Mohon tunggu...
Imron Fhatoni
Imron Fhatoni Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar selamanya.

Warga negara biasa!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilkada Itu Lebih Kejam dari Perempuan

25 Desember 2017   18:32 Diperbarui: 25 Desember 2017   18:36 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Photo by: www.indusdictum.com)

Entah kenapa, saya tak pernah percaya pada proses politik bernama pilkada. Terlebih pada tim sukses. Mereka ibarat para penyabung ayam yang menjelang pertandingan sibuk mengelus-elus jagoannya. 

Pilkada tak ubahnya sebuah permainan kartu. Pada akhirnya, mereka yang menang akan sukses dan memanen rezeki, sedang yang kalah akan menangis sejadi-jadinya ketika membayangkan uang yang terlanjur dibelanjakan.

Pilkada memang selalu bisa diinterpretasikan dari banyak sisi. Bagi rakyat, pilkada sudah barang tentu adalah ajang mendengarkan janji-janji surga. Bagi politisi, pilkada adalah peluang untuk menancapkan kekuatan. 

Bagi birokrat, pilkada adalah rasa was-was apakah kelak, posisinya akan digeser ataukah tidak. Bagi pengusaha, pilkada adalah arena untuk memasang taruhan dan siap-siap memanen keuntungan berlipat jika menang. Bagi preman, pilkada adalah saat yang tepat untuk memanen duit lewat kerja-kerja intimidasi.

Bagi saya, pilkada itu lebih kejam dari perempuan. Sebab, untuk kesekian kalinya kita memelihara harapan yang kuat sebelum akhirnya dipatahkan oleh para centeng-centeng kelas kancil serta pemimpin yang pongah atas sederet prestasinya, namun minim pengabdian kepada masyarakat.

Menurut kalian, pilkada itu bagaimana?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun