Mohon tunggu...
Imran Chaz
Imran Chaz Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK

Menulis untuk berbagi ilmu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sifat Egois ke Pasangan Jangan Dilawan!

29 September 2023   21:18 Diperbarui: 29 September 2023   21:48 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saya mempunyai teman yang mengajar di salah satu sekolah negeri. Dia sudah menganggap saya lebih dari teman dekatnya karena setiap tentang kehidupannya baik itu masalah asmara, keluarga, finansial dan lain sebagainya semua diceritakan ke saya. 

Saya juga merasa bahwa diri saya itu bisa dikatakan sebagai pendengar yang baik. Saya mampu memahami setiap ekspresi dan emosi yang terjadi saat orang lain menyampaikan curhatan hatinya, pengalaman yang mereka anggap berkesan dengan orang tertentu bahkan pengalaman-pemgalaman yang tidak biasa saya juga mampu hadir dalam suasana itu. Sehingga orang yang bercerita dengan saya itu nyaman. Saya bertanya seperlunya saja dan melakukan kontak mata dengan si pemberi pesan itu. 

Singkat cerita, teman saya ini menceritakan kisahnya dengan pacarnya. Pacarnya ini baru masuk kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta. Mereka cukup terpaut jauh umurnya, tapi saya tidak bisa menafikkan itu. Betul kata pepatah dulu kalau cinta itu buta. Buta dalam artian tidak mengenal latar belakang, usia maupun status sosial. Kalau sudah nyaman satu sama lain hal-hal yang saya sebutkan tadi itu sudah tidak berlaku lagi bagi mereka. Nahh.. masalahnya dimana....

Dia menceritakan bahwa dia tidak tahu sifat pacarnya itu. Dia sebenarnya risih kalau si pacarnya ini sering melakukan panggilan suara dan panggilan video. Ini baru terjadi saat si pacarnya baru masuk ke kampus. Sebelum-sebelumnya si pacarnya ini tidak pernah seperti itu. Jangankan panggilan video, panggilan suara saja dia malas. entah pengaruh dari mana si pacarnya dapatkan sehingga doyan untuk melakukan panggilan seperti itu. Kata teman saya seperti anak yang baru pacaran saja, padahal mereka sudah hampir 4 ahunan bersama kok baruvsekarang laynya seperti itu.

Kemarin malam katanya saat dia mengerjakan tugas yang harus dia kirim malam itu juga, tiba-tiba pacarnya menghubungi via whatsapp menanyakan kabar dan kegiatan hari ini, singkatlah si teman saya menjawab seperti biasa. Ada jeda beberapa menit si teman saya tidak membalas chat pacarnya karena lagi fokus mengerjakan tugasnya. Tanpa disadari si pacarnya ini ternyata menghubunginya lagi dia mengira kalau pacarnya kenapa tidak membalas pesannya karena sudah tidur tapi tidak seperti biasa kalau sudah tidur jam seperti itu dan memang si teman saya ini belum tidur hanya karena dia tidak membalasnya sebab teman saya menyelesaikan tugasnya dan HPnya dia simpan di atas ranjang.

Saat sedang fokus menyelesaikan tugasnya, bunyilah nada dering yang dia kenal. Dia mengira kalau ada yang menelpon di nomor utama dia ternyata saat dia lihat tidak seperti logo whatsapp normal tetapi logo whatsapp bisnis. Teman saya itu memang sering menghubungi pacarnya di whatsapp bisnis. Nada dering di whatsap biasa dengan whatsapp bisnis memang sama, dia lupa mengganti nada deringnya kalau ada panggilan masuk, dia hanya mengganti nada pesannya saja. Jadi kalau ada pesan yang masuk dia sudah hapal dari nada pesan yang berbunyi di hpnya namun tidak seperti saat ada panggilan masuk karena nada deringnya sama.

Dia melihatnya ternyata si pacarnya, dia lama melihat layar hpnya hingga akhirnya menolak panggilan tersebut. Setelah menolak panggilan videonya dia langsung mengirimkan pesan singkat ke pacarnya. Kalau hari ini dia sibuk. Pacarya pun awalnya mengerti tapi dia menganggap kalau pacarnya itu sedanng melakukan diskusi virtual seperti biasanya tapi ternyata hanya mengetik dan mengedit beberapa kalimat di word. Kata si pacarnya biarlah diangkat walaupun tidak bicara, dia hanya mau melihat wajahnya saat bekerja. Namun teman saya ini tidak suka hingga akhirnya mengirimkan pesan singkat lagi atas jawaban dari pesan si pacarnya kalau tidak usah seperti ini, tidak usah bersifat kekank-kanakkan.

Itulah yang membuat pacarnya sampai sekarang tidak mau menghubunginya lagi. Kalau teman saya mengirimkan pesan singkat malah di baca saja tidak ada respon. Dia pun meminta saran ke saya kalau dia harus bagaimana. Saya hanya menyarankan kalau tidak usah meladeninya, biarkanlah dulu dia tenang mungkin karena pesan mu itu membuat dia terluka. Kamu harus mengetahui sifat wanita, pura-pura tidak butuh padahal berharap. Saya menyarankan kalau pun dia tidak membalas pesan kamu dan hanya membacanya saja biarlah seperti itu dulu. Tetap kamu hubungi dia saja. Karena lama-kelamaan dia akan luluh juga karena takut kehilangan kamu dan menghubungi kembali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun