Mohon tunggu...
Imroatul Fatona
Imroatul Fatona Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Imroatul Fatona UIN KHAS Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Metode Qur`ani Sidogiri dalam Pembelajaran Membaca Al Quran

6 April 2023   00:39 Diperbarui: 6 April 2023   00:42 1637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan Al-Qur`an merupakan salah satu pendidikan yang perlu di pelajari dan di ajarkan kepada seluruh umat islam, sebab fardhu `ain hukumnya bagi umat islam membaca Al-Qur`an dengan memperhatikan makharijul huruf dan fardhu kifayah hukumnya mempelajari ilmu tajwid. Hal tersebut dilakukan agar fasih dalam membaca Al-Qur`an tepat dalam segi makharijul huruf maupun tajwidnya.

Semakin berkembangnya zaman ada banyak metode atau cara yang di gunakan dalam pendidikan Al-Qur`an dan salah satunya yakni Metode Qur`ani Sidogiri. Metode Qur`ani Sidogiri (MQS) merupakan metode belajar mengajar Al-Qur`an yang ditata sedemikian rupa dengan sistem yang mudah diterapkan dan dapat memberikan kemudahan dalam belajar dan mengajar Al-Qur`an dengan fasih dan benar (Tartil) dalam waktu yang relatif singkat.

Metode Qur`ani Sidogiri (MQS) adalah metode yang dikeluarkan oleh pondok pesantren sidogiri guna mempermudah para santri dalam mempelajari al-qur`an menggunakan lagu-lagu, adapun lagu yang di gunakan ialah nada 1, 2, 3 yakni nada pertama naik, nada kedua datar, dan nada ketiga turun. 

Metode ini mempunyai 5 tingkatan jilid, gharib, dan buku panduan tajwid, serta terdapat materi tunjangan. Materi penunjang/tambahan adalah materi--materi penting yang terkait dengan materi pokok yang akan menjadi tolak ukur untuk menentukan kelulusan seorang muta`allim. Adapun materi penunjang yang dimaksud diantaranya :

1) Hafalan bacaan shalat

2) Bacaan do`a sehari-hari dan

3) Hafalan surah pendek

Dalam metode Qur`ani Sidogiri, minimal Muta`allim (murid) dapat menghafal 23 surah-surah pendek yaitu dari surah Ad-Duha sampai An-Nas.

Dalam pengajarannya metode ini akan dibagi sesuai dengan tingkatan jilid, jadi para santri atau murid akan mengikuti bacaan guru, kemudin setor satu persatu sesuai dengan sampai halaman mana mereka mengaji, jadi mereka bisa kapan saja naik tingkat (dari jilid ke jilid) sesuai ketekunan mereka dalam belajar, kemudian setelah hatam dari jilid 1-5 mereka akan naik pada tingkatan gharib yang mana mereka akan mempelajari bacaan-bacaan gharib dengan benar, kemudian masuk pada materi al-qur`an.

Gharib disini berisi tentang bacaan-bacaan khusus yang ada di dalam al-qur`an. Adapun materi materi tunjangan yang disebutkan di atas akan di baca bersama-sama di awal pembelajaran, jadi para santri akan membaca surah pendek, do`a sehari-hari dan bacaan solat secara berkala, contoh hari senin membaca surah ad-dhuha sampai al-qari`ah, hari selanjutnya membaca surah at-takasur sampai an-nas, dan hari berikutnya membaca do`a-do`a, dan seterusnya begitu hingga mereka akan ingat dengan sendirinya.

Setelah melewati rangkaian pembelajaran santri atau murid yang dinilai mampu akan mengikuti serangkaian tes untuk mendapatkan ijazah muta`allim. Adapun tes tersebut disebut tashih, dan ada 3 tingkatan tes:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun