Mohon tunggu...
mohamad syaikhul islam
mohamad syaikhul islam Mohon Tunggu... -

Calon Dokter yang Baik

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

KRL AC Kok Jendelanya Dibuka?

26 Agustus 2014   05:32 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:33 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lama saya tidak menaiki KRL AC jurusan Tanah Abang-Serpong , dulu KRL ini tarifnya 8rb berbeda dengan KRL ekonomi yang tidak ber-AC yang tarifnya cuma 2rb. Tahun lalu ketika saya masih masa-masa liburan anak sekolah yang nyari kuliah saya terbiasa naik transportasi publik ini untuk bolak-balik Tn Abang- Serpong. Pernah sampai kejadian kereta jurusan Tn. Abang- Serpong ini ditimpuki batu tapi tidak sampai jendelanya pecah.

Dulu KRL AC cukup nyaman karena sedikit penumpang yang menaikinya, beberapa waktu lalu saya mencoba menaikinya lagi dan kesan saya tidak banyak terjadi perubahan dalam kereta AC ini selain sistem pembayarannya yang menggunakan e-money .

Saya pergi daerah jakarta siang hari dan kembali menjelang magrib dimana banyak orang baru pulang dari kerja. Pasti akan sesak pikir saya, penumpang saat itu campuran antara orang yang pulang kerja dan yang pulang dari sekolah. Saya pun memilih untuk tidak terburu-buru ketika menaiki kereta yang datang karena saya sadar saya seorang laki-laki dan sepertinya lebih baik memberikan kesempatan saya ke orang lain yang lebih memerlukannya. Akhirnya saya berdiri didepan anak-anak berseragam SMA yang duduk.

Saya berdiri menghadap kaca kereta dan ada tulisan kurang lebih seperti ini "Turunkan jendela saat terjadi kecelakaan", rasa ingin tahu saya muncul karena hal ini merupakan hal baru bagi saya, walaupun begitu tentu saya tidak mencobanya.

Beberapa saat kemudian salah satu dari anak-anak SMA menurunkan kaca jendelanya, dan saya sebenarnya cukup kaget, pikir saya kok mereka membuka kaca jendela begitu saja. Langsung saja pikiran saya berkecamuk antara rasa ingin tahu dan kesal. Ingin tahu sebenarnya motif membuka kaca jendela ini apa ? karena tentu jika jendela dibuka maka jika akan lebih berbahaya jika ada yang melempar batu . Jika karena AC tidak dingin maka jika jendela dibuka maka udara panas diluar dari luar justru akan masuk dan akan bertambah panas belum lagi resiko AC kereta yang akan bekerja lebih keras untuk mendinginkan udara.

Saya memang belum menjadi pribadi berani untuk jujur secara langsung, saya pun diam dan menunggu mungkin barangkali ada seseorang yan sejalan dengan saya. Benar saja beberapa saat kemudian seseorang berkata jika jendela dibuka maka akan berbahaya jika ada yang melempar batu. Langsung saja saya beritahu ke anak SMA disana.

Pertanyaan saya apakah mereka belum belajar bahwa udara akan bergerak dari daerah dingin ke daerah yang lebih panas ? atau setidaknya jika mereka sekolah di perkotaan seharusnya mereka tahu bahwa AC akan cepat rusak jika terkena udara luar.

Sayangnya bukan anak-anak SMA saja yang membuka jendela kereta ini, ditempat duduk yang saya belakangi juga saya dapati jendelanya terbuka.  Bagaimana mau punya kereta bagus jika kita penumpangnya saja tidak bisa mendukung, atau minimal tidak memperburuk keadaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun