Mohon tunggu...
Imroatul Khoyroh
Imroatul Khoyroh Mohon Tunggu... -

Red is Me

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Halusinasi Termasuk Skizofrenia

17 Desember 2014   20:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:07 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halusinasi, bentuk gangguan persepsi yang paling umum pada skizofrenia, adalah gambaran yang dipersepsi tanpa adanya stimulus dari lingkungan. Hal ini sulit dibedakan dari kenyataan. Untuk Sally, suara-suara yang berasal dari ruangan konsultasi cukup nyata, meskipun tidak ada seorang pun di sana. Halusinasi dapat melibatkan setiap indra. Halusinasi auditoris (mendengar suara) adalah yang paling umum. Halusinasi taktil (seperti digelitik, sensasi listrik atau terbakar) dan halusinasi somatis (seperti merasa ada ular yang menjalar dalam perut) juga umum. Halusinasi visual (melihat sesuatu yang tidak ada), halusinasi gustatoris (merasakan dengan lidah sesuatu yang tidak ada), dan halusinasi olfaktoris (mencium bau yang tidak ada) lebih jarang.

Halusinasi pendengaran terjadi pada sekitar 70% dari kasus skizofrenia. Pada halusinasi pendengaran, suara-suara mungkin didengar sebagai perempuan atau laki-laki dan seperti berasal dari dalam atau dari luar kepala individu. Orang yang mengalami halusinasi mungkin mendengar suara tersebut berbicara tentang mereka dalam bentuk orang ketiga, memperdebatkan kebaikan-kebaikan atau kesalahan-kesalahan mereka.

Beberapa orang penderita skizofrenia mengalami halusinasi perintah, suara-suara yang memerintahkan mereka untuk melakukan tindakan tertentu, seperti menyakiti diri mereka sendiri atau orang lain. Orang-orang pengidap skizofrenia yang mengalami halusinasi perintah sering dirawat di rumah sakit karena adanya ketakutan bahwa mereka mungkin menyakiti diri sendiri atau orang lain.

Halusinasi bukanlah hal yang khas pada skizofrenia. Orang-orang yang mengalami depresi mayor dan mania terkadang mengalami halusinasi. Demikian pula halusinasi tidak selalu merupakan tanda dari psikopatologi. Halusinasi pada orang-orang yang tidak mengalami kondisi psikiatris sering kali dipicu oleh stimulasi sensoris dalam tingkat rendah yang tidak biasa. Tidak seperti individu yang psikotik, orang-orang tersebut menyadari bahwa halusinasi mereka tidak nyata dan merasa dapat mengontrolnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun