"Jadi isu berita sekarang berbalik. Kuat Makruf dan Putri yang jadi sasaran tembak polisi. Dugaan perselingkuhan keduanya sangat menguat?" Gus Pri meluruskan obrolan lagi.
"Inilah yang aku bilang tadi. Ada skenario baru yang sengaja dibuat orang jaringan Sambo di luar kasus ini. Tujuannya untuk menyelamatkan sambo dari ancaman hukuman mati. Kalau berdasar kisah pertama, Sambo sangat kuat sebagai otak pembunuhan Brigadir Yoshua. Tapi kalau kisahnya dibalik, ada perselingkuhan antara Makruf dan Putri, logika hukumnya akan berubah. Otak pembunuhan ini, bukan Sambo tapi dua orang itu : Kuat Makruf dan Putri," tegas Tris.
"Maksudnya, perselingkuhan Kuat Makruf dan Putri sengaja dibuat dengan dua alasan. Pertama!" ujar Tris mulai memerinci analisisnya.
"Tris, kau ini njelaske kasus cak dengan mahasiswa, be. Biaso be lah Tris," ujar Bang Win yang tak mau terlalu serius membahas kasus Sambo.
"Bukan, begitu Bang Win. Ini supaya jelas. Kamu ni ngerti dak maksud aku?!" Tris suaranya agak meninggi. Tapi itu bukan kemarahan. Sebab, sudah menjadi tipe Tris yang selalu mengakhiri dialognya dengan kata : ngerti dak maksud aku!?
"Oke, lanjut! Jangan nak marah itu, Tris!" ujar Bang Win tanpa beban.
"Dua alasan itu, pertama pembunuhan Yoshua dilakukan karena diduga Yoshua yang melihat langsung perselingkuhan Kuat Makruf dan Putri. Sehingga skenario dibuat keduanya untuk melenyapkan Yoshua, supaya Yoshua tidak buka mulut. Sebab, kalau perselingkuhan ini sampai terbongkar, dipastikan citra Sambo akan rusak sebagai petinggi Polri. Makanya Kuat Makruf membuat skenario, Yoshua sudah menggendong putri isteri Sambo saat di Magelang," Â ujar Tris. Â
"Jadi ceritanya di balik. Mungkin yang menggendong Putri itu sebenarnya Kuat Makruf, bukan Yoshua! Tetapi karena Yoshua yang memergoki keduanya yang sedang gendong-gendongan di Magelang, Yoshua dijadikan kambing hitam dalam kasus ini, begitu?!" Gus Pri menimpali.
"Ya, tujuannya supaya perselingkuhan mereka tidak tercium oleh Sambo!" jelas Tris menguatkan ujaran Gus Pri.
"Kalu mak itu, harusnyo yang ditembak mati Kuat Makruf, bukan Yoshua! Kan Kuat Makruf yang pagar makan tanaman!?" ujar Yus, seperti menyimpan dendam pada Kuat Makruf yang sudah menghianati Sambo.Â
"Yang aneh, menurut aku, kok bisa-bisanya seorang jenderal polisi sekelas Sambo mudah percaya dengan seorang sopir. Harusnya emosinya sudah stabil. Kan bisa ditanya dulu, dicari kebenarannya. Ini kok langsung main tembak. Kalau kisah perselingkuhan Kuat Makruf dan Putri benar-benar terjadi, Sambo pasti menyesal seumur hidup," ujar Yus perihantin atas kasus ini.