Mohon tunggu...
Gadget Pilihan

"Virtual Relationship"

22 Februari 2019   20:09 Diperbarui: 22 Februari 2019   20:36 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal lain yang berhubungan dengan ketergantungan terhadap gadget yaitu perilaku konsumtif, tentu saja kuota merupakan hal yang penting untuk memperoleh koneksi internet. Apabila kita tidak bisa mengontrol penggunaan kuota dengan melakukan video call terus menerus, maka kita juga pada akhirnya akan kesulitan sendiri untuk emmenuhi kebutuhan kita yang lain. Yang kedua adalah kita tidak bisa memantau atau melihat satu sama lain, hal ini mengakibatkan salah satu pihak melakukan perselingkuhan. 

Permasalahan ini merupakan hal yang sering terjadi di dalam sebuah hubungan jarak jauh. pihak yang melakukan perselingkuhan dapat dipengaruhi oleh beebrapa hal, yaitu mereka rindu rasanya berkontak fisik langsung dengan pasangannya, lalu mereka melampiaskan hasrat itu dengan melakukannya dengan orang lain, yang kedua adanya rasa jenuh karena hanya bisa melihat pasangan melalui layar laptop ataupun ponsel, dan masih banyak hal lainnya yang dapat mengakibatkan terjadinya perselingkuhan.

Kontra selanjutnya adalah waktu, terkadang kita yang berada dalam hubungan jarak jauh tidak bisa mengatur waktu antara sekolah, kerja, keluarga dan pasangan. Kita tidak boleh menghabiskan waktu hanya dengan pasangan saja dengan alasan rindu berat atau apapun itu, sangat klasik. 

Komunikasi memang sangat penting tapi jangan lupa kalau diri kita juga mempunyai hal penting lain yang harus dilakukan. Yang ketiga adalah hilangnya kepercayaan, memang kepercayaan adalah kunci utama dalam sebuah hubungan jarak jauh. Namun, hal ini juga yang sering dilanggar oleh mereka yang menjalani hubungan. Mereka berpikiran bahwa pasangan mereka melakukan hal yang tidak diinginkan hanya karena mereka tidak bisa saling bertemu satu sama lain, hilangnya kepercayaan ini dapat mengakibatkan kandasnya suatu hubungan. Selanjutnya kebalikan dari kepercayaan, yaitu kebohongan. 

Banyak dari pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh mengatakan hal yang sebenarnya tidak terjadi di kehidupan nyata. Misalnya berbohong, meraka melakukan banyak sekali kebohongan hanya untuk meyakinkan pasangan untuk tidak terlalu khawatir. Misalnya, salah satu pihak berbohong bahwa dia berada di rumah, namun fakta yang sebenarnya si pihak itu sedang beada di suatu tempat bersama seorang spesial selain pasangan mereka sendiri. Hal ini mungkin sepele bagi si pelaku, namun jika si korban mengetahui fakta yang sebenarnya, maka sangat sulit bagi si korban untuk menaruh kepercayaan kepada si pelaku dan kemungkinan besar akan mengakibbatkan berakhirnya suatu hubungan.

 Dampak turunannya pun ada, yaitu munculnya akun-akun palsu atau anonim hanya untuk memata-matai gerak-gerik pasangan dikarenakan hilangnya rasa kepercayaan tadi. 

Cara ini sering digunakan untuk mengetes pasangan, apakah pasangan itu setia atau tidak. Keberadaan akun anonym itu secara tidak langsung juga merugikan pengguna media sosial lainnya karena ia akan menimbulkan ketidaknyamanan dan keresahan mengingat akun palsu atau anonim ini tidak memiliki identitas jelas. Hal ini berarti penanggungjawab akun tersebut pun tidak akan jelas, yang akan mempersulit pertanggungjawaban akun tersebut dalam hal bila terjadi pelanggaran-pelanggaran hokum tentunya. Hmmm bakal jadi serem kan...

Dari sedikit uraian kita diatas, tentunya udah bisa ditarik garis kesimpulannya dong gais. Keterlibatan teknologi modern dalam kehidupan sosial masyarakat, terutama dalam hal hubungan asmara itu seperti mata pisau, dia bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat sekali dalam mempermudah kehidupan kita nih kalau kita menggunakannya dengan bijak dan tidak berlebihan. 

Disamping itu, kita juga harus dapat mengendalikan diri dan dewasa dalam berhubungan yaa, karena inti dari perasaan kasih sayang ituu, ketika kita mampu memahami, mengerti pasangan kita, dan mampu menerimanya apa adanya dimanapun dan kapanpun kita dan pasangan kita berada. 

Dan yang paling penting, komitmen yang dari awal harus dijaga dengan tulus tanpa pamrih, harus saling menjaga hati sejauh apapun jarak antara kedua hati itu nih, karena kalau komitmennya saja sudah nggak kuat, yang ada hanyalah kebalikan dari analogi mata piasu tadi, akan sangat berbahaya dan merugikan bagi hubungan dengan pasangan, juga bagi kita dan pasangan kita secara personal tuh. Keep smart and be careful ya gaiss!.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun