatkan apabila sumber pendanaan berkurang dan terbatas jumlahnya maka bukan tidak mungkin nantinya koleksi buku cenderung mengalami penurunan. Untuk menangani hal ini, perpustakaan dapat mengajukan permintaan hadiah dengan cara menyusun daftar bahan pustaka yang dibutuhkan, kemudian mengirimkan surat permohonan yang sudah disusun tersebut kepada alamat yang akan dituju. Misalnya adalah mengirim ke toko buku besar milik swasta, lembaga atau perseorangan.
Namun, sumbangan yang datang kerap kali tidak sesuai dengan permintaan pihak perpustakaan karena pihak tersebut tidak mempunyai buku yang sedang dibutuhkan perpustakaan atau ada koleksi lain yang ingin diberikan karena jumlah eksemplar yang mereka miliki jumlahnya lebih dari yang tersedia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H