Mohon tunggu...
Imron Purnama
Imron Purnama Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ramadan, Visi, Misi, dan Strategi

7 Juli 2017   08:04 Diperbarui: 9 Juli 2017   08:37 1522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada pepatah lucu di masyarakat kita, bahwa sehabis lebaran maka badan pun akan semakin lebar-an. Jika di simak lebih dalam kalimat tersebut mengandung makna yang multidimensi, melebihi dari sekedar urusan konsumsi. Melihat fenomena yang terjadi pasca ramadhan, kualitas kehidupan umat muslim dapat di klasifikasikan menjadi  3 kelompok yakni :

  • Kelompok umat islam yang kualitas ibadah, ketaqwaan dan kecintaanya kepada Allah SWT mengalami peningkatan dari sebelum datangnya bulan ramadhan. (Growth)
  • Kelompok umat islam yang kualitas kehidupan dan ibadahnya  mengalami stagnansi.   kualitas ibadah nya kembali seperti sebelum datangnya bulan ramadhan (Stagnant)
  • Kelompok umat islam yang kualitas kehidupan dan ibadahnya mengalami penurunan di bandingkan sebelum datangnya bulan ramadhan. (Decline)

Berdasarkan 3 kelompok besar tersebut dapat kita simpulkan sebagai berikut :

  • Kelompok pertama adalah kelompok yang memperoleh kemenangan ,sesuai dengan Firman Allah SWT dalam Surat Al Baqarah "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu menjadi orang yang bertakwa" (QS. Al Baqarah: 183)
  • Kelompok kedua dan ketiga adalah kelompok mayoritas yang kurang mendapatkan hikmah, rahmat dan magfirah secara signifikan dengan datangnya bulan ramadhan tersebut, dalam bahasa gaulnya biasa disebut so-so, alias tidak ada perubahan dan perbaikan positif terhadap kehidupan ibadah & akhiratnya, sesuai hadits Rasulullah SAW "Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga." (HR. Ath Thobroniy dalam Al Kabir dan sanadnya . Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shohih ligoirihi --yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya)

Kelompok kedua dan ketiga ini  merupakan populasi umat kita yang jumlahnya merupakan mayoritas, yang dikhawatirkan akan menjadi salah satu penyebab utama umat islam tidak dapat berpengaruh secara signifikan pada aspek kehidupan ekonomi, politik, hukum maupun pada bidang penting lainnya seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, baik secara global maupun nasional. Idealnya Umat islam dapat menjadi suri tauladan dan  rahmatan lil alamin/bermanfaat bagi sesama dan lingkungannya . Sesuai dengan Quran Surat ali 'Imran, ayat 110 "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah SWT.

Dalam surat Al-Baqarah ayat 183 disebutkan bahwa parameter keberhasilan puasa ramadhan terletak pada kualitas ketaqwaan seseorang secara kaffah, yang tujuan akhirnya adalah agar dengan rahmat Allah SWT  umat Muslim dapat meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Merekalah kelompok kaum mukminin yang beribadah dengan extra effort, ilmu, harta dan pengorbanan (fastabiqul khairat) yang membawa mereka masuk ke dalam  kategori  kelompok pertama, yakni menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Disinilah perbedaan antara kelompok pertama dengan kedua dan ketiga dimana mereka memiliki motivasi kuat untuk all outmenjadi orang yang bertaqwa yang di landasi atas keyakinan terhadap rukun iman yang dapat di jabarkan sebagai berikut :

  • Keyakinan akan adanya kehidupan akhirat yang kekal dan abadi
  • Keyakinan akan adanya hari pembalasan dan keadilan
  • Keyakinan akan adanya perhitungan/hisab atas amal kebaikan dan keburukan umat manusia sebagai akibat atas ketaatan terhadap  perintah dan larangan Allah SWT.
  • Keyakinan akan kenikmatan kehidupan surgawi sebagai balasan untuk orang--orang yang bertaqwa kepada Allah SWT
  • Ketakutan akan dahsyatnya siksaan api  neraka yang bahan bakar nya batu dan manusia sebagai balasan atas ketidakpatuhan umat manusia kepada perintah dan larangan Allah SWT.

Yang kesemuanya adalah gambaran visi & orientasi orang-orang mukmin yang bertaqwa kepada Allah SWT terhadap kehidupan akhiratnya.

Mengapa mereka yang berada pada kelompok kedua dan ketiga tidak memiliki spirit, energy, motivasi dan perjuangan yang kuat dalam menggapai datangnya rahmat dan magfirah dari Allah SWT pada bulan tersebut?

Penyebabnya adalah perbuatan dosa-dosa berulang yang disebabkan tidak adanya visi terhadap kehidupan akhirat dan misi untuk menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah SWT seperti dijelaskan pada Al-Qur'an : "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri." (QS. Asy-Syura:30).

VISI , MISI & STRATEGY

Salah satu penyebab utama kegagalan sebagian umat islam dalam meraih derajat ketaqwaan selama bulan suci ramadhan adalah lemahnya motivasi ibadah, yang disebabkan kesalahan atau bahkan ketiadaan  VISI , MISI & STRATEGY  didalam kehidupannya. Orang--orang yang berhasil kembali kepada fitrah yang suci, meraih kemenangan dan derajat ketaqwaan adalah orang--orang muslim yang memiliki VISI , MISI dan STRATEGY  sesuai tuntunan Al-Qur'an dan Al-Hadits, yang dapat di jabarkan sebagai berikut  :

  • VISI : Meraih keselamatan dan kebahagiaan di akhirat (bertemu dengan Allah SWT)
  • MISI : Menjadi muslim yang rahmatan lil alamin, dengan beribadah dan bertaqwa  kepada Allah SWT.
  • STRATEGY: Membagi waktu kepada 3 prioritas kegiatan utama yaitu menuntut ilmu, beribadah dan istirahat/menjaga kesehatan, guna tercapainya VISI & MISI tersebut secara efektif dan efisien.
  • TANTANGAN: Mengingat tantangan yang dihadapi untuk tercapainya VISI & MISI tersebut sangat berat, maka di perlukan formulasi dan eksekusi strategy yang tepat, dengan kesungguhan, perjuangan dan kedisiplinan dalam implementasinya, agar pengelolaan waktu, mental dan pikiran terhadap 3 aktivitas besar tersebut dapat mendukung tercapai nya Visi dan Misi secara optimal (excellent execution).
  • BUDAYA: Landasan fundamental yang diperlukan untuk mendukung tercapainya visi, misi dan strategy tersebut adalah latihan dan pembentukan mental budaya ikhlas, sabar, tawakkal dan bersyukur atas segala rahmat dan hidayah yang Allah limpahkan kepada kaum muslimin yang di landasi atas ke imanan / ke tauhidan kepada Allah SWT. 

Orang--orang muslim seperti itulah yang dapat menjalankan amanah sebagai khalifatullah di muka bumi yang pada akhirnya akan menjadi rahmatan lil alamin.(bermanfaat bagi lingkungannya, baik keluarga, sahabat, perusahaan, agama dan ekosistemnya).

Dalam fenomena kehidupan disekeliling kita dapat dilihat bahwa negara, organisasi, perusahaan, keluarga dan pribadi yang tidak mempunyai visi, misi dan strategy yang tepat di masa depannya akan mengalami stagnansi pada kualitas kehidupannya, bahkan sebagian mereka mengalami kondisi yang lebih buruk yakni menghadapi persoalan masa lalu yang tidak dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat. Betapa pentingnya visi dan misi serta strategy tersebut dapat diperhatikan pada contoh berikut :

  • Negara yang tidak mempunyai visi, misi dan strategy sebagai exportir pangan dunia di masa depannya akan disibukan oleh urusan masa lalu seperti kekurangan stock pangan,kartel beras, dan Impor bahan pokok dalam jangka panjang, yang akan berakibat kepada menurunnya cadangan  devisa bahkan defisit anggaran .
  • Perusahaan yang tidak mempunyai visi, misi dan strategy yang tepat dan benar di masa depannya akan mengalami masalah lama yang berulang seperti Revenue Growth, Sustainability Profitable Growth, High Cost Structure,Cash flow dan beban Out Standing yang pada akhirnya akan dilikuidasi oleh pihak Global Leading company.
  • Keluarga yang tidak mempunyai visi, misi dan strategy serta budaya yang baik dan benar, di masa depannya akan menghadapi masalah masa lalu, baik masalah keuangan keluarga,hutang piutang,etika dan moral yang tak kunjung selesai (tidak mudah di selesaikan)
  • Muslim yang tidak mempunyai visi, misi dan strategy terhadap kebahagiaan kehidupan dunia dan akhirat akan mendorong pribadi tersebut untuk mengulangi  kesalahan dan dosa masa lalu,yang akan membawa orang tersebut kepada kehampaan dan kegelisahan hidup di dunia serta menghadapi ancaman siksa api neraka yang amat dahsyat pada kehidupan nya nanti.

Disinilah rahmat yang Allah limpahkan melalui ibadah & puasa di bulan ramadhan, sejatinya agar umat islam melakukan evaluasi dan kontemplasi diri selama bulan tersebut yang puncaknya adalah i'tikaf pada 10 malam terahir ,agar umat islam lebih fokus melakukan self audit atas kualitas ibadah nya selama ini, Apakah implementasi Visi, Misi & Strategy kehidupan nya sudah sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Al-Hadits, yakni seluruh niat, langkah, pegangan hidup, pemikiran, pertimbangan keputusan dan masa depan nya semata--mata disandarkan untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT.

Atau sebaliknya kualitas kehidupan ibadah kita selama ini hanya 5%-10% dari yang telah dicontohkan Rasulullah dan para sahabat, seperti  mengesampingkan hukum, perintah dan larangan Allah, penempatan uang & investasi di luar ketentuan syariah, melakukan ketidakadilan yang di murkai Allah, menyembunyikan kebenaran dan kebaikan, takut kepada penegakan kebenaran dan segala resikonya (takut menegakan amar ma'ruf nahi munkar), ghibah/gosip, fitnah dan  riya, tidak membayar zakat dan kurang bersedekah,tidak menjalankan ibadah yang sunah, mementingkan kepentingan individu,boros dan lain sebagainya . kondis  tersebut akan menjauhkan kita dari rahmat dan hidayah Allah yang pada akhirnya visi keselamatan dan kebahagiaan di akhirat jauh dari realisasi dan harapan.

Berdasarkan gambaran dan evaluasi diatas akhirnya kita sadari bahwa untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat diperlukan VISI, MISI & STRATEGY yang tepat serta kesungguhan dalam implementasi nya. Dengan  tantangan yang sangat berat meliputi harta, tahta, wanita, nafsu,  rasa malas, cobaan, godaan syaithon, kesenangan duniawi, penyakit hati,dan waktu serta imajinasi ,maka memerlukan perjuangan dan pengorbanan serta komitmen yang tinggi,untuk mengendalikan nya kepada kebaikan yang bernilai ibadah,jika tidak kondisi tersebut akan menjadi petaka yang tak terbayangkan dan membawa manusia kepada dahsyat nya siksaan api neraka,yang panas nya mampu menghanguskan bumi beserta seluruh isinya.

Semoga pikiran dan tulisan ini dapat menjadi renungan dan bahan evaluasi bagi kita semua.

Wassallam  

Imron Purnama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun