Mohon tunggu...
Ikhwan Mansyur Situmeang
Ikhwan Mansyur Situmeang Mohon Tunggu... -

Staf Pusat Data dan Informasi Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Presiden Susilo Bambang Yuhoyono: “Dana Transfer Melampaui Rp 500 Triliun Tahun 2013”

10 Agustus 2012   01:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:00 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Susilo Bambang Yuhoyono menjelaskan bahwa dana transfer dari pusat ke daerah untuk pertama kalinya melampaui Rp 500 triliun dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2013. Tanggal 16 Agustus 2012 ia menyampaikan keterangan tersebut dalam Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia menyambut hari ulang tahun (HUT) ke-67 Kemerdekaan Republik Indonesia serta Pidato RAPBN 2013 dan Nota Keuangan di Kompleks Parlemen, Senayan-Jakarta.

“Sejalan dengan apa yang selalu diusulkan DPD (Dewan Perwakilan Daerah), kita terus mengalirkan dana transfer dari pusat ke daerah yang jumlahnya makin besar. Insya Allah untuk pertama kalinya melampaui Rp 500 triliun tahun 2013. Marilah kita kawal dan kita sukseskan, agar mencapai sasarannya, dan tidak terjadi penyimpangan apa pun. Tugas kita bersama-sama,” ia menyatakannya saat bersilaturahim sekaligus berbuka puasa dengan pimpinan dan anggota DPD.

Setelah Rabu (25/7) di Jl Widya Candra III No 10 Jakarta, rumah dinas Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie, Yuhoyono dan isteri, Kristiani Herrawati atau Ani Susilo Bambang Yudhoyono, serta Wakil Presiden Boediono dan isteri, Herawati Boedino, Senin (30/7), mendatangi kediaman resmi Ketua DPD Irman Gusman di Jl Denpasar Blok C-III No 8 Jakarta.

Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie bersama puteranya, Ilham Akbar, menghadiri acara. Para senator (anggota DPD) seperti Rahmat Shah (senator asal Sumatera Utara juga Sekretaris Kaukus Antikorupsi DPD), Bambang Prayitno Soeroso (senator asal Bengkulu juga Ketua Kelompok DPD), Ahmad Farhan Hamid (senator asal Nanggroe Aceh Darussalam juga Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat) pun menghadiri acara. Yunahar Ilyas, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, memberikan hikmah Ramadhan.

RAPBN atau APBN merupakan daftar sistematis dan terinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama setahun anggaran. Nomenklatur “belanja dari pusat ke daerah” menjadi “transfer dari pusat ke daerah” berubah seiring pelaksanaan desentralisasi fiskal dalam kerangka otonomi daerah. Daerah-daerah menyoroti jumlah dana transfer. Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), misalnya, menyoalnya karena pusat mendesentralisasikan 70 persen kewenangannya ke daerah tidak berbanding lurus dengan dana transfer yang hanya 26 persen. Versi APKASI, idealnya 50 persen APBN.

Belanja negara dalam APBN Perubahan 2012 ditargetkan Rp 1.548,3 triliun yang terdiri atas belanja pemerintah pusat Rp 1.053,2 triliun, dana transfer Rp 478,8 triliun, dan dana optimalisasi Rp 13,6 triliun. Ketika Presiden menyampaikan RAPBN 2012 dan Nota Keuangan tanggal 16 Agustus 2011, Yudhoyono menjelaskan bahwa pemerintah bakal menggelontorkan belanja negara Rp 1.418,5 triliun tahun 2012 atau bertambah Rp 97,7 triliun (7,4%) ketimbang tahun 2011 yang Rp 1.320,8 triliun.

Di kesempatan tersebut, Yudhoyono berterima kasih kepada pimpinan/anggota DPD atas kerja sama sesuai dengan fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab dalam konstitusi dan aturan. “Kita sering bertemu di berbagai forum, utamanya untuk memikirkan dan membangun daerah di seluruh tanah air. Semoga kebersamaan kita berlanjut, sehingga lebih banyak lagi yang bisa kita lakukan untuk seluruh rakyat kita, untuk seluruh daerah kita.”

Ia menjelaskan dua butir penting yang relevan dengan apa yang terjadi di negeri tercinta ini sebagai kesimpulan wawancaranya dengan sebuah media massa beberapa hari lalu, yang diterbitkan bulan Agustus ini. Salah satunya, desentralisasi dan otonomi daerah. “Banyak yang mengatakan justru dengan desentralisasi dan otonomi daerah, banyak sekali hambatan, di dalam pembangunan yang dilaksanakan di negeri ini.”

“Saya harus mengatakan bahwa desentralisasi dan otonomi daerah adalah pilihan kita. Koreksi masa lalu ketika pembangunan sentralistik. Tentu saja usia reformasi dan transformasi di negeri kita masih muda, negara lain melaksanakan desentralisasi atau devolusi puluhan tahun. Oleh karena itu, jangan goyah, jangan berbalik arah, karena desentralisasi dan otonomi daerah yang benar akan lebih membawa keadilan, pemerataan. Kebaikan bagi semua. Dan manakala masih ada ekses dalam prosesnya, marilah kita koreksi bersama-sama.”

Seraya memohon petunjuk dan bimbingan Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT), Yudhoyono mengajak hadirin wal hadirat berharap agar kematangan demokrasi berkontribusi bagi pembangunan serta pertumbuhan desentralisasi dan otonomi daerah bermanfaat bagi seluruh rakyat.

Selaku shohibul bait (tuan rumah), Irman, didampingi istrinya, Liestyana Rizal, memulai sambutannya bahwa bersilaturahim sekaligus berbuka puasa merujuk hadits rasulullah Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa Sallam (SAW), yaitu menguatkan rasa saling percaya, kasih sayang, kerja sama, saling memahami, dan saling mengenal, baik sebagai muslim maupun warga. Bahkan menambah rezeki dan memperpanjang usia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun