PERAN KEPERAWATAN PALIATIF PADA ANAK DENGAN KANKER
Oleh : Improvia Ejie Danissa NPM : 2106763026
FIK UI Ekstensi 2022 Kelas A
Mata Kuliah Profesionalisme Dalam Keperawatan
Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di Dunia dan Indonesia. Kanker tidak hanya dapat di derita oleh orang dewasa namun juga anak-anak. Kanker sendiri merupakan penyakit di mana beberapa sel tubuh tumbuh tak terkendali dan menyebar ke bagian lain dari tubuh (NCI, 2021).Â
Menurut WHO (2018), sel kanker dapat tumbuh di hampir semua organ atau jaringan tubuh ketika sel-sel abnormal tumbuh tak terkendali, melampaui batas biasanya untuk menyerang bagian tubuh yang berdekatan dan/atau menyebar ke organ lain. Proses terakhir disebut metastasis dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker.Â
Diperkirakan setiap tahunnya di dunia terdapat 400.000 anak dan remaja berusia 0-19 tahun menderita kanker. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan olehÂ
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018 menunjukkan prevalensi di Indonesia terkait penderita kanker pada anak usia 0-14 tahun adalah 2% dari semua kejadian kanker.Â
Kasus Kanker pada anak yang sering ditemukan antara lain leukemia, kanker otak, limfoma, tumor neuroblastoma, limfoma maligna, osteosarkoma dan karsinoma nasofaring (WHO, 2021). Lain halnya pada orang dewasa, kanker sering ditemukan akibat dari gaya hidup yang tidak sehat, penyebab kanker pada anak diakibatkan adanya perubahan DNAÂ
dan kelainan mutase gen pada saat masih dalam kandungan maupun saat lahir. Hal ini dipicu oleh paparan radiasi, asap rokok, dan paparan zat kimia saat masih dalam kandungan maupun penyakit infeksi.Â
Dalam beberapa kasus kanker pada anak dapat disembuhkan apabila kanker dideteksi pada stadium dini, namun Kematian yang tidak dapat dihindari akibat kanker pada anak  disebabkan oleh kurangnya diagnosis, kesalahan diagnosis atau keterlambatan diagnosis, hambatan untuk mengakses perawatan, pengabaian pengobatan, kematian akibat toksisitas, dan kekambuhan (WHO, 2021).Â
Kurangnya pengetahuan tanda dan gejala kanker pada anak bagi pengasuh dapat penyebab terlambatnya diagnosis kanker pada anak. Selain itu, sulitnya deteksi kanker pada anak dikarenakan anak anak belum dapat mengungkapkan keluhan keluhan yang dirasakan.Â
Dampak hospitalisasi pada perkembangan psikososial anak, proses pengobatan yang panjang dan efek samping toksisitasnya juga sering menimbulkan ketidaknyaman yang dapat menjadi penghambat penyembuhan.
Kegagalan tatalaksana kanker yang memiliki prognosis buruk dan memasuki stadium terminal akan diarahkan ke tahap perawatan paliatif yang disesuaikan dengan kondisi pertumbuhan, perkembangan dan tahap psikososial anak. Dalam fase ini peran perawat akan lebih banyak terlibat dibanding pengobatan yang bersifat kuratif.Â
Perawat memiliki banyak tanggung jawab yang difokuskan pada pengurangan penderitaan pasien (Wilson et al., 2016).Fokus perawatan paliatif pada anak adalah kualitas hidup pasien yang baik pada akhir kehidupan dan Â
mengurangi rasa sakit serta penderitaan yang dialami pasien dan keluarga, mendukung pasien dalam proses kematian, memberikan pandangan bahwa kematian merupakan proses alami dalam  kehidupan, aspek psikologis dan spiritual yang terintegrasi dengan baik.Â
Maka dari itu peran dan pendekatan perawat professional dalam penanganan pasien paliatif sangat dibutuhkan baik di rumah sakit maupun di rumah atau rumah singgah (World Health Organization, 2018).Â
Proses keperawatan paliatif yang komperhensif  meliputi perawatan kebutuhan dasar, dukungan emosional, social dan spiritual untuk pasien dan keluarga pada kondisi terminal.Â
Penangan paliatif pada anak diantaranya penanganan nyeri, sesak, gelisah, cemas, kecemasan, kesedihan dan perawatan menjelang ajal termasuk perawatan berduka bagi keluarga.Â
Tindakan-tindakan keperawatan paliatif pada anak kanker stadium akhir seperti oksigenasi, perawatan luka, kebutuhan makan dan minum, personal Hygiene, eliminasi, dan mobilisasi akan sangat membantu dalam meningkatkan kualitas hidup anak. Selain itu kemampuan berkomunikasi perawat dengan anak sangat dibutuhkan.Â
Mengkomukasikan kondisi kepada anak bukanlah hal yang mudah. Prinsip komunikasi pada anak haruslah disesuaikan dengan usia perkembangan anak. Melibatkan keluarga dalam perawatan dan komunikasi menjadi focus utama dimana orangtua adalah support system terdekat bagi anak di akhir kehidupan anak.Â
Perawatan terminal pada anak diberikan dengan penuh kasih sayang, jujur kepada anak, membantu keluarga akan dukungan yang mereka butuhkan.Â
Perawat pada proses meninggalnya anak hendaknya tidak membiarkan anak meninggal dengan keadaan sendiri dan tidak nyaman dengan cara memberikan anak tempat yang nyaman dan tenang dengan orang-orang terdekat.Â
Perawatan pun tetap dilanjutkan setelah meninggalnya anak. Perawat hadir dalam mendampingi kesedihan keluarga, mendengarkan isi hati keluarga yang di tinggalkan, memberikan pemahaman bahwa proses kesedihan merupakan bagian dari perjalanan hidup sehingga keluarga dapat melanjutkan hidup dam melakukan rutinitas dengan baik.
Dalam hal ini, diharapkan peran Perawat sebagai Profesional dalam pemberian Asuhan Keperawatan Paliatif yang komperhensif terutama bagi pasien Anak Kanker.Â
Pengembangan profesi bagi setiap perawat sangatlah penting bagi pasien dan keluarga. Meningkatkan kemampuan dan giat berliterasi terkait perkembangan ilmu perawatan paliatif demi tercapainya nilai profesionalisme
 yang diharapkan dan bermanfaaat bagi perawat maupun pasien. Tantangan dan hambatan Kehadiran perawat sebagai pemberi asuhan akan dapat dihadapi dan dijalani apabila nilai caring dan empati kepada
 Pasien sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual yang unik. Jika semua perawat menanamkan nilai-nilai keperawatan, keperawatan paliatif pada anak akan berkembang, keluarga dan anak dapat merasakan manfaatnya serta profesi perawat akan kian diakui sebagai professional yang memiliki peran besar, terpercaya dan mulia di Indonesia.
Â
DAFTAR PUSTAKA
WHO (2021, December). Childhood Cancer. Juni 5, 2022
 who.int/news-room/fact-sheets/detail/cancer-in-children
Â
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. Juni 5, 2022 http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf
Â
USA National Cancer Institute. (May, 2021). Undestanding Cancer. Juni 5, 2022 (https://www.cancer.gov/about-cancer/understanding/what-is-cancer
Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. Juni 5, 2022 https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf
Wilson, K. G., Dalgleish, T. L., Chochinov, H. M., Chary, S., Gagnon, P. R., Macmillan, K.,... & Fainsinger, R. L. (2016). Mental disorders and the desire for death in patients receiving palliative care for cancer. BMJ Supportive & Palliative Care, 6(2), 170-177.
Ades, P., Keteyian, S., Balady, G., Houston-Miller, N., Kitzman, D., Mancini, D., & Rich, M. (2013). Cardiac rehabilitation exercise and self-care for chronic heart failure. JACC Heart Failure, 1(6) 540-547. doi:10.1016/j.jchf.2013.09.002.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H