Puasa Dalam Membentuk Masyarakat Islami
Puasa merupakan suatu ibadah wajib bagi orang-orang beriman dengan menahan diri dari
hal-hal yang membatalkan mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Kewajiban
melaksanakan ibadah puasa sederajat dengan keharusan mendirikan sholat, menunaikan
zakat, dan naik haji bagi orang mampu, sehingga pantas divonis kafir atau ingkar nikmat
Allah SWT kalau tidak melaksanakannya.
Menahan diri dari makan dan minum serta syahwat nikah adalah fase awal dari puasa yang
benar. Fase setelahnya adalah menahan pandangan, lisan, tangan, kaki, dan semua anggota
tubuh dari dosa dan maksiat. Fase tertinggi dari berpuasa adalah menahan hati dari hasrat dan
pikiran yang dapat menjauhkan hamba dari Allah Ta'ala. Ilmu adalah fase awal dari proses
yang panjang, sebagaimana ilmu juga landasan dalam berbicara dan beramal. Ketika ilmu
bertransformasi menjadi amalan, maka itulah ciri ilmu yang bermanfaat.
Ibadah puasa adalah ibadah yang telah dipilih oleh Allah, Tuhan semesta alam,
sebagai milik-Nya. Sebab, orang yang berpuasa itu tidak melakukan sesuatu,
melainkan hanya meninggalkan syahwatnya (kesenangan nafsunya). Dengan
puasa, ia meninggalkan hal-hal yang dicintainya, semata hanya karena cintanya
kepada Allah. Puasa juga merupakan hubungan rahasia di antara seorang hamba
kepada Tuhannya. Orang lain hanya melihat bahwa orang yang berpuasa itu tidak
melakukan hal-hal yang bisa membatalkan puasa secara lahiriyah. Namun orang
Kata puasa yang dipergunakan untuk menyebutkan arti dari al-Shaum dalam rukun
Islam keempat ini dalam Bahasa Arab disebut shoum, shiyam yang berarti puasa.1Â
Menurut L. Mardiwarsito dalam bahasa kawi disebut "upawasa" yang berarti
berpuasa.2 Dalam Bahasa Arab dan al-Quran puasa disebut shaum atau shiyam
yang berarti menahan diri dari sesuatu dan meninggalkan sesuatu atau
mengendalikan diri.
B. Manfaat Puasa
Allah Swt. telah menyediakan syurga bagi para ahli puasa, sebagaimana Rasulullah
Saw. bersabda: Artinya: "Dari Sahl r.a ia berkata Nabi Saw.bersabda: "Dalam surga
ada satu pintu yang disebut dengan Ar Rayyan, yang pada hari qiyamat tidak akan
ada orang yang masuk ke surga melewati pintu itu kecuali para shaimun (orangorang yang berpuasa). Tidak akan ada seorang pun yang masuk melewati pintu
tersebut selain mereka. Lalu dikatakan kepada mereka; Mana para shaimun, maka
para shaimun berdiri menghadap. Tidak akan ada seorangpun yang masuk melewati
pintu tersebut selain mereka. Apabila mereka telah masuk semuanya, maka pintu itu
ditutup dan tidak akan ada seorangpun yang masuk melewati pintu tersebut." (HR.
Bukhari). Dari Hadis di atas, dapat disimpulkan bahwa Allah Swt telah menyediakan
pintu surga sendiri untuk ahli puasa yaitu pintu Ar-Rayyan yang saat kiamat pintu itu
akan terbuka dan akan tertutup jika semua shaimun masuk. Dari sini kita tau bahwa
betapa besarnya manfaat puasa itu karena para shaimun mempunyai kedudukan
sendiri di sisi Allah Swt.
puasa itu berperan sebagai pelindung manusia dalam segala perbuatanÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI