Setelah pertemuan itu, Kato sedikit lebih tenang saat meninggalkan rumah sakit. Namun, persis tiga bulan kemudian, tepatnya di akhir Desember 2009, sebuah kabar duka berhembus. Gus Dur meninggal dunia. Sosok yang namanya seharum bunga itu telah tiada. Ia seakan telah meramalkan akhir dari perjalanan hidupnya sendiri.
Gus Dur adalah fenomena langka. Kepergiannya menyisahkan luka mendalam bagi banyak orang. Di tengah kondisi bangsa yang serupa benang kusut, kita kehilangan tokoh yang pikirannya melampaui zaman.Â
Di tengah guncangan stabilitas sosial oleh berbagai isu sara, serta teriakan kafir dan intimidasi kepada sesama, kita kehilangan satu figur yang semangat hidupnya dikobarkan atas nama toleransi dan keberagaman.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H