Untuk inilah, untuk itulah, yang janggal dan aneh.
Entah bagaimana nasib DKI Jakarta beberapa tahun ke depan. Kolong jembatan telah kembali dipenuhi penghuni liar. Tanah negara telah kembali diserobot orang-orang yang tak jelas dan tak memiliki legalitas untuk menguasainya. PKL merambah trotoar dan badan jalan di mana-mana.Â
Preman bergentayangan seperti hantu meneror dan menghisap ibukota negara. Sehingga Jakarta tak layak lagi disebut sebagai ibukota negara Indonesia.
Jika BTP tak takut dibilang balas dendam, sudah sepantasnya beliau mendirikan DKI Watch dan kembali memantau pertumbuhan dan perkembangan Jakarta agar tak habis digerogoti maling kelas berat seperti ini. Saya yakin warga Jakarta akan senang jika penggunaan uang mereka diawasi oleh orang yang berkompeten, yang benar-benar tahu Jakarta.
Gimana Pak BTP? Udah selesai kan liburannya J
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H