Sebuah pena menggores lembaran kalbuku
Benak yang terus melukis angan yang terpendam
Lembar demi lembar angan bertumpuk
Menekan pintu kalbu, mengkudeta batin yang lemah
Asa terus menggebu,
Tak sejalan dengan realita pahit,
Yang harus ku telan walau ego menentang
Perang berkecamuk dalam jiwa
Akankah anganku menemukan jalannya?
Ku ingin sang surya mendengar jeritannya
Berikanlah penerangan
Ia sedang terjebak dalam gelap awan hitam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H