Mohon tunggu...
Imran Rusli
Imran Rusli Mohon Tunggu... profesional -

Penulis dan jurnalis sejak 1986

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Salam Duka untuk Pramugari

22 Agustus 2015   12:30 Diperbarui: 22 Agustus 2015   12:30 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecelakaan pesawat terbang kembali terjadi, Trigana Air jatuh di hutan Pegunungan Bintang, Papua. 54 penumpang dan crew pesawat tewas menggenaskan, termasuk dua pramugari muda belia. Ika dan Dita. Innalillahi wa innailaihi rajiun.

Kita berduka untuk semua, tapi saya ingin memberi catatan khusus untuk para pramugari yang tewas dalam tugas.

Pramugari adalah penyedap dalam penerbangan. Mereka membuat suasana pesawat—terutama kelas ekonomi—yang sumpek jadi menyenangkan. Ketika mereka dengan senyum dan keramahan profesional membantu kita menyusun bagasi, menutupkan pintu bagasi di atas kepala kita, meminta kita dengan sangat sopan untuk mematikan handphone dan duduk aman saat pesawat take off, meminta kita melipat meja dan menggunakan sabuk pengaman (seatbelt) jelang mendarat, membimbing kita dengan sabar ketika memperagakan langkah-langkah penyelamatan sebelum keberangkatan, dan menawari kita minuman panas atau dingin atau soft drink di tengah perjalanan. Tanpa keramahan, kesantunan, dan ketegasan profesional para pramugari penerbangan akan hambar dan menjemukan.

Benar mereka dibayar mahal untuk semua pelayanan, namun resikonya juga sepadan. Hampir selalu nyawa jadi taruhan dalam kecelakaan pesawat terbang. Bukan sekedar cedera, tapi kehilangan nyawa yang meninggalkan duka berkepanjangan bagi sanak keluarga, kolega dan orang-orang tercinta.

Lihatlah mereka. Selalu tampil apik dan chick. Wangi, modis, fashionable dan menyejukkan. Lihatlah koper mereka, sepatu, jam tangan, cincin, giwang, kalung, seragam, scarf di leher, rambut yang tertata baik, aroma parfum, make up wajah, bedak yang dipakai dan banyak lagi membuat kita nyaman dalam penerbangan.

Baik yang masih muda, maupun yang senior, sama profesionalnya. Kita merasa nyaman saat mereka berdiri menyambut dengan senyum terkembang di tangga masuk saat kita naik pesawat. Kita juga merasa puas ketika mereka berdiri berjejer dengan senyuman tersungging disertai ucapan terima kasih yang disimbolkan dengan kedua tangan tertangkup di depan dada di tangga keluar, ketika kita turun dari pesawat. Entah apa jadinya suasana di pesawat tanpa pramugari, terutama pesawat kelas ekonomi yang kurang lebih tak berbeda dengan bus yang terbang, karena sempit, berdesakan dan pengapnya.

Kita mungkin tak mengenal mereka secara personal, karena hubungan kita dengan mereka hanyalah hubungan profesional, tapi saat mereka meninggal dalam kecelakaan, selalu saja terasa ada yang direnggutkan. Ketika keindahan itu remuk, lebam terbenam, terpotong-potong atau hangus terbakar, berakhir di lautan, pegunungan, hutan lebat atau pemukiman padat penduduk, mau tak mau kita merasakan kesedihan dan kedukaan yang amat dalam. Terbayang semua keramahan dan sikap tanggap mereka saat melayani kita, para penumpang yang datang dan pergi silih berganti.

Kita melihat mereka di Garuda, Merpati, Mandala, Lion Air, Adam Air, Air Asia, Sukhoi dan kini Trigana Air. Masih terbayang senyum manis dan masih terngiang suara lembut mereka saat menyapa. Kita tak kenal mereka, tapi kita sangat kehilangan mereka untuk sesuatu yang tidak kita pahami.

Seperti yang lainnya, kita tak berdaya menghalangi kehendak Yang Maha Kuasa, kita cuma bisa ikut berduka cita dan berbagi rasa kehilangan dengan para kolega, sanak kerabat dan orang-orang tercinta mereka. Selamat jalan Dita dan kawan-kawan, semoga Dia memberi kalian tempat yang lebih baik di sisiNya. Aamiin YRA…

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun