Mohon tunggu...
IMPALA UB
IMPALA UB Mohon Tunggu... Lainnya - Unit Kegiatan Mahasiswa IMPALA UB

Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Brawijaya | Kota Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Melawan Terik Matahari Tebing Sepikul

18 Desember 2022   17:40 Diperbarui: 18 Desember 2022   17:39 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Jawa Timur banyak sekali alam bebas yang sangat menarik untuk dijelajahi. Salah satunya adalah Tebing Sepikul yang berlokasi di Desa Watuagung, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Nah, pada kesempatan kali ini Tim Spesialisasi 2 Rock Climbing AMED 45 IMPALA UB dengan 3 Anggota Biasa dan 2 Anggota Muda memilih Tebing Sepikul untuk melakukan pemanjatan.

Nama Sepikul sendiri diambil dari Bahasa Jawa yang memiliki arti satu pikulan. Tebing ini berbentuk seperti tower dengan tiga bagian yang bersampingan. Tebing Sepikul diakui sebagai tebing tertinggi di Jawa Timur yang memiliki batuan yang bagus dan pemandangan yang sangat indah saat dilihat dari ketinggian tebing. Tebing sepikul sendiri memiliki ketinggian kurang lebih 650 meter di atas permukaan laut. Karena itu tim kami memilih tebing ini.

Pada hari pertama tanggal 8 September 2022 kami melakukan mobilisasi dari Bravo Tenda menuju Kab. Trenggalek. Setibanya disana kami langsung memeriksa kondisi kendaraan dan peralatan yang ada. Setelah itu, kami memasak dan beristirahat.

Hari kedua di Sepikul kami (2 Anggota Muda dan 1 Anggota Biasa) bersiap-siap untuk melakukan pemanjatan. Sedangkan kru darat (2 Anggota Biasa) membantu tim yang manjat untuk persiapan. Kami mulai memanjat pada pukul 9 pagi dengan cuaca yang sangat panas. Setelah melakukan pemanjatan lebih dari 6 jam akhirnya kami tiba di pitch 1. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, kami memutuskan untuk flying camp di pitch 1. Setelah semua tim memeriksa kondisi alat, kami pun memasak dan beristirahat. Namun, pada pukul 4 dini hari kami diguyur hujan. Tapi tidak masalah, karena menurut kami hujannya tidak terlalu deras. 

Lanjut di hari ketiga atau hari kedua pemanjatan. Kami memulai pemanjatan hari ini pada pukul 8 pagi. Sama seperti hari sebelumnya, panas banget. Ya... rasanya ingin sekali menyerah tapi sudah setengah jalan jadi ya harus di selesaikan. Kami tim tiba di pitch 2 pada pukul 4 sore. Kita tahu, itu tidak sesuai dengan target kita namun karena cuaca yang tidak mendukung di sore hari jadi kita memutuskan untuk flying camp di pitch 2. Bener banget, baru ngobrol-ngobrol sebentar di pitch 2, kami diguyur hujan yang sangat deras. Kami menunggu hujannya agak reda untuk memasak. Di malam hari pada saat beristirahat rasanya dingin sekali dan petir dimana mana tapi kami berusaha untuk tetap tenang dan tidak panik. Sulit bagi kami untuk tidur karena kondisi yang basah dan sangat kedinginan. Itu rasanya seperti malam terpanjang yang tidak ada akhirnya.

Hari ketiga pemanjatan, kami memutuskan untuk turun karena kondisi tebing yang seperti air terjun dan masih hujan. Kami turun dengan menyambungkan tali statis dan dinamis agar pada saat tiba di pitch, kami dapat dengan mudah menarik tali untuk ke pitch yang bawah hingga tiba di ground. Pukul 9 pagi kami sudah tiba di ground dengan selamat (Alhamdulillah). 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun