Pasar Tanah Abang kini disebut Pusat Grosir Tanah Abang (PGTA) dan Pusat Grosir Mtero Tanah Abang (PGMTA), tampilan fisiknya modern...
Tak diketahui berapa jumlah anggota security keseluruhan, tapi semua tenaga security Blok B terdaftar dan menjadi anggota di Polda DKI Jakarta. Mereka juga bukan sembarang security karena direkrut dari pensiunan aparat kepolisian atau TNI dan mantan preman di kawasan Tanah Abang, jadi mereka sangat terlatih dan berakar di Tanah Abang.
Ada tiga jenis security di Pusat Grosir Tanah Abang yakni security patrol, security guard dan security customer. Mereka bertugas 24jam mengawasi keamanan gedung, pengelola dan konsumen di kawasan Blok B Pusat Grosir Tanah Abang. Dalam pelaksanaan tugasnya mereka dibantu perangkat CCTV dan MATV yang dipasang di sudut-sudut strategis untuk memperpanjang dan memperluas area pengawasan mereka di gedung yang memiliki 3.821 kios atau toko ini.
Untuk kenyamanan konsumen Blok B memiliki koridor lebar yakni 2.8 meter antar kios atau toko, koridor utama lebarnya malah 3 meter, namun koridor selebar itu tetap saja terasa sempit terutama di Lantai LG, SLG, G dan 1 yang ramai transaksi.
Untuk kemudahan finansial, di samping eskalator di lokasi tertentu tersedia ATM Bank Mandiri. Namun gerai bank mini juga ada seperti yang dibuka oleh Bank BCA, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank Panin, Bank Danamon, Bank BRI lengkap dengan ATM di depan atau di sampingnya. Tersedia juga Bank Bumi Arta (sekuritas) untuk kemudahan, keamanan dan kenyamanan bertransaksi.
Seperti di Blok A, di Blok B juga tersedia tempat melepas lelah, lapar dan dahaga, tempatnya di Lantai 6 namun ukurannya jauh lebih kecil dibanding Foodcourt Tenabang di Lantai 8 Blok A.
Kedua blok ini menjual berbagai macam produk tekstil dan garmen seperti busana muslim pria dan wanita segala usia dengan segala kelengkapannya; aneka produk fashion wanita dan wanita segala usia lengkap dengan aksesorisnya, bahkan sudah ada pula yang menjual tas, sepatu, sandal, dompet, komoditas yang oleh sementara pedagang di Tanah Abang dianggap menyalahi konsep asli Pusat Grosir Tanah Abang. Selain itu di sini juga bisa ditemukan pedagang seprai dan sarung bantal, bedcover, selimut, gordyn, perlengkapan mandi (handuk dan piama) dan bahan kain.
Pasar Tanah Abang modern juga terlihat pada penampilan PGMTA (Pusat Grosir Metro Tanah Abang) yang resmi digunakan tahun 2007. Bangunan berlantai 12 ini berlokasi di timur Blok A, sebuah jembatan menghubungkan Blok A dengan Metro di Lantai 1. Jembatan ini dipenuhi pedagang pakaian anak-anak, dan melintasi Jl. H. Fakhruddin. Metro sendiri berada di tepi Jl. K.H. Wahid Hasyim. Metro Tanah Abang terkenal dengan produk tekstil dari China dan Korea.
Ciri kemodernan Pusat Grosir Tanah Abang memang cuma diwakili Blok A, Blok B, dan Metro Tanah Abang, tapi meski tak semodern ketiga blok ini, Blok F1 yang terletak di sisi barat Blok A dan Blok B serta beroperasi tahun 2000 sebenarnya juga sudah lebih modern dibanding Blok F lama, karena lantai gedung yang terdiri dari 7 lantai telah dikeramik semua. Di Blok F1 yang memiliki 563 kios juga tersedia eskalator, lift dan AC, tapi kondisinya tak sebagus kenyataannya, karena menurut pengakuan pedagang di sana AC hanya sempat nyala selama 6 bulan pertama dan tak pernah hidup lagi sampai sekarang, bahkan setelah tarif sewa kios naik drastis menjadi Rp 35 juta – Rp 65 juta per meter persegi per tahun dari Rp 10 juta per meter persegi per tahun, AC itu tetap saja ‘meninggal’.
[caption caption="Pengunjung menikmati suasana Blok B Pusat Grosir Tanah Abang"][/caption]
Menurut H. Yoe Sanusi (50), pemilik Toko Baaligo di Lantai 1 Blok F 1, dulu waktu baru-baru setiap pedagang harus mengenakan jacket tebal karena dinginnya AC, tapi sekarang setiap kios harus ditambah kipas angin agar terasa sejuk,” katanya.
“Dulu merokok juga tak diperkenankan, kini asap rokok was wis wus di tiap sudut,” katanya Yoe lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H