Mohon tunggu...
Imroatul Azizah
Imroatul Azizah Mohon Tunggu... Guru - Tadris IPS 1 IAIN Jember

Kegagalan adalah awal untuk mencapai kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Rekonstruksionalisme dan Pemikiran Para Tokohnya

2 Juni 2020   07:39 Diperbarui: 2 Juni 2020   07:41 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

1.) Pengertian Filsafat Pendidikan Rekonstruksionalisme

Dalam filsafat pendidikan rekonstruksionalisme menjelaskan bahwa filsafat memiliki keterkaitan dalam aspek kehidupan termasuk bidang pendidikan. Tujuan dari filsafat adalah untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan, termasuk dalam kehidupan yang berhubungan dengan pendidikan. 

Filsafat ini adalah suatu aliran pendidikan yang bersifat modern, aliran ini berpendapat bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan tugas manusia secara paksa, oleh karenanya sangat diperlukan tentang pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang sehat melalui suatu pendidikan yang tepat atas nilai dan norma untuk generasi sekarang dan generasi yang akan mendatang, sehingga bisa terbentuk menjadi sebuah dunia yang baru dalam pengawasan umat manusia. Filsafat Pendidikan Rekonstruksionalisme berisi tentang mata pelajaran yang berhubungan tentang kebutuhan masyarakat pada masa depan seperti kebutuhan sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi manusia.

2.) Tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan Rekonstruksionalisme

A. Caroline Pratt, Ia mengemukakan pendapatnya bahwa memberikan kesempatan seorang anak untuk mewakili dunia mereka merupakan salah satu bentuk penyelamatan dunia untuk lebih meningkatkan daya intelektual dan spiritual seorang anak. Jadi anak tersebut harus bisa beradaptasi dengan dunianya sendiri dan harus bisa memilih dunia yang baik untuk tujuan hidup yang baik juga.

B. George Count, Ia berpendapat bahwa pendidikan berfungsi untuk memimpin masyarakat bukan mengikuti masyarakat. Ia juga mewajibkan pendidikan membuat kebijakan bukan dalam hal sekolah saja tetapi harus juga mencakup mengenai politik, ekonomi, kontroversial, dan moralitas. Jadi pendidik harus bisa mengayomi masyarakat dengan baik, bukan hanya sekedar mengikuti masyarakat.

C. Paul Freire, Ia berpendapat bahwa pengajaran secara non ortodoks dapat juga dikatakan sebagai teori pembahasan. Karena masyarakat lebih memahami suatu pengetahuan dengan cara pengajaran ortodoks. Dan pengajaran ortodoks ini lebih mudah diingat dan dipahami dalam melakukan pengajaran.

Semoga bermanfaat,

Sekian dan terima.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun