Mohon tunggu...
imroatul hamidah
imroatul hamidah Mohon Tunggu... Desainer - saat ini saya bekerja sebagai freelancer

saya adalah seorang freelancer yang sangat menyukai membaca. saya menyukai ide-ide dan hal baru untuk dipelajari.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pembakaran Al Quran di Denmark, Islamofobia yang Belum Teratasi

28 Maret 2023   03:00 Diperbarui: 28 Maret 2023   03:12 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Al-Qur'an (sumber gambar: pixabay.com/Joko_Narimo)

Awal Ramadhan seharusnya menjadi momen istimewa dalam menjalankan puasa Ramadhan, namun tidak di Denmark. Mereka menghancurkan indahnya awal Ramadhan dengan melakukan pembakaran kitab suci umat Islam tersebut.

Peristiwa ini terjadi pada hari Jum'at, tanggal 24 Maret 2023 di depan Kedutaan Turki di Kopenhagen. Pelaku pembakaran Al-Qur'an tersebut berasal dari anggota kelompok sayap kanan di Denmark yang dikenal dengan nama Patrioterne Gr Live (The Patriots Go Live). Mereka mempublikasikan tindakan mereka melalui siaran langsung di Facebook.

Tidak hanya itu, mereka juga membuat spanduk bertuliskan Islamofobia, dan juga membakar bendera Turki. Tindakan ini diduga dilakukan sebagai bentuk protes terhadap Islam dan Negara Turki.

Namun apapun alasannya, pembakaran kitab suci (agama apapun) tetap tidak bisa dibenarkan. Karena itu termasuk pelecehan terhadap agama. Hal ini akan sangat menyakiti hati umat penganut ajaran kitab suci tersebut. Terlebih perilaku tersebut terjadi pada bulan suci umat Islam, yang seharusnya dihiasi dengan kebahagiaan dan kedamaian.

Tindakan pembakaran kitab suci Al-Qur'an menimbulkan kemarahan umat Islam, dan mendapat kecaman dari berbagai Negara Islam di dunia. Negara Qatar, Turki, dan Kuwait melakukan protes keras terhadap Denmark atas kejadian tersebut. mereka juga meminta kepada pemerintah Denmark agar kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi.

Kejadian ini dikecam sebagai "kejahatan rasial" oleh Kementerian Luar Negeri Turki. Karena kejadian ini bisa memicu kebencian dan tindakan rasisme. Serta mengganggu toleransi beragama yang selama ini sudah terjalin dengan damai dan harmonis.

Kenapa Islamofobia masih belum hilang?

Selama ini orang-orang, terutama orang yang "menganut" Islamofobia beranggapan bahwa Islam adalah agama yang mengandung kekerasan, dan segala hal yang negatif. Padahal yang mereka pikirkan semua adalah salah. Semua ini terjadi karena adanya fitnah dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab, sehingga Islam dibenci dan didiskriminasi.

Dalam Islam sendiri tidak pernah mengajarkan umatnya untuk melakukan kekerasan sebagai cara menyelesaikan masalah atau dalam bentuk apapun. Islam mengajarkan umatnya untuk saling menyayangi dan menghargai, baik kepada sesama muslim maupun dengan umat agama lain. Islam selalu mengajarkan toleransi dan perilaku yang penuh kesabaran dan lemah lembut, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Di Indonesia sendiri, hubungan antar umat beragama sangatlah harmonis. Sikap toleransi bisa terjalin dengan baik. Agama Islam dan penganutnya pun diterima dan diperlakukan dengan baik di sini. Namun entah mengapa Islamofobia di Negara Barat masih belum juga hilang.

Lantas bagaimana cara mengatasi Islamofobia?

Islamofobia terjadi setelah peristiwa WTC 9/11 yang terjadi di New York. Pelaku pengeboman dalam peristiwa tersebut mengaku jika dirinya adalah umat Islam. Hal inilah yang akhirnya memicu ketakutan dan Islamofobia.

Namun, hanya karena beberapa orang yang mengaku Islam melakukan kejahatan seperti terorisme bukan berarti semua umat Islam seperti itu. Pelaku terorisme adalah orang yang salah dalam memahami makna kata jihad yang sebenarnya. Jihad yang mereka lakukan berbeda dengan jihad seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. yang mana Nabi selalu mengajarkan kebaikan, kelembutan, dan kesabaran.

Untuk mengatasi Islamofobia, kita harus menghilangkan pemikiran buruk yang salah yang menganggap bahwa semua umat Islam pasti teroris. Meningkatkan sikap toleransi beragama juga akan membantu untuk menghilangkan Islamofobia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun