Mohon tunggu...
Imron Mahmud
Imron Mahmud Mohon Tunggu... Guru - Muballigh dan guru

Seorang pengajar di pondok pesantren Hidayatullah Gresik sekaligus da'i kampung (mu'allim quro). Belajar menjadi seorang penulis bebas yang menuangkan ide, gagasan dan hikmah yang didapat melalui tulisan, diantaranya blog pribadi www.imron.me. Berharap apa yang ditulis bisa bermanfaat dan menginspirasi banyak orang untuk berbuat kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jamaah Umroh Terlantar, PT Bagida Support system Dipertanyakan: Janji Manis Tanpa kepastian

26 September 2024   13:18 Diperbarui: 26 September 2024   13:23 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasa sakit dan kekecewaan mendalam melanda belasan jemaah umroh yang terkatung-katung selama beberapa bulan akibat ulah PT Baginda Support System. Awalnya, mereka dijanjikan berangkat pada bulan Agustus 2024, namun janji tersebut terus diundur hingga lima kali, dengan tanggal penundaan pada 4, 16, 19 September, dan hingga saat ini masih belum ada kepastian keberangkatan. Kisah mereka mencerminkan harapan yang terus menerus diulur-ulur, mengakibatkan rasa frustrasi yang mendalam. Bukannya berangkat, para jemaah harus menerima kenyataan pahit bahwa mereka malah dipindahkan ke Asrama Haji dan dijanjikan kompensasi sebesar Rp 1 juta per hari penundaan. Namun, janji ini ternyata hanya untuk menenangkan sementara, tanpa ada tindakan nyata yang mengikuti.

Setelah beberapa penundaan, mereka akhirnya diberangkatkan menuju Jakarta. Namun, setibanya di Jakarta pada 23 September, jemaah kembali dibuat kecewa ketika mereka diajak ziarah ke makam seorang tokoh, alih-alih diterbangkan ke tanah suci. Rasa sakit ini semakin dalam ketika mereka diinapkan lagi selama empat hari di Jakarta tanpa kepastian. Waktu terus berjalan, dan pada 26 September, keberangkatan mereka masih belum jelas. Kondisi ini tidak hanya melelahkan fisik, tetapi juga menguras mental dan spiritual para jemaah akibat sikap travel yang tak bertanggung jawab.

Keadaan ini mengungkapkan kurangnya tanggung jawab dari pihak PT Baginda Support System, sekaligus menunjukkan bagaimana biro perjalanan umroh yang tidak profesional dapat menghancurkan harapan banyak orang. Jemaah, yang sebagian besar adalah lansia, telah mempercayakan uang, waktu, dan spiritualitas mereka, tetapi malah dipermainkan dengan janji-janji kosong yang terus diulur. Sikap ini tidak bisa diterima dan seharusnya menjadi pelajaran bagi pihak travel serta pemerintah untuk lebih ketat dalam mengawasi dan memberikan sanksi tegas terhadap perilaku yang merugikan ini.

Ketika janji-janji terus diberikan tanpa realisasi, para jemaah semakin merasakan ketidakadilan yang mendalam. Mereka datang dengan niat baik untuk beribadah, tetapi harus menghadapi kenyataan pahit akibat kelalaian dan manipulasi yang tidak berperikemanusiaan. Pertanyaan-pertanyaan pun muncul: Apakah uang mereka akan dikembalikan? Apakah mereka akan diberangkatkan? 

Ini adalah pertanyaan yang terus menggelayuti pikiran para jemaah, sementara waktu terus berlalu tanpa jawaban. Salah satu jemaah menyatakan, "Kami sudah sangat lelah, bukan hanya fisik tapi juga mental. Kami hanya ingin melaksanakan ibadah umroh, tapi yang kami dapatkan hanyalah penundaan demi penundaan tanpa kejelasan." Banyak dari mereka mulai putus asa, merasakan bahwa perjalanan suci yang mereka impikan malah berubah menjadi mimpi buruk.

Sikap travel yang seakan-akan mempermainkan para jemaah menimbulkan banyak pertanyaan tentang integritas dan profesionalisme perusahaan. Harapan untuk beribadah telah berubah menjadi kekecewaan besar, dan jemaah merasa dipermainkan oleh sistem yang seharusnya mendukung mereka dalam perjalanan spiritual. Selain masalah penundaan, minimnya transparansi dari pihak travel menjadi pukulan berat bagi para jemaah yang berharap akan kejelasan dan keadilan.

Tindakan PT Baginda Support System ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan otoritas terkait yang mengawasi biro perjalanan umroh. Penundaan berulang tanpa kepastian berpotensi menimbulkan dampak psikologis dan finansial yang besar bagi para jemaah. Pengawasan terhadap agen perjalanan umroh perlu ditingkatkan, terutama dalam hal transparansi, komitmen, dan tanggung jawab kepada pelanggan. 

Semoga kisah perjalanan ini bisa menjadi peringatan bagi semua pihak terkait---baik jemaah yang berencana untuk umroh maupun pihak travel---agar lebih berhati-hati dalam memilih dan mengelola perjalanan umroh. Keadilan dan tanggung jawab harus ditegakkan agar tidak ada lagi jemaah yang terjebak dalam situasi menyakitkan seperti ini di masa depan.

Website: https://bagindasupportsystem.com

Alamat: Jl. Raya Bululawang No.100, Demano Jaya, Bululawang, Kec. Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65171

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun