Beberapa pakaian bekas ada yang ditemukan mengandung bakteri staphylococcus aureus (penyebab infeksi kulit dan menyebabkan penyakit karena dapat meracuni makanan), jamur kapang, bakteri escherichia coli (bakteri yang ada dalam usus), serta virus.
Kita harus lebih berhati-hati dalam membeli pakaian bekas. Karena pada pakaian bekas juga telah ditemukan virus yang bisa menular, seperti virus HPV(Human Papilloma Virus). Virus ini dapat menyebabkan penyakit kulit seperti kutil. Apalagi pada situasi sekarang ini yang tengah diserang wabah virus Corona. Mungkin saja virusnya bisa menempel pada pakaian bekas tersebut.
Pada pakaian bekas juga ditemukan jamur kapang. Kulit yang terkena jamur kapang bisa mengalami gatal, iritasi, hingga infeksi. Jamur kapang termasuk susah dihilangkan meskipun sudah dicuci beberapa kali. Selain itu, kontak dengan pakaian bekas yang belum dicuci bisa menyebabkan penyakit kulit lainnya seperti, kudis, kurap, panu, dan penyakit kulit lainnya.
Untuk mencegah penularan penyakit tersebut, maka setelah membeli baju bekas impor sebaiknya cuci dulu baju tersebut dengan benar untuk membunuh kuman, jamur, dan bakteri yang menempel. Anda bisa melakukan cara berikut untuk baju thrifting anda :
1. Langsung rendam pakaian setelah dibeli menggunakan air panas yang telah dicampur dengan detergen.
2. Keringkan pakaian dibawah matahari langsung. Hal ini bertujuan agar panas matahari mampu membunuh mikroba dan virus yang menempel.
3. Setrika pakaian bekas tersebut setelah dicuci, untuk memastikan bahwa kuman dan virus sudah mati oleh suhu panas.
Lebih berhati-hati dalam membeli baju bekas apalagi yang impor, untuk menjaga kesehatan diri sendiri. Namun untuk mendukung usaha lokal, alangkah baiknya jika kita membeli produk karya anak bangsa. Harganya pun banyak yang murah dengan kualitas yang tak kalah dengan produk impor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H