Mohon tunggu...
Imron Rosyadi
Imron Rosyadi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Aku sangat suka kopi hangat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perempuan Berpayung Merah

18 Februari 2013   05:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:07 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Payung merah: hadiah orang tuamu

Payung merah melindungimu dari hujan godaan
angin bertiup kencang
sesekali melemparkan payungmu

Kau ambil lagi
tapi tubuh telah berlumur hujan

Di halte kau berteduh
banyak tukang asongan menjual keyakinan
tawar-menawar mengeraskan suaranya
keyakinan-keyakinan picis itu memutar di kepalamu

hujan marah
derasnya sungguh garang
hingga kau pusing
anganmu merindukan mentari cepat menyingsing
tukang asongan tahu anganmu dan berkata,
“ini adalah negeri hujan, beli lah minuman hangat ini”

lalu kau duduk melepas lemas
menikmati paksaan kedinginan
payung merah melepaskan diri dari genggaman tangan kanan
dari sisi kanan bayang menangkap payungmu
dia adalah teman lamamu
kau terkejut, dadamu mengejang

Tanpa salam dan sapa
kau langsung memeluknya erat
temanmu berbisik, “tak usah terkejut karena sebelum di halte ini
aku telah bersamamu”

Kau melepaskan seluruh pakaianmu yang basah
tubuhmu pasrah dalam dekapan tubuhnya
yang hangat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun