Mohon tunggu...
Imron Fhatoni
Imron Fhatoni Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar selamanya.

Warga negara biasa!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Syair Lagenda Pantai Seger

23 Oktober 2016   08:41 Diperbarui: 23 Oktober 2016   23:36 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama turis asing di pantai seger| Dok pri

Lombok ibarat sebentang peta kecil yang selalu menarik untuk dijelajahi, setiap orang bisa menjelalajah lalu menambahkan informasi pada peta tersebut. Tak sekedar informasi tentang semesta yang indah, yang sekarang begitu banyak memikat turis asing untuk berdatangan. Tapi juga cerita tentang keberagaman budaya yang masih alami dengan lapis-lapis makna di dalamnya.

Cerita tentang eloknya Senggi, dan merdunya suara ombak di Gili Trawangan yang telah masyhur hingga daratan Eropa, membuat pulau dengan mayoritas muslim ini gandrung di hinggapi wisatawan mancanegara. Bau nyale, perang topat, hingga presean adalah cerita lain dari pulau seribu masjid yang selalu mengundang decak kagum bagi siapapun yang menyaksikannya. Di mata saya, Lombok adalah surga bagi siapa saja yang senang berpetualang.

Sebagai mahasiswa asal Sumbawa yang sekarang menetap di tanah Sasak karena sedang melanjutkan pendidikan, saya cukup beruntung, sebab jarak ke berbagai tempat wisata di Lombok hanya sepeminuman teh. Malangnya, berbagai urusan akademik justru membuat saya jarang mendapat waktu luang untuk mengunjunginya satu persatu. Kadang untuk bisa berpetualang di hari libur, saya harus menyelsaikan semua pekerjaan kampus pada hari-hari sebelumnya.

Belakangan saya mendapat kesempatan untuk melunasi dahaga wisata saya. Bersama beberapa orang sahabat, saya menyempatkan diri untuk mengunjungi pantai Seger. Sebuah kawasan wisata daerah yang telah ramai dikunjungi wisatawan. Pantai Seger terletak di wilayah Kuta, Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, butuh waktu sekitar setengah jam untuk sampai kesana. Persis seperti namanya, pantai ini memang memberikan hal yang berbeda, tak hanya pemandangan khas pantai yang memukau, cerita dibalik keganasan ombak pantai ini adalah sejumput asa yang selalu dinikmati oleh para peselancar.

Di kawasan pantai ini, juga terdapat patung Putri Mandalika yang merupakan cikal-bakal dari lahirnya festival budaya bau Nyale. Menurut masyarakat sekitar, putri Mandalika atau putri Nyale dulunya merupakan seorang putri raja yang cantik jelita. Putri ini memilih untuk menyeburkan dirinya ke laut demi menolak lamaran beberapa raja yang ingin mempersuting dirinya kala itu, ketika para masyarakat mencari sang putri, muncul beberapa hewan kecil yang menyerupai cacing laut. Masyarakat Lombok mempercayai bahwa hewan tersebut adalah jelmaan sang putri. Hingga kini, budaya bau Nyale atau mencari Nyale tetap dilakukan.

Sejenak memandangi patung, membuat saya larut dalam sejarah, festival yang digelar rutin di Lombok itu ternyata memiliki nilai penting didalamnya. Saya menemukan keping-keping pengetahuan melalui hal-hal yang tidak pernah saya duga sebelumnya. Kini pemerintah NTB telah mematenkan festival tersebut demi kepetingan masyarakat banyak. Saatnya bergerak menuju pantai, di balik bukit, saya mendengar suara ombak yang bergemuruh. Seakan telah siap menyambut kehadiran kami sore itu.

Bersama turis asing di pantai seger| Dok pri
Bersama turis asing di pantai seger| Dok pri
Disana kami bertemu dengan berbagai wisatawan asing, mereka tengah berusaha menaklukan keganasan ombak Seger dengan papan selancarnya, sambil duduk di sebuah warung yang letaknya persis di depan pantai, saya mengamati gerak mereka, para kulit putih itu nampaknya sangat menikmati suasana, gemuruh ombak seakan membuat mereka tertantang. Saya kemudian menghampiri mereka lalu melontarkan beberapa buah pertayaan bak seorang wartawan.

Bersama sahabat di pantai seger| Dok pri
Bersama sahabat di pantai seger| Dok pri
What do you think of lombok? (Saya memulai)
Lombok was perpect, i found everything here..!!! (kata Daniel, seorang wisatawan asal Australia)

 Lombok adalah rumah yang nyaman bagi mereka yang berdatangan dari luar. Baik muslim ataupun non muslim, masyarakat selalu menjadi teman yang akrab. Eksistensi NTB dalam pariwisata halal nusantara adalah angin segar bagi para pelancong muslim di seantero dunia. Pemerintah telah menyediakan pelayanan yang memadai bagi mereka yang ingin berlama-lama di Lombok. Hotel, musholla, hingga kuliner halal dapat dijumpai di setiap kawasan wisata disini.

"Imron, ayo cepat foto kami disini," kata Katra, seorang sahabat dari Malang, yang juga kecipratan sihir pariwisata Lombok. Dia ingin mengabadikan momen berharga itu, kemudian menunjukannya kepada sahabat lain di Malang setelah ia pulang. Fose-fose mereka terekam abadi di Smartphone saya. Seger memang memukau, tebing-tebing yang menjulang di depannya seakan mengawasi pantai ini dari tangan-tangan jahil.

Di beberapa kawasan wisata di Indonesia, kita kerap melihat fenomena yang tidak elok. Ada banyak cerita tentang mereka yang berkunjung lalu meninggalkan jejak di kawasan tersebut berupa sampah, coret-coretan dan sebagainya. Melalui layar kecil televisi, saya melihat sebuah kawasan wisata air terjun yang kondisinya memprihantikan. Di sana terlihat begitu banyak coretan pada batu-batu besar pada area wisata tersebut. Entah tangan mana yang melakukannya. Ketika suatu kawasan wisata telah dipenuhi dengan sampah dan berbagai hal yang berpotensi merusak keindahan objek dari kawasan tersebut, maka lambat laun turis-turis profesional akan menjauhinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun