Mohon tunggu...
IMRON ROSADI
IMRON ROSADI Mohon Tunggu... Wiraswasta - Alhamdulillah

Selalu Bersyukur dan Bersabar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bilal bin Rabbah, Penakluk Ketakutan

19 September 2020   21:21 Diperbarui: 19 September 2020   21:28 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya Bilal berteriak, "Wahai para penolong agama Allah !! Inilah gembong kekafiran, Umayah bin Khalaf. LEbih baik aku mati daipada dia dibiarkan lolos!".

Seketika itu pula, serombongan kaum muslimin berdatangan dengan pedang penyebar maut di tangan mereka dan mengepung Umayah bersama putranya. Sedangkan Abdurahman bin Auf tidak mampu berbuat apa -- apa. Akirnya Umayah dan kaum Quraisy tewas oleh pedang para kaum Muslimin.

Hari demi hari terus berganti. Tibalah saatnya Mekkah dibebaskan. Rasulullah SAW memasuki Ka'bah dan mengajak Bilal. Rasulullah SAW memerintahkan bilal naik ke bagian atas Masjid untuk mengumandangkan Azan.

Bilal bin Rabah melanjutkan hidupnya bersama Rasulullah SAW dan ikut mengambil bagian dalam semua perjuangan beresenjata pada masa hidupnya. Ia tetap menjadi muadzin, menjaga serta menghidupkan syiar agama besar ini. Yang telah membebaskan dirinya dari kegelapan menuju cahaya, dari perbudakan menuju kemerdekaan.

Setelah Rasullah SAW kembali kehadirat Ilahi. Sejak itulah Bilal mohon izin kepada khalifah Abu Bakar untuk tidak mengumandangkan Azan. Karena setiap kali membaca "Asyhadul anna Muhammadar Rasulullah", kenangan lamanya bangkit kembali, dan suaranya tertelan oleh kesedian, digantikan oleh cucuran air mata.

Azan terakhirnya ketiak Umar menjari Amirul Mukminin. Bilal diminta oleh Umar untuk menjadi muazdin. Kesempatan ini sangat ditunggu -- tunggu oleh kaum muslimin. Bilal pun naik ke menara dan mengumandangkan Azan. Para sahabat yang pernah mendapati Rasulullah SAW menangis dan mencucurkan air mata. Yang paling keras tangisannya diantara meereka adalah Umar

Bilal bin Rabbah berpulang ke rahmatullah di Syria sebagai pejuang di jalan Allah seperti keinginannya. DI perut bumi Damaskus sekarang terpendam kerangka dan tulang -- belulang milik pribadi yang besar. Sangat teguh dan tangguh pendiriannya dalam mempertahankan keyakinan dan keimanan.

Sumber : Biogarafi 60 Sahabat Nabi ( Khalid Muhammad Khalid )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun