Mohon tunggu...
Muchammad Imron
Muchammad Imron Mohon Tunggu... karyawan swasta -

belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ganti ‘Pasangan Seks’ itu Perlu

5 Maret 2009   01:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:18 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tema seks di media massa senantiasa menarik perhatian saya. Setiap ada tulisan seksologi di media cetak senantiasa saya baca. Demikian juga jika nemu talkshow seksologi di t(e)v(e), saya sanggup menunggu jeda iklan sampai acara dilanjutkan kembali.

Namun, saya pasti segera ganti rubrik atau ganti saluran begitu membaca atau mendengar kata ‘pasangan Anda’. Setiap kali membaca atau mendengar kata pasangan Anda dari para pakar untuk mendefinisikan pihak kedua dalam aktivitas seks, kok saya merasa sedih.

Padahal, tidak ada yang salah dengan kata pasangan. Dari kaidah bahasa, barangkali itu kata yang paling tepat. Apalagi jika tag-nya aktivitas, biologi atau repoduksi.

Dengan mempertimbangkan tata nilai yang ada, pemilihan kata pasangan menjadi mengganggu. Kata tersebut mencerminkan sikap permissif, kalau tidak mau disebut menyugesti, perilaku seks bebas.
Bandingkan dengan pemakaian kata ‘suami/istri Anda’ untuk menyebut pihak kedua dalam aktivitas seks itu. Pemakaian kata suami/istri terdengar lebih sarat nilai.

Para pakar seksologi rasanya sih tidak akan kehilangan kepakarannya dengan memasukkan tata nilai dalam semua ulasannya. Media juga tidak akan kehilangan kredibilitasnya karena menyebut suami/istri untuk mengganti kata pasangan. Kompas.com tetap akan menarik meski, misalnya, judul ‘Demi Pasangan, Perlukah Fake Orgasm?’ (Jumat, 15 Agustus 2008 | 15:53 WIB) diganti dengan ‘Demi Suami, Perlukah Fake Orgasm?’

Soal ‘rasa bahasa’ memang sangat subyektif. So, saya tidak perlu berlarut-larut meyakinkan Anda, bahwa bagi saya, ganti ‘pasangan seks’ itu perlu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun