"Syetan itu ciptaan siapa?" Lagi-lagi Kiai Majid bertanya.
"Nafsu!"
"Ya. Syetan itu sendiri!"
"Manusia yang tidak taat pada Allah, sehingga jadi syetan!"
"Syetan itu mahluk," Kiai Majid mulai memberi gambaran arah jawaban. "Kalau syetan itu mahluk, jadi syetan itu ciptaan siapa?" Kiai Majid memancing.
"Ya, jelas Allah!" Dika langsung tanggap.
"Kalau begitu, koruptor itu yang menciptakan juga Allah! Setuju?!" Kiai Majid menambah kami bingung harus menjawab apa. Kami hanya bengong.
"Kalau itu ciptaan Allah, masalahnya mengapa Allah harus menciptakan koruptor? Sementara Allah mengendaki kebaikan bagi umatnya?" Dika menjawab lagi.
"Wah, tidak sia-sia jadi remaja masjid, makin pintar ilmu agama saja, kamu," Lin memuji. Dika hanya mesem-mesem. Yang lain tidak menggubris. Kami masih serius. Otak kami makin dibebani oleh ragam pertanyaan dari beberapa kalimat yang diucapkan Kiai Majid.
"Itu sengaja diciptakan Allah! Demikian juga syetan!"
"Sengaja?!" kami saling pandang.